Dokter di RS Indonesia di Gaza Menangis Dengar Kabar Keluarganya Tewas Dibom Israel
Dr Mohammad al-Ran, kepala departemen bedah di Rumah Sakit Indonesia, dan Dr Muayyad al-Ran, terkejut setelah menerima berita kematian anggota keluarga mereka.
Sebuah rekaman video yang diunggah Aljazeera di media sosial X menunjukkan momen saat dokter di Gaza, Mohammad al-Ran dan Muayyad al-Ran menerima berita tentang tewasnya anggota keluarga mereka akibat serangan udara Israel.
Dokter di RS Indonesia di Gaza Menangis Dengar Kabar Keluarganya Tewas Dibom Israel
Dr Mohammad al-Ran, kepala departemen bedah di Rumah Sakit Indonesia, dan Dr Muayyad al-Ran, terkejut setelah menerima berita kematian anggota keluarga mereka dalam serangan bom Israel, yang menargetkan rumah mereka di Gaza.
#BREAKING| Israeli jets have targeted the family of the head of surgery in the Indonesian Hospital, Mohammad Al Rann, killing them all. #Israel has been targeting the families of doctors and journalists, killing entire families. #Gaza pic.twitter.com/STnoCi28rX
— Quds News Network (@QudsNen) October 25, 2023
Dalam video itu tampak dia menangis sambil menerima kabar dari telepon. Rekan-rekannya sesama dokter dan perawat di rumah sakit tampak menemaninya dan berusaha menenangkannya saat dia menerima kabar duka itu.
Di sekelilingnya aktivitas rumah sakit tampak masih sibuk merawat para korban serangan Israel.
Sumber: Aljazeera
Sejak Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober sebagai tanggapan atas serangan Hamas, anggota keluarga dekat dari beberapa dokter di wilayah Palestina yang terkepung telah tewas.
Selama berhari-hari, pejabat kesehatan di Gaza telah memperingatkan beberapa rumah sakit tak bisa menjalankan tindakan operasi karena kekurangan bahan bakar yang tidak dipasok Israel.
Kemarin Kementerian Kesehatan di Gaza mengingatkan, semua generator listrik di rumah sakit akan berhenti berfungsi dalam waktu kurang dari 48 jam karena kekurangan bahan bakar.
"Kami memiliki waktu kurang dari 48 jam sebelum semua generator listrik di rumah sakit kehabisan bahan bakar," kata Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan dalam pernyataan singkat di Telegram.Al-Qudra menambahkan, mekanisme yang diikuti untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza "lambat dan tidak dapat mengubah kenyataan".
Pernyataan ini menekankan "sistem perawatan kesehatan telah mencapai tahap terburuk dalam sejarah." Dua hari lalu Rumah Sakit Indonesia di Gaza sempat mengalami pemadaman listrik akibat tidak ada pasokan bahan bakar untuk menjalankan generator.
Video yang beredar di internet bahkan memperlihatkan tim medis di rumah sakit menerima pasien yang dibawa oleh petugas ambulans sambil menggunakan senter.
Israel telah memutus pasokan listrik, bahan bakar, makanan, dan air ke Gaza sejak 7 Oktober lalu. Selain itu, Israel juga terus menerus membombardir Gaza, menewaskan lebih dari 5.000 orang, termasuk anak-anak.
Rumah warga sipil,, masjid, gereja, rumah sakit, dan toko-toko juga hancur dibom Israel.