Tak Pernah Kehabisan Uang, Wanita ini Sering Berwakaf dan Sedekah Miliaran Rupiah
Merdeka.com - Menyumbangkan harta di jalan Allah merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan ridho dari Tuhan. Bahkan dikatakan bahwa harta yang disedekahkan atau diwakafkan untuk kepentingan agama akan mendapatkan ganti berkali lipat.
Hal itulah yang dirasakan oleh seorang perempuan kaya bernama Hj. Siti Aisah. Ia bahkan menyumbangkan hartanya yang berjumlah miliaran rupiah dan diwakafkan kepada sebuah pesantren Al-Qur’an.
Bagaimana kisah Hj. Aisah yang rela mewakafkan uangnya miliaran rupiah? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Apa itu sedekah? 'Kita tak akan pernah merasa hidup menjadi manusia jika tak pernah merasakan berbagi. Bagikan segala yang kau punya.'
-
Apa itu sedekah jariyah? Sedekah jariyah didefinisikan sebagai sedekah yang pahalanya langgeng karena sesuatu yang disedekahkan memiliki manfaat dalam jangka waktu panjang. Selama hal yang disedekahkan itu bermanfaat, maka pahalanya akan terus sampai kepada sang pemberi sedekah.
-
Siapa yang memberikan sedekah 2 miliar? Di sisi lain, April juga kembali mendapat cibiran dan hujatan ketika ia memamerkan sang suami yang baru saja memberikan sedekah dengan nominal 2 miliar.
-
Apa saja contoh sedekah? Macam-macam sedekah tersebut antara lain sedekah Anak Yatim, Masjid, Wakaf, hingga Fakir Miskin.
-
Apa keutamaan sedekah bagi yang melakukannya? Keutamaan sedekah pertama yakni limpahan pahala yang akan digandakan oleh Allah.
-
Apa itu Zakat Fitrah? Zakat sendiri termasuk ke dalam ibadah harta (ma'liiyah) yakni bentuk realisasi dari rukun islam ketiga yang diperintahkan Allah SWT di dalam Ayat Al-Qur'an, Hadist Nabi Muhammad SAW dan ijtihad para fuqaha (ahli hukum islam).
Menyumbang Uang Miliaran Rupiah
Sebuah video yang diunggah oleh Cinta Quran TV memperlihatkan seorang perempuan kaya raya yang tidak pernah kehabisan uang untuk disedekahkan di jalan Allah. Ia adalah Hj. Aisah.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/cintaqurantv
Seorang pengusaha perempuan itu menyumbangkan uang bernilai miliaran rupiah kepada sebuah pesantren Al-Qur’an sehingga pesantren tersebut bisa berdiri dan kemudian bisa dimanfaatkan oleh para santri sebagai tempat belajar.
“Tapi ternyata, tujuh orang ada satu orang namanya Ibu Aisah dengan penampilan yang sangat sederhana berwakaf miliaran, dan sekarang pesantrennya sudah jadi,” ujar ustaz pemilik pesantren.
Digerakkan oleh Hati
Hj. Aisah mengaku bahwa sumbangan yang ia berikan kepada pesantren tersebut yang bernilai fantastis itu digerakkan oleh hati nuraninya. Dan yang menggerakkan hatinya adalah Allah.
Ia mengatakan bahwa ketika mendengarkan kajian sang ustaz dan melihat penjabarannya, sang anak mengingatkan kepada Hj. Aisah untuk memberikan sumbangan tersebut tanpa pikir panjang.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/cintaqurantv
“Yang menggerakkan hati itu Allah, saya sendiri itu anak saya ya, waktu dengerin kajian ustaz, ustaz kasih presentasi ditunjukkin ke kita bahwa dapat tanah wakaf begini-begini, saya ditepuk, mah, kejar itu ustaz. Yok kita kasih,” terang Hj. Aisah.
Selalu Merasa Bahagia
Sumbangan miliaran rupiah yang dikeluarkan oleh Hj. Aisah kepada pesantren Al-Qur’an itu ia katakan masih belum ada apa-apanya. Bahkan ia merasa bahwa itu masih sangat sedikit.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/cintaqurantv
Meskipun demikian, dari sumbangan itulah ia dapat merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Bahagia yang ia rasakan berbanding lurus dengan uang yang ia keluarkan dengan nilai yang fantastis itu.
“Tapi yang muncul bukan rasa kehilangan uang yang di(wakafkan), rasa bahagia bahwa kita bisa berbagi segitu. Itu menurut saya masih sangat kecil. Jadi rasa bahagia itulah yang tidak ternilai dari miliar tadi yang didatangkan sama Allah. Setiap kita berbagi, bahagia itu pasti hadir,” lanjut Aisah.
Berkat Didikan Orang Tua
Hj. Aisah mengatakan bahwa kemurahan hatinya untuk menyumbangkan hartanya di jalan Allah itu berkat didikan orang tuanya. Orang tuanya pernah memberikan sebuah hotel yang hendak dibeli dengan harga yang besar namun justru diberikan kepada Nahdlatul Ulama.
Meskipun orang tua Hj. Aisah selalu bersedekah di jalan Allah tapi anak-anaknya termasuk Aisah tidak diberikan fasilitas yang mewah. Mereka diminta untuk selalu berjuang agar bisa sukses di kemudian hari.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/cintaqurantv
“Orang tua saya ustaz, hotel itu mau dibeli Megawati dengan uang, dikasih sama Nahdlatul Ulama, itu contoh dari orang tua. Saya belum ada apa-apanya ustaz sama orang tua,” terang Aisah.
“Tanah di mana-mana, panggil, kasih, anaknya nggak ada yang dikasih. Anak harus berjuang, kata orang tua saya,” lanjutnya. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Haji Alimmerupakan seorang pengusaha yang sukses dan kaya raya yang sangat dikenal oleh masyarakat Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaGus Samsudin merupakan pemilik Pondok Pesantren Nurwantoro, Blitar.
Baca SelengkapnyaSeorang konglomerat asal Jawa Barat Haji Asep Wawan dahulu hidup di bawah garis kemiskinan, maka saat kaya ia bertekad tidak akan pernah putus bersedekah.
Baca SelengkapnyaSetiap jemaah masjid akan mendapat uang masing-masing 50 ribu rupiah.
Baca SelengkapnyaTak ada yang tahu dari mana datangnya keberkahan dari Tuhan.
Baca SelengkapnyaSeorang konglomerat dermawan asal Jawa Barat, Haji AW membagikan momen mesra bersama istrinya yang cantik di atas kapal.
Baca SelengkapnyaGadis asal Semarang ini bisa berangkat haji dengan uang hasil menabung sejak TK.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok nenek usia 70 tahun lebih yang tiap hari ikhlas bersihkan Masjid dan tak mau digaji.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSedekah adalah ibadah yang dicintai Allah SWT, sehingga penting mengetahui jenis atau macamnya.
Baca SelengkapnyaSetiap Jumat, ia bersedekah di Surabaya, Gresik, dan Situbondo
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca Selengkapnya