Sosok Dua Firaun yang Diduga Hidup di Zaman Nabi Musa dan Disebut Dalam Alquran, Ini Identitas Mereka
Perdebatan seputar identitas firaun yang berkuasa saat zaman Nabi Musa masih menjadi misteri.

Siapa sebenarnya firaun yang hidup sezaman dengan Nabi Musa? Pertanyaan ini telah menjadi perdebatan panjang di kalangan sejarawan dan ulama selama berabad-abad. Tidak ada satu kesimpulan pun yang diterima secara universal, meskipun beberapa nama kerap muncul sebagai kandidat terkuat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Musa, seperti musibah-musibah yang menimpa Mesir dan peristiwa pembebasan Bani Israil, tercatat dalam Alquran, namun mengidentifikasi sosok firaun yang tepat berdasarkan catatan sejarah Mesir kuno terbukti sangat kompleks dan menantang.
Beberapa sumber sejarah dan tafsir keagamaan menunjuk Ramses II sebagai Firaun yang dimaksud. Kekaisarannya yang luas dan kekuasaannya yang panjang memang sesuai dengan gambaran firaun yang digambarkan dalam Alquran sebagai penguasa yang sombong dan berkuasa. Namun, penentuan ini masih jauh dari kepastian.
Perlu diingat bahwa "firaun" merupakan gelar, bukan nama pribadi, yang digunakan untuk berbagai penguasa Mesir kuno selama ribuan tahun. Perbedaan pendapat juga muncul mengenai durasi kekuasaan firaun tersebut. Ada yang berpendapat masa kekuasaannya mencapai ratusan tahun, bahkan ada yang menyebutkan sekitar 400 tahun.
Ramses II dan Merenptah
Di antara banyak kandidat yang diajukan, Ramses II dan Merenptah, putranya, seringkali disebut sebagai kandidat terkuat. Ramses II, dengan kekuasaannya yang panjang dan kekaisarannya yang megah, seringkali dikaitkan dengan gambaran firaun yang berkuasa dan sombong dalam Alquran.
Namun, kurangnya bukti konkret yang menghubungkannya secara langsung dengan peristiwa-peristiwa yang dialami Nabi Musa membuat klaim ini tetap kontroversial.
Merenptah, penerus Ramses II, juga menjadi kandidat yang sering dipertimbangkan. Beberapa ahli berpendapat, beberapa catatan sejarah Mesir kuno pada masa pemerintahan Merenptah memiliki kesamaan dengan peristiwa yang digambarkan dalam Alquran. Namun, pertimbangan ini pun masih memerlukan kajian dan bukti-bukti yang lebih kuat untuk mendukungnya.
Kompleksitas dalam mengidentifikasi firaun masa Nabi Musa terletak pada perbedaan sumber dan interpretasi. Alquran memberikan narasi yang bersifat keagamaan, sementara catatan sejarah Mesir kuno memiliki fokus dan perspektif yang berbeda. Mencari titik temu antara kedua sumber ini membutuhkan kehati-hatian dan pendekatan interdisipliner yang komprehensif.
Meskipun Ramses II dan Merenptah sering disebut sebagai kandidat terkuat, ketidakpastian tetap ada, dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap siapa firaun yang disebut dalam Alquran di zaman Nabi Musa.