RS Indonesia di Gaza Palestina Diserang Israel, Fasilitas Hancur Staf Medis & Warga jadi Sasaran Pembunuhan
RS Indonesia di Gaza makin mencekam. Peristiwa penembakan di fasilitas kesehatan oleh Israel tersebut semakin menjadi. Berikut informasi selengkapnya.
RS Indonesia di Gaza makin mencekam. Peristiwa penembakan di fasilitas kesehatan oleh Israel tersebut semakin menjadi. Berikut informasi selengkapnya.
RS Indonesia di Gaza Palestina Diserang Israel, Fasilitas Hancur Staf Medis & Warga jadi Sasaran Pembunuhan
Mengutip kabar dari Al-Jazeera Rabu (22/11), RS Indonesia di Gaza Palestina kembali menjadi sasaran tembakan dari Israel.
RS tersebut telah dikepung Tentara Israel sejak Senin dengan membawa alutsista tempur berupa tank.
"Tembakan dari artileri terus menerus dan berkelanjutan," kata jurnalis Hani Mahmoud saat berada di lokasi.
"Staf medis telah menjadi sasaran dan dibunuh dalam serangan terbaru," lanjutnya.
Hani Mahmoud menjabarkan kondisi RS Indonesia yang hancur. Pihak staf rumah sakit juga tidak mampu mendata jenazah warga Palestina yang terbunuh di halaman RS Indonesia.
"Dalam beberapa hari terakhir kita tahu rumah sakit terpaksa menggali kuburan massal di halaman," kutip laporan tersebut.
"Hanya untuk menguburkan sejumlah besar orang yang tewas akibat pemboman dan serangan udara yang terus berlanjut terhadap rumah sakit tersebut," tambahnya.
Menurut informasi, sebanyak 6.000 orang yang menjadi pasien dari RS Indonesia. Sejak Selasa, baru 200 pasien berhasil dievakuasi dengan bantuan Palang Merah Internasional (IRC).
Mengutip laman nu.or.id, Rabu (22/11), Pemerintah RI yang diwakili Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, mengutuk keras serangan Israel ke RS Indonesia Gaza, terlebih serangan tersebut telah menewaskan sejumlah warga sipil.
"Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang telah menewaskan sejumlah warga sipil. Ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional."
kata Menlu Retno Marsudi, dikutip dari YouTube Kementerian Luar Negeri, Rabu (22/11).
Atas peristiwa keji tersebut, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal akibat serangan yang dilancarkan di kompleks rumah sakit tersebut sejak Senin (20/11) pagi waktu setempat.
Lebih lanjut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra mengatakan bahwa korban meninggal dunia akibat serangan Israel termasuk dokter dan pasien.
Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya masih belum dapat menghubungi 3 orang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Rumah Sakit Indonesia.
Guna meminta bantuan evakuasi, Retno telah mencoba menghubungi Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine (UNRWA) di Gaza untuk mengetahui situasi RS Indonesia.
Namun, sampai saat ini UNRWA juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapa pun di RS Indonesia.
"Saya juga telah berusaha menghubungi WHO dan Palang Merah Internasional namun belum mendapatkan jawaban," tegasnya.
"Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan 3 WNI tersebut. Koordinasi dengan MER-C Jakarta juga terus kita lakukan," terangnya.
"Mari kita doakan agar mereka selamat dan selalu diberi perlindungan Allah swt," pungkas Retno.
Alasan Penyerangan RS Indonesia di Gaza
Penyerangan RS Indonesia di Gaza terjadi pasca seminggu setelah RS Al-Shifa digerebek.
Terlebih RS Indonesia adalah satu-satunya fasilitas di Gaza utara yang masih aktif merawat pasien. Di lokasi itulah puluhan orang yang tewas dan terluka akibat serangan Israel dibawa ke rumah sakit tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, menjelaskan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa Israel "mengepung" rumah sakit itu.
"Kami khawatir hal yang sama akan terjadi di sana seperti yang terjadi di al-Shifa," ucapnya.
Marwan Abdallah, seorang petugas medis setempat menceritakan momen mencekam kala pasukan Israel menyerang rumah sakit.
Tank terlihat jelas dari jendela rumah sakit, sekitar 200 meter jauhnya. Penembak jitu Israel terlihat di atap rumah di dekatnya.
"Wanita dan anak-anak ketakutan. Suara ledakan dan tembakan terus terdengar," jelasnya.
Klaim berbeda keluar dari mulut juru bicara militer Israel Laksamana Daniel Hagari.
Intelijen IDF mendapat informasi bahwa Hamas memiliki jaringan terowongan di bawah rumah sakit.