Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput karena Kelaparan Tak Ada Makanan, Ini Dampaknya Terhadap Kesehatan
PBB memperingatkan bencana kelaparan akan segera melanda warga Gaza.
PBB memperingatkan bencana kelaparan akan segera melanda warga Gaza.
Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput karena Kelaparan Tak Ada Makanan, Ini Dampaknya Terhadap Kesehatan
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kelaparan diperkirakan akan segera melanda Gaza, yang memaksa warga Palestina untuk mengkonsumsi rumput liar sebagai sumber makanan. Dampak kesehatan pun menjadi perhatian utama.
Kekurangan bantuan, bersama dengan pengepungan dan serangan udara Israel yang tak henti, memaksa banyak warga Palestina untuk mengandalkan rumput liar sebagai makanan pokok. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan kelaparan diperkirakan akan melanda Gaza utara antara bulan Maret dan Mei.
“Kelaparan diperkirakan terjadi kapan saja antara sekarang hingga Mei 2024 di wilayah utara," cetus organisasi tersebut.
Menurut analisis baru Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) di Gaza, semua penduduk Gaza, yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa, mengalami tingkat kerawanan pangan yang "akut", sementara setengahnya mengalami kerawanan pangan yang lebih parah dan dikategorikan sebagai "bencana".
Baru-baru ini, foto sebuah keluarga Palestina di Gaza yang sedang berbuka puasa dengan rumput yang dimasak menjadi makanan beredar luas di media sosial. Gambar tersebut memicu pertanyaan tentang keamanan dan nilai gizi dari mengonsumsi rumput.
Satu keluarga di Gaza mengatakan kepada wartawan Middle East Eye, mereka terpaksa mengumpulkan rumput untuk dimasak, karena kurangnya makanan dan bantuan kemanusiaan.
Mereka bahkan berbohong kepada anak-anak mereka dengan mengatakan bahwa rumput tersebut adalah sup yang biasa mereka konsumsi.
“Kami berbohong kepada anak-anak kami dan mengatakan kepada mereka bahwa itu mulukheya,” kata mereka, mengacu pada sup rami mallow yang biasanya dimakan di Timur Tengah.
Jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif, mengonfirmasi bahwa beberapa keluarga di Gaza benar-benar memakan rumput, sering kali dengan menambahkan lemon untuk memperbaiki rasa.
Namun, penting untuk dipertimbangkan apakah rumput aman untuk dikonsumsi. Meskipun secara teknis rumput tidak beracun bagi manusia, tetapi tidak disarankan juga untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Rumput memiliki kandungan lignin dan selulosa yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan manusia, serta dapat merusak gigi karena kandungan silika yang tinggi.
Selain itu, rumput juga dapat terkontaminasi dengan pestisida dan kotoran, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, termasuk risiko kanker dan cacat lahir.
Di Gaza, rekaman video menunjukkan anak-anak kecil memetik rumput dari jalanan, menunjukkan tingkat keputusasaan masyarakat setempat. Banyak dari mereka mengalami masalah kesehatan serius, seperti diare dan dehidrasi, akibat konsumsi air yang tercemar dan makanan yang kurang bergizi.
Krisis kemanusiaan ini sebagian besar disebabkan oleh pembatasan akses bantuan kemanusiaan yang diberlakukan oleh Israel di Gaza sejak dimulainya konflik pada Oktober tahun sebelumnya.
Bantuan terbatas hanya dapat masuk ke wilayah utara Gaza, menyebabkan keputusasaan dan penderitaan yang tak terbayangkan bagi banyak warga.
"Penduduk sipil semakin putus asa. Kami telah menerima laporan tentang orang-orang yang mengonsumsi makanan hewani, termasuk jerami, dan pakan lain yang cocok untuk sapi, kambing, dan domba," kata Vincent Stehli, direktur operasi Action Against Hunger, dalam sebuah pernyataan.
“Kami telah bekerja di Gaza selama 20 tahun dan saya belum pernah melihat hal seperti ini,” Stehli memperingatkan.
“80 persen anak-anak mengidap penyakit menular; 70 persen menderita diare. Mereka tidak memiliki cukup makanan. Layanan kesehatan tidak dapat berfungsi. Ini merupakan kombinasi sempurna dari malnutrisi yang mempunyai dampak buruk. Ini hanyalah permulaan.”
“25 hingga 30 anak dirawat di rumah sakit setiap hari, dengan setengah dari mereka menderita dehidrasi dan kekurangan gizi," kata Dr Hussam Abu Safiya, kepala departemen pediatrik di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza utara.
“Satu anak, berusia dua bulan, meninggal hari ini karena dehidrasi dan kekurangan gizi. Anak-anak lain juga mengalami hal yang sama kecuali situasinya segera diatasi,” katanya.
Perang di Gaza bukan hanya mengakibatkan kehancuran fisik, tetapi juga memunculkan krisis kemanusiaan yang serius, memperburuk kondisi hidup warga Palestina yang sudah terjepit dalam konflik berlarut-larut.