Pesan Mendalam "Sikap Pemimpin ke Rakyat" di Balik Pagelaran Wayang Ditonton Jenderal TNI- Polri
Pagelaran wayang kulit bertajuk "1 Layar 4 Dalang" diselenggarakan oleh Mahkamah Agung RI pada Jumat(25/8) lalu di halaman upacara Mahkamah Agung RI.
Pagelaran wayang kulit bertajuk "1 Layar 4 Dalang" diselenggarakan oleh Mahkamah Agung RI pada Jumat(25/8) lalu di halaman upacara Mahkamah Agung RI. Acara ini tak hanya dihadiri pejabat tinggi MA namun hadir pula Kapolri dan Panglima TNI.
Pesan Mendalam "Sikap Pemimpin ke Rakyat" di Balik Pagelaran Wayang Ditonton Jenderal TNI- Polri
Pagelaran wayang kulit tersebut diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-78 Mahkamah Agung RI yang jatuh pada 19 Agustus.
Mengangkat lakon "Semar Mbangun Khayangan", pentas wayang kulit ini tak hanya sebagai hiburan namun juga menyelipkan pesan dan makna kepemimpinan.
Dalam sebuah unggahan akun instagram @puspentni, Minggu (27/8) kemarin, terlihat juga dua sosok Jenderal TNI-polri yaitu Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Keduanya dikenal karena ketertarikannya dengan seni tradisional warisan leluhur. Bahkan Panglima TNI sempat mendapat julukan Laksamana Budayawan karena minatnya pada seni budaya. Berikut ulasannya.
Pagelaran Wayang Kulit Mahkamah Agung RI
Meramaikan ulang tahun ke-78 Mahkamah Agung Republik Indonesia, digelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk bertajuk "1 layar 4 dalang".
Pagelaran ini dilangsungkan di halaman upacara Mahkamah Agung RI, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).
Wayang kulit tersebut memainkan lakon "Semar Mbangun Khayangan" dengan menghadirkan 4 dalang dalam satu pagelaran yaitu Ki Dr Yanto, Ki MPP Bayu Aji (Mayor Laut), Ki Sri Kuncoro, dan Ki Harso Wiji Santoso.
Khayangan yang dimaksud Semar bukanlah istana megah melainkan untuk mengembalikan sikap pemimpin untuk berorientasi pada rakyatnya.Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan).
Karakter itu bertujuan untuk terciptanya negeri makmur, adil, sejahtera, dan sentosa, gemah ripah loh jinawi.
Nilai yang terkandung dalam lakon ini diharapkan dapat menjadi teladan terutama bagi generasi milenial sebagaimana yang terkandung didalam pagelaran wayang tersebut.
Dihadiri Pejabat Tinggi
Pagelaran wayang kulit itu dihadiri para pejabat tinggi negara dari beragam instansi yang berbeda.
Selain Ketua Mahkamah Agung Syarifuddin, dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, acara ini juga dihadiri oleh MenPAN RB Azwar Anas, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua MK Anwar Usman, Ketua Ombudsman Mokhammad Najih, pejabat Kementerian dan pejabat MA lainnya yang juga disaksikan secara live streaming di 906 satuan kerja MA yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tontonan kesenian ini juga terbuka untuk umum hingga tak tersedia kursi kosong di area pagelaran.
Jenderal TNI-Polri Pakai Blangkon
Memeriahkan acara tersebut, Panglima TNI dan Kapolri kompak mengenakan batik dan blangkon sebagai penutup kepala mereka.
Laksamana Yudo Margono bahkan sempat diajak naik ke panggung untuk bernyanyi bersama dengan para sinden dan tokoh pemeran.
Laksamana Yudo Margono memang sering disebut Laksamana Budayawan karena kecintaannya kepada seni budaya warisan leluhur. Sama halnya dengan Kapolri yang sempat menjadi pemeran wayang orang beberapa waktu lalu.