Militer Israel Bikin Lubang Besar di Dekat RS Indonesia di Gaza, Puluhan Warga Palestina Dibariskan dengan Tangan Diikat dan Mata Ditutup
Pasukan Israel mengepung rumah sakit Indonesia di sebelah utara Gaza sekaligus meningkatkan serangan ke kamp pengungsi Jabaliya.
Militer Israel kemarin meningkatkan serangan ke Jabaliya, kamp pengungsi terbesar di Gaza dan ke kota-kota di sekitarnya seperti Beit Hanoun dan Beit Lahiya.
Rumah Sakit Al-Awda, Kamal Adwan dan Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya yang masih berfungsi di daerah paling utara Gaza juga diserang militer Israel kemarin.
Pasukan Israel mengepung sejumlah kamp pengungsi dan menembaki Rumah Sakit Kamal Adwan dan rumah sakit Indonesia di Beit Lahiya selama beberapa jam.
Berdasarkan video yang beredar di X, tentara penjajah Israel telah menyiapkan lubang besar di alun-alun sekitar Rumah Sakit Indonesia, dan menempatkan sekelompok pria dan anak laki-laki di depannya dengan tangan terikat dan mata ditutup.
Saksi mata yang selamat dari serangan tersebut mengatakan bahwa lantai dua dan tiga Rumah Sakit Indonesia, serta halamannya telah terkena serangan yang mengakibatkan “sejumlah korban”.
Setidaknya 40 pasien terjebak di dalam rumah sakit dan tank-tank Israel telah mengepungnya, seperti dikutip laman Aljazeera.
Aliran listrik dan layanan internet terputus akibat serangan
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan karena pengepungan militer, dua pasien unit perawatan intensif di Rumah Sakit Indonesia meninggal.
Wafa menambahkan sedikitnya 33 orang tewas termasuk anak-anak di antara sementara 85 lainnya terluka, beberapa dalam kondisi kritis, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan lebih banyak korban tewas.
Serangan tentara penjajah Israel tak hanya menewaskan dan melukai puluhan orang tetapi juga menyebabkan aliran listrik Rumah Sakit al-Awda terputus.
Muhannad Hadi, Koordinator Kemanusiaan PBB di Tepi Barat dan Jalur Gaza kemarin mengungkapkan, "Dalam dua pekan terakhir, tentara penjajah Israel telah meningkatkan tekanan pada rumah sakit-rumah sakit ini untuk dievakuasi, tetapi pasien tidak punya tempat tujuan lain."
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti