Israel Mulai Kekurangan Tentara, Sampai Rekrut Warga Berumur 40 Tahun Lebih
Israel belum mampu mengalahkan kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Israel belum mampu mengalahkan kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Israel Mulai Kekurangan Tentara, Sampai Rekrut Warga Berumur 40 Tahun Lebih
Tentara Israel menghadapi kesulitan yang signifikan dalam menghadapi kelompok perlawanan Palestina di seluruh Jalur Gaza, seperti dilaporkan media Israel, Channel 12 pada Minggu (16/6).
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam dan kelompok perlawanan lain "masih mengobarkan perang di Jalur Gaza, dan mampu melukai tentara Israel," kata sumber-sumber militer kepada media tersebut.
Sumber-sumber itu menambahkan di kota Rafah, Gaza, khususnya di bagian selatan, tentara Israel belum mampu mengalahkan Brigade Al Qassam atau kemampuan militernya, dan Tel Aviv bisa saja mengakhiri operasi di sana tanpa mencapai tujuannya.
"Harapan Israel terhadap pertempuran di Rafah menyesatkan publik. Hamas telah berhasil membangun kembali dirinya sendiri di Jalur Gaza," ujar pengamat Israel untuk urusan Palestina, Ohad Hamo, kepada Channel 12, dikutip dari The Cradle, Senin (17/6).
Laporan media Israel tersebut bertepatan dengan pemakaman sebelas tentara Israel di seluruh Israel pada hari Minggu (16/6), yang terbunuh dalam pertempuran dengan perlawanan di Gaza.
Mereka yang dimakamkan di antaranya delapan tentara Israel yang dibakar hidup-hidup di dalam kendaraan lapis baja Namer yang dibom kelompok perlawanan Palestina di Rafah pada hari Sabtu (15/6).
Media Israel menggambarkan serangan tersebut sebagai serangan paling mematikan di Gaza sejak Januari.
Beberapa hari sebelumnya, pada 10 Juni, Brigade Al Qassam mengumumkan beberapa tentara Israel terbunuh setelah para pejuangnya meledakkan sebuah bangunan ranjau di Rafah yang berisi pasukan di dalamnya.
Ketika pertempuran berkecamuk, krisis pendaftaran anggota militer di Tel Aviv terus memburuk.
Seorang koresponden radio militer Israel, Doron Kadosh, melaporkan kemarin militer sedang mempersiapkan sebuah divisi baru untuk para prajurit yang berusia di atas 40 tahun yang akan memasuki masa pensiun untuk memenuhi "kebutuhan mendesak akan lebih banyak pasukan."
Divisi baru ini sedang dalam "tahap awal" dan akan memanggil warga Israel yang sebelumnya dibebaskan dari tugas, menurut Kadosh.
Pemerintah Israel juga telah mendukung rancangan undang-undang yang bertujuan untuk memperpanjang usia pensiun tentara meskipun mendapat tentangan dari masyarakat.
Karena "volume kematian dan luka-luka yang sangat tinggi sebagai akibat dari perang, IDF masih membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan," demikian bunyi RUU tersebut.
"Perpanjangan perintah sementara diperlukan, pada tahap ini, untuk memungkinkan IDF (pasukan penjajah Israel) tetap melayani para perwira cadangan yang tidak dapat digantikan."