Puluhan Komandan Militer Israel Terbunuh di Gaza, Kalah Lawan Hamas Saat Operasi Darat
Selain itu, hampir 600 tentara Israel juga dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka.
Selain itu, hampir 600 tentara Israel juga dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka.
Puluhan Komandan Militer Israel Terbunuh di Gaza, Kalah Lawan Hamas Saat Operasi Darat
Sejak Oktober 2023, setelah dimulainya agresi militer Israel ke Jalur Gaza, puluhan komandan militer Israel terbunuh dalam pertempuran darat dengan kelompok perlawanan Palestina.
Pada 7 Maret, radio militer Israel melaporkan pimpinan mereka yang tewas termasuk empat komandan brigade, 39 komandan peleton, 13 komandan kompi, enam letnan kolonel, dan satu perwira staf.
Media Israel juga melaporkan tujuh komandan cadangan tambahan termasuk di antara mereka yang terbunuh dan militer sedang mengambil langkah-langkah untuk mengisi kembali jajarannya.
"Kami membayar harga yang mahal dan kehilangan para pemimpin dan pejuang," kata Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevi, dikutip dari The Cradle, Jumat (8/3).
Ynet melaporkan pada 5 Maret, 586 tentara Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober, termasuk 246 orang sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober.
Lebih dari 3000 orang terluka sejak perang dimulai, dengan 475 orang di antaranya dalam kondisi parah. Ynet menambahkan, lebih dari 1.400 orang terluka sejak awal perang darat, termasuk lebih dari 300 orang luka parah.
"Sejak dimulainya perang hingga hari ini, jumlah korban yang terluka terus meningkat. Jumlah korban luka akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan karena jumlah korban baru terus berdatangan setiap harinya," kata Lembaga Asuransi Nasional Israel.
"Seluruh keluarga menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi di negara ini," tambahnya.
Laporan radio militer hari Kamis itu muncul saat militer Israel menghadapi krisis tenaga kerja akibat pengunduran diri yang massif.
Sebuah rancangan amandemen undang-undang baru yang menyerukan untuk memaksa komunitas ultra-ortodoks Israel untuk mengabdi di militer juga menyebabkan perpecahan di dalam militer dan masyarakat Israel secara keseluruhan.
Selain itu, kelompok perlawanan Palestina mengerahkan perlawanan sengit di seluruh Gaza.
Seorang sumber dari kelompok perlawanan Palestina mengatakan kepada Al-Mayadeen, tentara Israel terpaksa mundur dari Al-Zaytoun di Gaza utara.
Sebuah sumber mengatakan bahwa seragam tentara Israel yang "berlumuran darah dan koyak" tersebar di seluruh medan perang, dan bahwa lingkungan tersebut adalah "kuburan" bagi tank Merkava.
Ini membantah klaim Israel sebelumnya yang menyatakan Hamas telah dipukul mundur di Gaza utara.