FOTO: Ini Pasukan Bertopeng Tiba-Tiba Muncul di Jalur Gaza, Tindak Pedagang Pasar yang Naikkan Harga Bahan Pokok
Pasukan bertopeng ini berpatroli di pasar-pasar untuk menjaga dan mengendalikan harga bahan makanan dan kebutuhan pokok.
Pasukan bertopeng ini berpatroli di pasar-pasar untuk menjaga dan mengendalikan harga bahan makanan dan kebutuhan pokok.
FOTO: Ini Pasukan Bertopeng Tiba-Tiba Muncul di Jalur Gaza, Tindak Pedagang Pasar yang Naikkan Harga Bahan Pokok
Beberapa hari terakhir, sekelompok pria bertopeng dan bersenjata tiba-tiba muncul di Rafah, Jalur Gaza, Palestina. Mereka berpatroli di pasar-pasar untuk menjaga dan mengendalikan harga barang yang menjadi kebutuhan pokok, utamanya bahan makanan. Mohammed Abed/AFP
Pertempuran Israel dan Hamas yang berlangsung hampir lima bulan menyebabkan persediaan makanan dan kebutuhan pokok lainnya semakin menipis. Akibatnya, harga-harga di Gaza pun melonjak. Mohammed Abed/AFP
Terbatasnya persediaan kebutuhan pokok tak sebanding dengan tingginya permintaan. Hal itu menyebabkan lonjakan harga di Gaza menjadi tak terkendali. Mohammed Abed/AFP
Di tengah kondisi tersebut, tiba-tiba muncul sekelompok pria bertopeng dan berpakaian serba hitam. Mereka membawa senjata berupa pentungan atau tongkat kayu. Mohammed Abed/AFP
Mereka, yang menamakan diri sebagai 'Komite Perlindungan Publik', berpatroli di pasar-pasar untuk mengendalikan harga bahan makanan dan kebutuhan pokok. Mohammed Abed/AFP
Pasukan bertopeng ini melarang para pedagang pasar untuk mengambil banyak keuntungan dengan menaikkan harga barang dan menghukum mereka yang ketahuan mengeksploitasi kebutuhan masyarakat. Mohammed Abed/AFP
Seorang pria, yang mengaku sebagai sebagai anggota kelompok ketika dihubungi Reuters melalui telepon, mengatakan tindakan mereka diperlukan untuk menegakkan hukum dan ketertiban karena polisi tidak lagi berpatroli di jalan-jalan setelah Gaza menjadi sasaran serangan Israel. Mohammed Abed/AFP
Diketahui, Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza telah menjadi rumah bagi jutaan warga Palestina yang melarikan diri dari kehancuran di wilayah lainnya. Mohammed Abed/AFP
Sementara, agresi militer Israel di Jalur Gaza, yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina. Sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Mohammed Abed/AFP