21 Oktober: Kelahiran Benjamin Netanyahu, Menilik Masa Kecil hingga Pro Kontra Kepemimpinannya
Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober dengan latar belakang keluarga yang menarik.
Benjamin Netanyahu merupakan salah satu tokoh internasional yang sering dibicarakan, terutama dalam beberapa bulan terakhir, di saat konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas. Bahkan, Benjamin Netanyahu tak sedikit mendapat kecaman dari berbagai presiden yang menentang tindakan genosida Israel terhadap Palestina.
Di balik kepemimpinannya yang kontroversional, Benjamin Netanyahu memiliki cerita masa kecil dan latar belakang keluarga yang menarik. Selain itu, perjalanan karir Benjamin Netanyahu juga tidak jauh dari bidang militer yang membawanya hingga menjadi perdana menteri.
-
Apa yang dituduhkan kepada Netanyahu? Langkah ini diambil atas dugaan keterlibatan Netanyahu dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama konflik di Gaza, Palestina.
-
Bagaimana Netanyahu mendapatkan rumah tersebut? Pada akhir 1959 keluarga Yahudi itu membeli rumah yang mereka tempati itu. Rumah itu kemudian diwariskan kepada dua putra mereka. Salah satu anak laki-laki mereka kemudian menjual 50 persen saham kepemilikan rumah itu. Sisa 50 persen lagi dimiliki oleh adik laki-lakinya yang bernama Benjamin Netanyahu yang kini adalah perdana menteri Israel.
-
Apa yang dituduhkan Sarah Netanyahu? Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
-
Siapa yang ditawari untuk menjadi presiden Israel? Pada 5 November 1952, setelah meninggalnya Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel, kala itu dianggap hanya ada satu penerus yang cocok, yaitu Einstein.
-
Mengapa Netanyahu memecat Gallant? Menurut pernyataan resmi Netanyahu, kepercayaan antara dirinya dan Gallant telah retak. Netanyahu mengklaim perbedaan pandangan yang signifikan tentang strategi militer telah merusak hubungan mereka dan menimbulkan dampak serius pada keamanan Israel.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Israel? Masyarakat Indonesia melontarkan kecaman keras terhadap lima kader Nahdhatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Berikut, kami rangkum sejaraha 21 Oktober kelahiran Benjamin Netanyahu, masa kecil, perjalanan karir, hingga pro kontra kepemimpinannya, bisa disimak.
Sejarah Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Pertama, akan dijelaskan sejarah kelahiran dan latar belakang keluarga Benjamin Netanyahu. Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel, dalam sebuah keluarga yang sangat berpengaruh dalam dunia politik dan akademis.
Ayahnya, Benzion Netanyahu, adalah seorang sejarawan yang ahli dalam sejarah Yahudi, khususnya tentang Inkuisisi Spanyol. Benzion dikenal sebagai seorang nasionalis Zionis yang kuat, dan pemikirannya sangat mempengaruhi pandangan politik Benjamin di kemudian hari. Ibunya, Tzila Segal, juga berasal dari latar belakang keluarga yang sangat mendukung gerakan Zionis.
Keluarga Netanyahu pindah ke Amerika Serikat pada awal 1960-an karena pekerjaan Benzion di universitas. Benjamin menghabiskan sebagian masa mudanya di Philadelphia, AS, di mana ia bersekolah dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di Cheltenham High School. Pengalaman hidup di luar negeri, terutama di AS, memberikan Benjamin wawasan yang luas tentang dunia internasional, khususnya dalam hubungan Israel-Amerika, yang kelak menjadi salah satu aspek penting dalam karier politiknya.
Keluarga Netanyahu juga memiliki sejarah militansi yang kuat. Saudara tertua Benjamin, Yonatan Netanyahu, adalah seorang komandan di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang gugur dalam Operasi Entebbe pada tahun 1976, sebuah operasi penyelamatan sandera di Uganda yang menjadi salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah Israel. Kematian Yonatan memberikan dampak mendalam pada Benjamin dan sering disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang membentuk pandangannya tentang keamanan dan pertahanan Israel.
Perjalanan Karier
Setelah mengetahui sejarah kelahiran Benjamin Netanyahu 21 Oktober, berikutnya dijelaskan perjalanan karir. Perjalanan karir Benjamin Netanyahu dimulai ketika ia bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) setelah lulus dari sekolah menengah.
