Pemandu Wisata Israel Mengeluh Berbulan-Bulan Tak Ada Pendapatan karena Konflik Gaza-Israel
Konflik berbulan-bulan membuat wisatwan takut berkunjung ke Israel, pemandu wisata pun harus menahan emosi karena ini.
Konflik berbulan-bulan membuat wisatwan takut berkunjung ke Israel, pemandu wisata pun harus menahan emosi karena ini.
Pemandu Wisata Israel Mengeluh Berbulan-Bulan Tak Ada Pendapatan karena Konflik Gaza-Israel
Amit Musaei menahan rasa traumanya saat kembali ke lokasi serangan mematikan militan Gaza, Hamas, pada 7 Oktober 2023. Di hari itu, dia bersama empat orang temannya dan ribuan warga Israel tengah menikmati festival musik. Amit selamat dari serangan itu.
Lebih dari enam bulan, konflik Gaza-Israel tak kunjung berhenti membuat Amit kehilangan pekerjaan.
Dia yang berprofesi sebagai pemandu wisata harus mengigit jari manakala banyak wisatawan asing membatalkan agenda mereka karena merasa Israel tidak lagi aman. Ratusan penerbangan menuju Israel pun banyak yang dibatalkan.
Melansir Business Insider, baru awal April sedikit wisatawan mulai berdatangan ke Israel. Namun tidak banyak situs sejarah yang bisa dikunjungi Amit untuk memandu para wisatawan. Akhirnya, Amit kembali ke tempat traumanya setidaknya tiga kali seminggu.
Dia mengaku cukup kelelahan secara emosional memandu wisatawan ke tempat tersebut.
Hanya saja semua dia kerjakan demi mendapatkan beberapa ratus dolar sekaligus untuk membayar sewa rumah, menafkahi kedua anaknya, dan menghidupi anak yatim piatu teman-temannya.
“Saya berada dalam situasi di mana saya perlu mencari nafkah,” katanya kepada Business Insider. “Saya perlu menghidupi keluarga saya. Saya menganggur selama lebih dari enam bulan.”
Danny Herman, yang menjalankan tur "Danny The Digger", mengatakan baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena tekanan darah tinggi, yang dia kaitkan dengan tekanan emosional karena berulang kali mengunjungi "lokasi kematian".
“Saya tidak ada keinginan untuk menemui mereka. Tetapi saya melakukannya ketika saya menyadari bahwa jika saya ingin mencari nafkah, ini adalah satu-satunya produk yang saat ini paling banyak diminati," kata Danny.
Selama bertahun-tahun, Herman memandu wisatawan untuk perjalanan tur ke Laut Mati, Yerusalem, dan situs keagamaan dan arkeologi lainnya.
Dia mengatakan permintaan untuk tur ini praktis turun ke nol, namun dia sudah penuh dipesan untuk minggu depan dengan tur ke Amplop Gaza – wilayah Israel dalam jarak sekitar empat mil dari perbatasan Jalur Gaza.
"Hal terakhir yang saya pikir akan saya lakukan adalah tur semacam ini, yang saya sebut 'tur Holocaust'," katanya.