Israel Kewalahan Tangani Ribuan Tentaranya yang Cacat karena Perang di Gaza
Pemerintah Israel mengantisipasi penerimaan klaim kecacatan capai angka 20.000 sampai akhir 2024.
Pemerintah Israel mengantisipasi penerimaan klaim kecacatan capai angka 20.000 sampai akhir 2024.
Israel Kewalahan Tangani Ribuan Tentaranya yang Cacat karena Perang di Gaza
Ribuan tentara Israel mengalami cacat setelah dikerahkan menyerang Jalur Gaza, Palestina. Kini pemerintah Israel kewalahan mengatasi banyaknya tentara mereka yang terluka maupun cacat.
Media Israel, KAN melaporkan pejabat di lembaga kesehatan Israel memperingatkan bahwa negara tidak siap dengan ribuan pemukim cacat yang membutuhkan rehabilitasi dalam masyarakat Israel setelah keluar dari departemen rehabilitasi di rumah sakit.
Pada Selasa, situs web Calcalist melaporkan, militer Israel mengumumkan pihaknya mengantisipasi penerimaan lebih dari 20.000 klaim kecacatan sampai akhir 2024.
Tentara Israel yang dikerahkan ke Gaza banyak yang mengalami cacat, amputasi, dan luka bakar di berbagai bagian tubuh mereka, seperti dikutip dari laman Al Mayadeen, Kamis (25/1).
Kepala departemen rehabilitasi Kementerian Keamanan Israel menginformasikan Knesset atau parlemen Israel, lebih dari 4.500 tentara dan anggota pasukan keamanan saat ini sedang dalam perawatan akibat luka yang mereka derita. Dia juga menambahkan, sekitar 60 orang, sebagian besar tentara cadangan pria di bawah usia 30 tahun, menambah daftar harian tentara yang dirawat.
Pejabat ini juga menyebut, sejak 7 Oktober 2023, jumlah pasien yang dibawa ke pusat rehabilitasi Kementerian Keamanan naik dua kali lipat dibandingkan angka sepanjang 2022.
Media Israel sebelumnya melaporkan, data departemen tersebut memperkirakan 100.000 tentara mengalami kecacatan sampai 2030.
Al Mayadeen melaporkan, video yang dirilis kelompok Perlawanan Palestina dan Perlawanan Islam di Lebanon membuktikan jumlah kematian dan luka yang dialami pasukan penjajah Israel jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Militer Israel memberlakukan sensor terhadap liputan media tentang perang di Gaza dan operasi Hizbullah di permukiman Israel di wilayah utara Palestina yang diduduki, yang melarang media untuk melaporkan isu-isu tertentu atau menyebarkan informasi tentang isu-isu tersebut tanpa persetujuan terlebih dahulu dari militer. Di antara isu-isu tersebut adalah rincian tentang operasi militer dan intelijen Israel serta serangan roket yang menghantam situs-situs sensitif di "Israel".