Gus Iqdam Sebut Palestina Aman, ini Fakta yang Sesungguhnya Terjadi
Gus Iqdam sebut Palestina aman hingga disorot warganet, apakah memang demikian? Ternyata ini faktanya.
Gus Iqdam sebut Palestina aman hingga disorot warganet, apakah memang demikian? Ternyata ini faktanya.
Gus Iqdam Sebut Palestina Aman, ini Fakta yang Sesungguhnya Terjadi
Beredar video pernyataan kontroversial Gus Iqdam seusai pergi ke Masjidil Aqsa dan memberikan klaim Palestina dalam kondisi aman.
Mengutip dari kanal YouTube JPproductions, Jumat (15/3) Gus Iqdam memberikan pernyataan itu di acara Ngaji Wilangan Nganjuk yang videonya diunggah pada Rabu 6 Maret 2024.
Dalam ceramah tersebut Gus Iqdam yang baru saja berkunjung ke Palestina menyebut bahwa kondisi Palestina aman-aman saja dan hanya banyak tentara Israel yang berjaga.
“Tentara Israel yang berjaga tersebut buat memastikan agar yang masuk kedalam Masjid Al Aqsa benar-benar orang islam dan bukan untuk menembak muslim."
“Kondisi di sana aman nyaman dan saya dapat beribadah di Baitul Maqdis dengan tenang, alhamdulillah saya tidak kenapa-kenapa,” ucapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Kabupaten Blitar itu pun memastikan kondisi tersebut lantaran ia bisa kembali ke Indonesia dengan kondisi selamat dan utuh.
"Di sana aman kok, orang saya saja pulangnya utuh kok,” sambungnya.
Pernyataan tersebut justru kontradiktif dengan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan.
Banyak kejadian yang dianggap jauh dari kata aman bila mengacu pada kabar berita yang beredar.
Bahkan sudah ribuan orang tewas setelah invasi yang dilakukan militer Israel ke wilayah Gaza.
Lantas fakta apa yang terjadi sebenarnya di Palestina? Apakah pernyataan Gus Iqdam bahwa Palestina aman benar-benar tepat?
Pasukan Israel Serang Umat Muslim di Masjid Al-Aqsa
Pasukan polisi Israel memukuli jamaah Palestina yang hendak masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan salat tarawih.Video kekerasan tersebut beredar di media sosial saat para polisi bersenjata Israel memukuli warga Palestina di jalan-jalan Kota Tua, saat mereka sedang berjalan menuju tempat suci untuk menghadiri salat tarawih.
Ada ratusan polisi yang mencegah ratusan orang untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa dan hanya mengizinkan wanita serta pria berusia 40 tahun ke atas bisa masuk ke masjid bersejarah tersebut.
Para jamaah yang dilarang masuk pun akhirnya hanya bisa melaksanakan salat tarawih di luar halaman kompleks masjid.
Padahal sebelumnya Pemerintah Israel telah mengeluarkan pernyataan pada 5 Maret bahwa mereka tidak membatasi jamaah Palestina yang akan beribadah selama Ramadan.
Pembatasan Ibadah Umat Muslim di Masjid Al-Aqsa
Militer Israel (IDF) memasang kawat berduri di dinding sekitar Masjid Al-Aqsa di wilayah Bab Al-Asbat, Khaberni pada Senin (11/3) kemarin.Peristiwa tersebut menjadi kali pertama sejak tahun 1967. Alasan pemasangan adalah untuk mencegah jamaah masuk ke wilayah Masjid Al-Aqsa untuk salat.
Aksi ini menjadi bagian dari pengepungan terhadap masjid tersebut selama lima bulan terakhir.
Bahkan perintah pengusiran juga telah dikeluarkan terhadap penduduk Yerusalem supaya tidak melaksanakan salat selama bulan Ramadan.
Menurut kabar, kelompok ekstremis Yahudi ingin menghancurkan serta menduduki kembali situs tersebut guna dibangun Kuil Sulaiman kuno yang mereka klaim berdiri di situs tersebut ribuan tahun yang lalu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pun sempat mengklaim bahwa Al-Aqsa adalah bagian dari Israel.
Kekerasan & Pembunuhan di Tepi Barat
Invasi Israel ke Palestina tak hanya terjadi di wilayah Gaza meski menjadi salah satu yang terparah hingga saat ini.Nyatanya wilayah lain juga mendapat serangan yang sama, salah satunya adalah di beberapa kota di Tepi Barat (West Bank).
Terbaru, serangan Israel telah menewaskan 4 orang pada Rabu (13/3) lalu. Israel menyerang beberapa lokasi di Tepi Barat.
Bahkan tentara Israel sempat menembak mati seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di kamp pengungsi Shu'fat di Yerusalem Timur pada Selasa (12/3) malam.
Aksi kekerasan yang dilakukan Israel di Tepi Barat meningkat sejak 7 Oktober 2023 lalu saat Hamas menyerang Israel.
Sampai saat ini, setidaknya ada 446 warga Palestina di Tepi Barat terbunuh. Sebagian besar karena serangan langsung dari pasukan Israel.
Selain itu total korban tewas di wilayah Gaza menyentuh angka 30 ribu lebih sejak serangan pertama pada 7 Oktober 2023 lalu.
Fakta tersebut membuktikan bahwa seluruh wilayah di Palestina tidak benar-benar aman hingga saat ini.