Kopda Muslimin Siapkan 400 Juta buat Habisi Istri, Tajir Abis Duit dari Mana?
Merdeka.com - Dalang kasus penembakan istri anggota TNI Rina Wulandari oleh orang tak dikenal ternyata suaminya sendiri, Kopda Muslimin. Kopda Muslimin bahkan telah menyiapkan Rp400 juta untuk mengeksekusi pembunuhan tersebut.
Tim gabungan Kepolisian dan Kodam IV Diponegoro masih melakukan penyelidikan terkait kekayaan Kopda Muslimin. Penyelidikan dilakukan karena Kopda Muslimin mampu membayar lima eksekutor untuk membunuh istrinya dengan nominal ratusan juta.
Lantas, dari mana kekayaan Kopda Muslimin tersebut? Simak informasi selengkapnya berikut ini, seperti dirangkum oleh merdeka.com dari berbagai sumber, Kamis (28/7).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Kenapa KPK geledah rumah kader PDIP? Penggeledahan itu disebut terkait dengan kasus dugaan korupsi dana hibah pokok pikiran (Pokir) Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Kasus ini sendiri merupakan pengembangan dari perkara suap yang menjerat mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
Kopda Muslimin Selalu Memandu Pembunuhan
Rina Wulandari merupakan korban penembakan di Jalan Cemara III, Banyamanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/7).
Cerita Eksekutor Tak Tega Tembak Kepala Istri TNI seperti Perintah Kopda Muslimin ©2022 Merdeka.com/Danny Adriadhi Utama
Rupanya sang suami, Kopda Muslimin turut serta dalam aksi percobaan pembunuhan tersebut. Ia memberi panduan kepada pembunuh bayaran dari jarak jauh.
S alias Babi (34), eksekutor penembakan mengungkapkan Kopda Muslimin memberikan arahan sejak perencanaan sampai eksekusi.
"Ditelepon untuk menunggu di ujung gang oleh Bang Muslimin (Kopda Muslimin)," kata S di Mapolrestabes Semarang dikutip Antara, Rabu (27/7).
Kopda Muslimin juga memberi kabar melalui telepon bahwa istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput anaknya sekolah. Eksekusi penembakan rencananya saat Rina keluar rumah.
Minta Tembak di Kepala Istri dan Dilarang Kena Anak
Istri TNI Ditembak OTK ©2022 Merdeka.com
Tapi, S mengaku sempat kehilangan jejak korban hingga akhirnya penembakan dilakukan saat pulang ke rumah.
"Skenarionya ditembak sebelum berangkat jemput ke sekolah, waktu tidak ada anaknya," paparnya.
S menambahkan, Kopda Muslimin berpesan agar menembak di bagian kepala Rina dan dilarang kena anaknya. Panduan Kopda Muslimin lantas sama disampaikan jelang tembakan kedua karena tembakan pertama belum berhasil.
"Sempat dimarahi (oleh Kopda M), disuruh tembak lagi. Kemudian balik lagi untuk tembak yang kedua kali," ungkap S.
Eksekutor Mantan Pekerja di Kopda Muslimin
Keempat pelaku tersebut masing-masing S alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan. Lalu P yang bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja.
Kemudian S dan AS alias Gondrong yang berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan itu. Satu orang lagi, pemasok senjata api.
"Kita juga ungkap penyedia senjata api, yaitu saudara Dwi Sulistiono di mana H-3 sebelum pelaksanaan kejadian, yang bersangkutan telah terjadi transaksi senjata api rakitan yang disinyalir, dengan nilai Rp3 juta," terang Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Polisi meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran untuk menghabisi Rina Wulandari, istri anggota TNI di Semarang pada tanggal 18 Juli 2022.
Pelaku S alias Babi sendiri mengaku telah cukup lama mengenal Kopda Muslimin. "Istri saya ikut kerja dengan Bang Muslimin," imbuh S.
Lima tersangka telah diringkus, sedangkan otak pelaku yang tak lain adalah suami korban, Kopda Muslimin masih buron. Kondisi korban sendiri saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Eksekutor Dijanjikan Uang dan Mobil
Lima tersangka kasus percobaan pembunuhan istri TNI ©2022 Merdeka.com
Tim gabungan Kepolisian dan Kodam IV Diponegoro masih melakukan penyelidikan terkait kekayaan Kopda Muslimin. Apalagi mengingat nominal yang ditawarkan begitu fantastis.
"Soal kekayaan masih diselidiki. Untuk senpi pasti juga dilakukan penelusuran senjata api yang digunakan pelaku," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy, Selasa (26/7).
Terkait upah yang diberikan, berdasarkan keterangan pelaku penembakan atau eksekutor telah menerima kompensasi dari Kopda M senilai Rp120 juta.
Nilai itu masih sebagian dari total upah yang dijanjikan yakni senilai Rp200 juta, serta satu unit kendaraan roda empat.
"Jadi kalau penembakan mengenai korban meninggal dunia akan diberi bonus Rp200 juta. Baru dikasih pembayaran Rp120 juta itu plus mobil Yaris. Totalnya Rp400 juta," ungkapnya.
Kopda Muslimin diketahui menghilang seusai istrinya menjadi korban penembakan. Sosoknya terakhir tampak saat mengantar istrinya ke rumah sakit. Ia juga sempat memberikan upah kepada eksekutor, tak jauh dari rumah sakit tempat korban dirawat.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK menggeledah Rumah Dinas (Rumdin) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaNilai total dari keempat unit apartemen tersebut mencapai Rp2.144.000.000.
Baca SelengkapnyaKasus korupsi yang menjerat Harvey Moeis menyebabkan kerugian negara Rp271 triliun
Baca SelengkapnyaPenyidik Kejaksaan Agung, kata Kuntadi, pihaknya bakal memeriksa siapapun yang terkait demi melancarkan pengungkapan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaHarvey Moeis, suami Sandra Dewi jadi salah satu tersangka dalam kasus megakorupsi tersebut
Baca SelengkapnyaHanya sebagian inisial tersangka yang baru disebutkan polisi.
Baca Selengkapnya