Kondisi Terbaru RS Indonesia di Gaza Palestina, Benar-benar Menyedihkan
Kondisi terkini dari RS Indonesia di jalur Gaza, Palestina.
Kondisi terkini dari RS Indonesia di jalur Gaza, Palestina.
Kondisi Terbaru RS Indonesia di Gaza Palestina, Benar-benar Menyedihkan
Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina kini berhenti beroperasi.
Direktur RS Atef al-Kahlout mengumumkan, jika rumah sakit tersebut saat ini kekurangan pasokan medis dengan jumlah pasien yang melebihi kapasitas.
Kondisi rumah sakit yang berlokasi di Gaza Utara itu pun kini sangat memprihatinkan.
Para tenaga medis kewalahan menangani banyaknya korban luka akibat agresi Israel. Simak ulasannya:
Kondisi Terkini RS Indonesia
Melansir dari laman aljazeera, direktur RS Indonesia di Gaza membeberkan kondisi terkini keadaan di rumah sakit kepada seorang kontributor berita.
Saat ini, sekitar 500 pasien dikabarkan berada di rumah sakit tersebut.
Padahal, RS Indonesia itu sebenarnya hanya memiliki kapasitas untuk 140 pasien saja.
Karena itu, banyak pasien yang terluka parah berbaris di lorong-lorong karena rumah sakit mengalami over kapasitas.
"Kami tidak dapat menawarkan layanan apa pun lagi… kami tidak dapat menawarkan tempat tidur apa pun kepada pasien," kata al-Kahlout dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (17/11).
Dalam pernyataannya, al-Kahlout juga mengatakan jika ada sekitar 45 pasien membutuhkan tindakan intervensi bedah segera.
Namun, pihak rumah sakit tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka kekurangan pasokan medis.
Lingkungan Rumah Sakit Sempat Diserang
Komplek RS Indonesia di jalur Gaza itu juga sempat diserang rudal Israel beberapa waktu lalu.
Militer Israel sebelumnya menuduh RS Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah bagi Hamas.
Pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah menolak klaim tersebut.
Sejak Israel melakukan agresi militer ke daerah Gaza, setidaknya 30.000 orang Palestina terluka.
Sementara lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak.
Tak hanya itu, Israel juga membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar ke Gaza.
Banyak lembaga bantuan memperingakan Israel untuk segera menyudahi hal itu.
Sebab, dikhawatirkan akan terjadi bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.