Warga Gaza Sudah Sangat Kelaparan, Terpaksa Jarah Truk Bantuan di Perbatasan Rafah
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina semakin parah. Israel masih terus membombardir wilayah tersebut.
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina semakin parah. Israel masih terus membombardir wilayah tersebut.
Warga Gaza Sudah Sangat Kelaparan, Terpaksa Jarah Truk Bantuan di Perbatasan Rafah
-
Bagaimana Israel membuat orang Gaza kelaparan? Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) berulang kali memperingatkan kondisi kemanusiaan yang semakin menurun di wilayah tersebut, akibat Israel menutup perbatasan dan melarang masuknya bantuan ke Gaza.
-
Apa yang terjadi di Gaza? Genosida masih terus terjadi di Gaza, Palestina.
-
Kenapa warga Palestina di Gaza diserang? Serangkaian serangan demi serangan terus diluncurkan oleh tentara Israel. Akibatnya, sudah banyak warga Palestina yang meninggal dunia. Bahkan mirisnya, korban termasuk anak-anak.
-
Kenapa 96% warga Gaza mengalami kelaparan ekstrem? Laporan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menunjukkan, 96 persen populasi Jalur Gaza saat ini menghadapo 'kelaparan level ekstrem'.
-
Kapan separuh warga Gaza mengalami kelaparan fatal? Bulan lalu, laporan bersama Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan World Food Programme (WFP) mengindikasikan lebih dari setengah warga Palestina di Gaza bisa mengalami kelaparan level fatal atau berbahaya pada pertengahn Juli.
Kelaparan yang melanda warga Palestina di Rafah, Gaza, membuat mereka terpaksa menjarah truk bantuan karena krisis kemanusiaan terus memburuk setelah lebih dari dua bulan serangan Israel dan pengusiran paksa penduduk ke Gaza selatan.
Pada Minggu, puluhan warga Palestina yang kelaparan dan putus asa terlihat melompat ke truk bantuan untuk mendapatkan makanan dan pasokan lainnya di daerah Rafah, Gaza, dekat perbatasan Mesir.
Sumber: Al Jazeera
Beberapa truk bantuan dikepung oleh puluhan orang setelah melintasi penyeberangan Rafah. Beberapa truk terpaksa berhenti sebelum warga naik ke atas.
Mereka mengambil kotak makanan dan air, dan membawanya atau melemparkannya kepada kerumunan di bawah truk.
Sejumlah truk tampaknya dikawal oleh orang-orang bersenjata.
"Situasi kemanusiaan menjadi sangat menyedihkan, tidak hanya bagi penduduk kota Rafah tetapi juga bagi satu juta warga Palestina yang mengungsi di sini yang kelaparan, haus, dan trauma karena perang terus berlangsung," jelas reporter Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Rafah.
Mahmoud mengatakan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza tidak cukup dan memaksa warga Palestina untuk masuk ke "mode bertahan hidup."
"Masyarakat Palestina tidak punya apa-apa, tanpa rumah, tanpa akses makanan, tanpa air, dan tanpa persediaan medis," ujar Mahmoud.
"Jadi, adegan di perlintasan Rafah adalah respon alami: Ketika orang mati kelaparan, ketika mereka lapar, ini yang akan kita lihat terjadi," sambungnya.
PBB pekan ini memperingatkan bahwa warga Gaza sangat-sangat membutuhkan makanan sehingga memaksa mereka menghentikan truk bantuan dan langsung memakan apa yang mereka temukan.
Philippe Lazzarini, kepala UNRWA yang baru-baru ini mengunjungi Gaza, mengatakan bahwa penduduknya, yang meskipun memiliki sejarah penderitaan yang panjang dan sulit di bawah pengepungan Israel, belum pernah mengalami kelaparan seperti ini.
"Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri bahwa orang-orang di Rafah mulai memutuskan untuk mengambil makanan langsung dari truk karena sudah putus asa dan langsung memakan apa yang mereka ambil dari truk tersebut," ujar Lazzarini pada hari Kamis.
Di hari yang sama, Carl Skau, wakil kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP), mengkonfirmasi bahwa hampir separuh penduduk Gaza kelaparan, tanpa tahu dari mana makanan berikutnya datang.
WFP mengatakan setengah dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang kelaparan karena serangan militer Israel di bagian selatan enklaf ini meluas dan masyarakat terputus dari pasokan.
Rekaman drone dari Gaza selatan pada hari Minggu menunjukkan relawan dari Bantuan Darurat Gaza menyiapkan sup dalam porsi sangat besar.
Pengiriman bantuan yang masuk ke Gaza melalui Rafah, satu-satunya pintu masuk di perbatasan Mesir, hanya sebagian kecil dari bantuan sebelum konflik, meskipun kebutuhan meningkat.
Bantuan yang datang tergolong lambat dalam mencukupi apa yang diperlukan oleh penduduk Jalur Gaza karena keterlambatan dalam pemeriksaan truk.
Rafah menampung lebih dari 12.000 orang per kilometer persegi, sekitar 85 persen pengungsi di Gaza sejak serangan dimulai pada 7 Oktober.
Pada hari itu, Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel, menewaskan sekitar 1.140 orang dan menawan 240 lainnya.
Serangan Israel sejak itu telah menewaskan 18.787 orang dan melukai 50.897 lainnya, sementara ribuan diyakini terkubur di bawah reruntuhan.
Meskipun ribuan berlindung di penyeberangan, Rafah terus menjadi target serangan udara Israel.
Sebuah ledakan besar terjadi semalam di distrik Geneina di Rafah, dengan dua orang tewas dan rumah-rumah warga menjadi sasaran dan hancur, menurut laporan Mahmoud.
"Sejumlah besar korban luka telah dibawa ke rumah sakit Kuwait di sini," katanya. "Kami berbicara tentang lebih dari 50 orang terluka.”