Terungkap, Mata-Mata Israel Bekerja di Berbagai Media AS untuk Menulis Berita Pro-Israel, Termasuk di Google
Sejumlah mata-mata Israel terungkap bekerja di media AS untuk membuat pemberitaan yang pro-Israel.
Menurut sebuah laporan, mata-mata Israel selama ini bekerja di sejumlah kantor berita Amerika Serikat untuk mempengaruhi pemberitaan yang menguntungkan kepentingan Israel.
Pada awal Oktober lalu Barak Ravid menulis sebuah artikel di Axios berjudul "Satu Tahun Setelah Serangan 7 Oktober, Netanyahu Berada di Jalur Kemenangan," yang menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang berada di jalur kemenangan yang tak terkalahkan. Demikian bunyi laporan dari Mint Press News.
Ravid rupanya seorang mata-mata Israel yang berasal dari Unit 8200 dan tercatat masih menjadi anggota cadangan di militer Israel hingga tahun lalu.
Unit 8200 adalah organisasi mata-mata terbesar dan mungkin paling kontroversial di Israel. Organisasi ini bertanggung jawab atas banyak operasi spionase dan teror tingkat tinggi, termasuk serangan pager baru-baru ini yang melukai ribuan warga sipil Lebanon.
Bukan satu-satunya mata-mata yang bekerja di media Amerika
Mantan mata-mata Israel lainnya, Shachar Peled menghabiskan tiga tahun sebagai perwira di Unit 8200. Ia memimpin tim analis dalam pengawasan, intelijen, dan perang siber dan menjabat sebagai analis teknologi untuk dinas intelijen Israel, Shin Bet.
Peled dipekerjakan sebagai produser dan penulis oleh CNN pada 2017 dan menghabiskan tiga tahun menyusun segmen untuk acara penyiaran Fareed Zakaria dan Christiane Amanpour yang sama-sama pro-Israel. Ia kemudian bekerja untuk Google dengan menjadi spesialis media senior.
Dilansir Press TV, Tal Heinrich yang kini bekerja di media CNN, sebelumnya menghabiskan tiga tahun sebagai agen mata-mata Israel. Heinrich menjadi produser lapangan dan media berita untuk Biro Yerusalem milik CNN yang terkenal pro-Israel.
Selain itu, media The New York Times mempekerjakan Anat Schwartz, seorang mantan perwira intelijen angkatan udara Israel yang sebenarnya tidak memiliki pengalaman jurnalistik. Ia ikut menulis laporan yang terkenal dan kini didiskreditkan "Screams Without Words" yang mengklaim pejuang Hamas secara sistematis melakukan kekerasan seksual terhadap warga Israel pada 7 Oktober.
Beberapa karyawan New York Times, termasuk kolumnis bintangnya David Brooks, memiliki putra yang bertugas di pasukan Israel. Bahkan saat mereka melaporkan atau memberikan pendapat tentang wilayah tersebut, NY Times tidak pernah mengungkapkan konflik kepentingan yang mencolok ini kepada para pembacanya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti