500 Perwira Israel Mundur Selama 2024, Banyak Menderita Stres Karena Perang Berkepanjangan di Gaza
Angka ini dianggap mengejutkan dan dapat mengganggu rencana militer untuk meningkatkan jumlah perwira dan prajurit.
Sepanjang 2024, ratusan perwira dari militer Israel memilih untuk mengundurkan diri. Berdasarkan laporan dari Israel Hayom yang diterjemahkan situs berita Safa, sekitar 500 perwira dengan pangkat letnan kolonel memutuskan untuk mengakhiri masa tugas mereka tahun ini.
Angka ini dianggap mengejutkan dan dapat mengganggu rencana militer untuk meningkatkan jumlah perwira dan prajurit, terutama mengingat situasi perang genosida negara penjajah tersebut yang masih berlangsung di Jalur Gaza, Palestina. Dilansir Middle East Monitor, Sabtu (21/12), gelombang pengunduran diri ini dipicu beberapa faktor, salah satunya adalah berlanjutnya konflik.
"Tekanan luar biasa yang dihadapi perwira selama perang sudah tidak bisa ditanggung lagi," kata salah satu perwira yang mengundurkan diri.
"Saya merasa seperti tubuh saya diimpit oleh alat berat selama setahun terakhir."
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2025, militer diperkirakan akan mengalami kesulitan dalam hal jumlah personel.
"Krisis tenaga kerja di militer dapat dianggap sebagai ancaman strategis bagi negara Israel secara keseluruhan. Jika perwira terbaik yang bertugas permanen mundur, tidak akan ada pengganti yang memadai," jelas Israel Hayom dalam laporannya.
"Akibatnya, perwira yang kurang berpengalaman akan menggantikan mereka, yang berpotensi menyebabkan kerugian generasi. Keberhasilan tentara tidak bergantung pada tank atau pesawatnya, tetapi pada mereka yang mengoperasikannya."
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan kekuatan militer Israel di tengah ketidakpastian yang ada.
100.000 Tentara Cacat
Menurut laporan dari Kan dan Israel Hayom, militer Israel memperkirakan akan ada sekitar 100.000 tentara yang mengalami cacat pada tahun 2030 akibat cedera fisik dan psikologis. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa angka ini akan meningkat sebesar 61 persen dibandingkan dengan kondisi saat ini.
Diperkirakan sekitar 30.000 tentara akan menghadapi masalah kesehatan mental, dengan peningkatan yang mencapai 172 persen. Saluran televisi Israel tersebut juga menyampaikan anggaran untuk departemen rehabilitasi, yang pada tahun 2019 mencapai sekitar USD1 miliar, diproyeksikan akan meningkat menjadi sekitar USD3 miliar pada tahun 2030.
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah tentara yang mendapatkan perawatan di bagian rehabilitasi akan bertambah dari 62.000 pada September 2023 menjadi 100.000 pada tahun 2030, dengan peningkatan yang signifikan pada jumlah tentara yang mengalami masalah kesehatan mental yang serius.