Media Saudi Kongkalikong dengan Militer Israel dalam Perang di Gaza, Ini Deretan Buktinya
Media Saudi Al-Arabiya memuat pemberitaan yang bias pro-Israel dalam perang di Gaza.
Stasiun televisi Israel berbahasa Ibrani, Kan, melaporkan kantor berita milik pemerintah Arab Saudi, Al Arabiya, bekerja sama langsung dengan militer Israel. Media Saudi itu menerima informasi ekslusif sebagai imbalan menayangkan citra positif militer Israel kepada para pembacanya dan dunia Arab pada umumnya.
Al Arabiya didirikan pada Maret 2003 saat perang Amerika Serikat di Irak baru dimulai. Situs berita itu didirikan oleh kakak ipar Raja Saudi saat itu Raja Fahd dengan tambahan investasi dar Grup Hariri Lebanon dan investor dari Arab Saudi, Kuwait, dan sejumlah negara Teluk lainnya.
Dilansir dari the Cradle, Sabtu (21/9), laporan Kan menyebut berita-berita Al-Arabiya sangat biar pro-Israel dan itu bisa dilihat dari berita utama dan berita-berita breaking news di situs Saudi itu.
Ketika Israel membunuh Khalil al-Maqdah, pemimpin sayap militer Fatah Palestina, dalam sebuah serangan udara terhadap mobilnya di Lebanon pada 22 Agustus, Al-Arabiya melaporkan dia menjadi sosok target serangan udara Israel sebelum pihak-pihak di lapangan bisa mengindentifikasi korban serangan itu. Hal ini hanya bisa terjadi jika militer Israel memberikan informasi itu langsung kepada Al-Arabiya.
Selanjutnya Kan melaporkan, kongkalikong Al-Arabiya dengan militer Israel terlihat ketika media Saudi itu memberitakan perang di Gaza berdasarkan instruksi dari manajer mereka, Abdul rahman al-Rashid.
Memberi panggung
Meski liputan Al-Arabiya tidak jauh berbeda dengan sejumlah media Arab lainnya, namun ada sejumlah perbedaan mendasar yang diterapkan Al-Arabiya hingga memberi kesan positif bagi Israel.
Ketika sejumlah media Arab menyebut kata "tawanan" bagi sejumlah orang Israel yang ditangkap Hamas pada 7 Oktober, Al-Arabiya menggunakan kata "sandera".
Media Arab lain sering menyebut Israel sebagai "penjajah" atau "kaum Zionis" dan militer mereka sebagai "tentara penjajah" atau "pasukan penjajah Israel". Sedangkan Al-Arabiya tetap hanya menyebut "Israel" saja atau "militer Israel."
Sejumlah media Arab lain menyebut korban di pihak Palestina sebagai "syahid" sementara Al-Arabiya menyebut mereka "terbunuh".
Media Arab lain kerap menyebut istilah "perlawanan Palestina" ketika merujuk kepada Hamas. Al-Arabiya menyebut mereka hanya "gerakan Hamas" atau "organisasi Hamas."
Dalam berbagai pemberitaan Al-Arabiya, Hamas tidak ditampilkan sebagai kelompok penting atau kelompok yang cukup kuat/berpengaruh.
Agustus lalu koran Israel Haaretz juga melaporkan tentang biasnya pemberitaan Al-Arabiya yang pro-Israel. Haaretz mencatat, Al-Arabiya memberi panggung kepada juru bicara militer Israel Daniel Hagari untuk memfitnah gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon pada Juni lalu.