Kisah Haru Moeldoko, Ibunda Wafat saat Baru Naik Pangkat Sempat Minta Doa 'Tunggu jadi Panglima'
Mantan Panglima TNI, Moeldoko menceritakan kisahnya saat menjadi prajurit TNI. Ia sukses menjadi panglima berkat doa sang ibunda.
Mantan Panglima TNI, Moeldoko menceritakan kisahnya saat menjadi prajurit TNI. Ia sukses menjadi panglima berkat doa sang ibunda.
Kisah Haru Moeldoko, Ibunda Wafat saat Baru Naik Pangkat Sempat Minta Doa 'Tunggu jadi Panglima'
Moeldoko adalah mantan Panglima TNI yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan.
Sebagai salah satu pensiunan TNI, Moeldoko termasuk salah satu yang memiliki karier cemerlang. Dia lahir dari keluarga sederhana.
Moeldoko mengaku bahwa dirinya bisa sukses karena doa ibunda yang selalu mengiringi setiap langkahnya.
Salah satunya adalah saat ia menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Ia tidak pernah lupa meminta doa kepada sang ibunda agar sukses menjadi panglima. Simak ulasannya sebagai berikut.
Minta Ibu Doakan jadi Panglima
Moeldoko selalu membawa serta doa ibunya saat berkarier menjadi prajurit TNI. Ia menilai bahwa doa ibu adalah cara terbaik untuk memuluskan niat dan cita-cita semua orang termasuk Moeldoko.
Moeldoko pernah menceritakan saat ia masih Kolonel meminta doa kepada ibunya agar menjadi panglima. Ibunda Moeldoko yang saat itu sudah berumur pun mendoakan anaknya agar jadi panglima.
“Jadi waktu itu saya kolonel, kolonel menjadi bintang itu nggak tau kapan. Jadi suatu saat ibu saya ‘Moel, aku udah pingin mati, aku udah nggak tahan’ terus saya ‘jangan dulu. Tunggu saya jadi panglima’,”
ucap Moeldoko kepada ibunya.
Beberapa kali ibunda menanyakan perihal karier Moeldoko, ia selalu mengatakan agar sang ibu menantinya menjadi seorang panglima.
“Pulang lagi, cuti, 6 bulan, tanya lagi ibu saya. ‘Gimana Moel? Saya sudah nggak tahan’ saya gitu lagi. Jangan dulu, tunggu, sampai saya jadi panglima,” lanjut Moeldoko.
Ibunda Wafat saat Baru Naik Pangkat
Saat waktunya telah tiba, Moeldoko naik pangkat menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Dua minggu setelahnya sang ibunda yang sudah beberapa kali bilang tak tahan, akhirnya meninggal dunia.
“Pada saat saya menjadi Panglima Divisi 1 Kostrad ya, dua minggu dari itu saya dapat kabar ibu saya meninggal,” kata Moeldoko.
Ia menuturkan bahwa saat berbincang dengan ibunya, Moeldoko selalu bilang bahwa ia meminta ibunda untuk menunggu agar dia menjadi panglima. Tanpa menyebutkan dengan jelas apakah Panglima Kostrad atau Panglima TNI.
“Saya tidak bicara tunggu saya jadi Pangdam, saya tidak bicara tunggu saya jadi Panglima Divisi, ndak. Tapi bahasa saya tunggu saya jadi panglima. Ya mungkin doa ibu saya itulah yang mengantarkan saya menjadi Panglima TNI,”
ucap Moeldoko.