Lembaga Internasional Sebut 96 Persen Populasi Gaza Menderita Kelaparan Level Ekstrem, Setengah Juta Orang Kondisinya Sangat Memprihatinkan
Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
-
Berapa jumlah korban genosida di Gaza? Jurnal kedokteran ternama Inggris, The Lancet memperkirakan jumlah korban kebrutalan Israel di Jalur Gaza, Palestina bisa mencapai 186.000 jiwa.
-
Bagaimana keadaan warga Gaza setelah serangan Israel? 'Situasi kemanusiaan menjadi sangat menyedihkan, tidak hanya bagi penduduk kota Rafah tetapi juga bagi satu juta warga Palestina yang mengungsi di sini yang kelaparan, haus, dan trauma karena perang terus berlangsung,' jelas reporter Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Rafah.
-
Mengapa angka korban genosida di Gaza jauh lebih besar dari data resmi? Angka ini hampir lima kali lipat lebih besar dari data resmi otoritas Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah kematian akibat genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 mencapai 38.153.
-
Siapa yang mengungkapkan kebiadaban Israel di Gaza? Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Apa yang terjadi di Gaza? Genosida masih terus terjadi di Gaza, Palestina.
Lembaga Internasional Sebut 96 Persen Populasi Gaza Menderita Kelaparan Level Ekstrem, Setengah Juta Orang Kondisinya Sangat Memprihatinkan
Laporan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menunjukkan, 96 persen populasi Jalur Gaza saat ini menghadapo "kelaparan level ekstrem". Selain itu, hampir setengah juta orang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
IPC dalam laporannya juga menyatakan, lebih dari setengah rumah tangga di Gaza telah menjual harta benda mereka untuk membeli makanan. Sepertiga populasi Gaza mengumpulkan sampah untuk dijual, sedangkan masih banyak warga lainnya yang harus terus bertahan hidup siang dan malam tanpa makanan, seperti dikutip dari The Cradle, Minggu (7/7).
Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) berulang kali memperingatkan kondisi kemanusiaan yang semakin menurun di wilayah tersebut, akibat Israel menutup perbatasan dan melarang masuknya bantuan ke Gaza.
Pada 2 Juli, UN Women, badan PBB bidang pemberdayaan perempuan melaporkan, sedikitnya 557.000 perempuan di Gaza mengalami kerentanan pangan, menyoroti para ibu dan perempuan dewasa lebih memprioritaskan memberi makan orang lain daripada diri mereka sendiri. Selain itu, para perempuan di Gaza juga menghadapi banyak tantangan dan kesulitan dalam mengakses pasokan makanan yang cukup.
Bulan lalu, laporan bersama Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan World Food Programme (WFP) mengindikasikan lebih dari setengah warga Palestina di Gaza bisa mengalami kelaparan level fatal atau berbahaya pada pertengahn Juli.
Juga pada Juni, kantor media Gaza mengungkapkan ribuan anak-anak berusia lima tahun dan di bawahnya berisiko meninggal karena kelaparan, disebabkan larangan masuknya bantuan oleh penjajah Israel.
Kantor media Gaza juga mendesak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan pengadilan internasional lainnya untuk mendakwa para penjahat perang baik itu Israel maupun pemerintah Amerika Serikat, yang terlibat dalam kejahatan perang yang secara sistematis menargetkan anak-anak.
Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.