Ia bertugas di unit komando elit Sayeret Matkal dan terlibat dalam beberapa operasi militer penting. Setelah menyelesaikan tugas militernya, Netanyahu melanjutkan pendidikannya di Massachusetts Institute of Technology (MIT), di mana ia memperoleh gelar sarjana di bidang arsitektur dan gelar master di bidang manajemen. Setelah menyelesaikan studinya, ia sempat bekerja di sektor swasta di Amerika Serikat sebelum kembali ke Israel pada awal 1980-an.
Netanyahu mulai memasuki dunia politik pada tahun 1984 ketika ia diangkat sebagai duta besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam perannya ini, ia menjadi tokoh internasional yang sangat vokal dalam membela Israel dan memperjuangkan kepentingan negara tersebut di forum internasional.
Kemampuannya dalam berbicara bahasa Inggris dengan fasih serta pemahaman mendalam tentang politik internasional membuatnya semakin dikenal. Pada tahun 1988, ia terpilih menjadi anggota Knesset (parlemen Israel) dari partai Likud dan segera mendapatkan posisi penting dalam pemerintahan.
Pada tahun 1996, Benjamin Netanyahu mencalonkan diri sebagai perdana menteri Israel dan berhasil memenangkan pemilu, menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah negara itu pada usia 46 tahun. Masa jabatan pertamanya berlangsung hingga tahun 1999. Setelah kalah dalam pemilu berikutnya, Netanyahu kembali berkiprah di dunia politik dan diangkat sebagai menteri keuangan pada awal 2000-an, di mana ia memperkenalkan berbagai reformasi ekonomi. Pada tahun 2009, Netanyahu kembali terpilih sebagai perdana menteri Israel dan terus menjabat selama beberapa periode berikutnya, menjadikannya salah satu perdana menteri dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Israel.
Pro Kontra Kepemimpinan
Setelah mengetahui sejarah 21 Oktober kelahiran Benjamin Netanyahu, terakhir akan dijelaskan pro kontra kepemimpinannya. Selama menjabat sebagai perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu menghadapi berbagai pro dan kontra yang signifikan, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Di satu sisi, pendukungnya memuji Netanyahu atas kebijakan keamanan yang kuat, terutama dalam menghadapi ancaman dari kelompok militan seperti Hamas dan Hezbollah. Netanyahu dikenal dengan sikapnya yang tegas dalam hal pertahanan Israel, termasuk penguatan angkatan bersenjata dan pembangunan sistem pertahanan seperti Iron Dome.
Keberhasilannya dalam mempertahankan hubungan dekat dengan Amerika Serikat, terutama selama pemerintahan Presiden Donald Trump, juga menjadi pencapaian besar, di mana kesepakatan Abraham yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab dipandang sebagai terobosan diplomatik.
Namun, Netanyahu juga menghadapi kritik keras, terutama terkait kebijakannya terhadap Palestina. Lawan politik dan aktivis hak asasi manusia menuduh Netanyahu memperburuk konflik Israel-Palestina dengan memperluas pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki, serta menolak solusi dua negara.
Tindakan ini dipandang oleh banyak pihak internasional sebagai penghalang bagi perdamaian jangka panjang. Kebijakannya yang keras terhadap Gaza dan blokade yang diterapkan terhadap wilayah tersebut juga dikritik karena menyebabkan penderitaan warga sipil Palestina, sehingga memicu kecaman dari komunitas internasional.
Di dalam negeri, Netanyahu juga menghadapi kontroversi terkait tuduhan korupsi. Sejak 2019, ia menjadi subjek penyelidikan hukum atas dugaan menerima suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, yang menyebabkan polarisasi di kalangan rakyat Israel.
Meskipun Netanyahu menyangkal semua tuduhan dan mengklaim bahwa ini adalah upaya untuk menggulingkannya dari kekuasaan, kasus ini telah memicu protes besar-besaran di Israel dan mengikis sebagian dukungannya. Meski begitu, banyak pendukungnya tetap setia, menganggap Netanyahu sebagai pemimpin yang paling mampu menjaga keamanan dan stabilitas Israel di tengah situasi regional yang tidak menentu.