Serangan Udara Israel ke Kota Pelabuhan dan Pembangkit Listrik Yaman Tewaskan Sembilan Orang
Israel menargetkan Ibu Kota Sanaa, pelabuhan, dan pembangkit listrik Yaman.
Serangkaian serangan udara Israel kemarin mengguncang Ibu Kota Sanaa, Yaman dan kota pelabuhan, Hodeidah, yang mengakibatkan sedikitnya sembilan orang tewas dan yang lainnya luka-luka.
Stasiun televisi Al Masirah, melaporkan tujuh orang tewas dalam serangan Israel di pelabuhan as-Salif dan sisanya dalam dua serangan terhadap fasilitas minyak Ras Isa. Serangan agresif tersebut juga menargetkan dua pembangkit listrik pusat di selatan dan utara Sanaa.
“Musuh melancarkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan dan dua serangan yang menargetkan fasilitas minyak,” demikian laporan Al Masirah, seperti dikutip Aljazeera, Kamis (19/12).
Serangan ini juga dikonfirmasi oleh kantor berita SABA Yaman yang melaporkan bahwa empat serangan menargetkan Hodeidah, dengan dua serangan menghantam fasilitas minyak Ras Isa, menewaskan dan melukai beberapa karyawannya.
Keterlibatan AS di balik serangan Israel
Atas serangan ini, kelompok Houthi menekankan bahwa “Agresi Israel tidak akan menghalangi Yaman dan rakyat Yaman dalam melaksanakan tugas utama dan moral dalam menanggapi pembantaian massal Israel di Jalur Gaza.”
Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi mengklaimAmerika Serikat (AS) adalah bagian dari serangan Israel baru-baru ini terhadap Yaman.
“Pengeboman fasilitas sipil di Yaman 'pembangkit listrik dan pelabuhan' oleh AS-Israel mengungkap kebenaran tentang kemunafikan Barat dan membantah semua klaim kemanusiaannya,” katanya, seraya menambahkan serangan itu tidak akan menghentikan Houthi untuk mendukung Gaza.
“Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi hingga kejahatan genosida di Gaza berhenti dan makanan, obat-obatan, serta bahan bakar diizinkan masuk ke Jalur Gaza,” imbuhnya pada X.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan serangan Israel di Yaman merupakan "pelanggaran berat terhadap prinsip dan norma hukum internasional dan piagam PBB".
Tindakan Israel tersebut dilakukan “di bawah dukungan tanpa syarat dari AS. Washington adalah kaki tangan dalam pelanggaran hukum dan kejahatan geng kriminal yang menguasai Tel Aviv,” ujarnya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti