Potret Jemaah Umroh Backpacker, Tidur di Belakang WC Masjidil Haram Memakai Ihram
Merdeka.com - Bulan Ramadhan Masjidil Haram di Mekkah dipenuhi oleh para jemaah umroh dari berbagai negara. Mereka datang ke Masjidil Haram untuk menjalankan ibadah agar lebih baik.
Meskipun demikian, tidak jarang para jemaah umroh ini datang ke Mekkah secara backpacker tanpa menggunakan jasa travel. Mereka datang tanpa menyewa hotel dan tidur di sembarang tempat.
Seperti apa penampakan Masjidil Haram di bulan Ramadhan yang dipenuhi oleh jemaah umroh backpacker? Simak potretnya sebagai berikut.
-
Apa tradisi warga Makkah saat Masjidil Haram sepi? Tradisi ini dinamakan “Hari Khalif“ (Yaumul Khalif). Khalif artinya “kosong“. “Tujuannya agar (Masjidil) Haram tidak sepi.
-
Dimana jemaah haji tanpa izin berjalan? Lebih dari tiga perempat dari mereka yang meninggal tidak memiliki izin resmi untuk berada di sana dan berjalan di bawah sinar matahari langsung tanpa tempat berteduh yang memadai, kata kantor berita resmi Arab Saudi, SPA.
-
Di mana jemaah haji nonprosedural berada? Berdasarkan informasi awal, jemaah kini berada di Mekkah.
-
Apa yang terjadi dengan jemaah umroh? “Dengan kesepakatan bersama, jemaah menambah biaya umrah sebesar Rp6 juta. Kemudian kami menanggung dan memberi kompensasi kerugian visa baru, hotel, dan Land Arrangement alias pengaturan perjalanan para jemaah selama ibadah umrah,“ Rifai mengaku PT Amana Berkah Mandiri juga merupakan korban dari KW. Namun kondisi itu tak mengurangi profesionalitas perusahaannya untuk tidak mengecewakan jemaah.
-
Apa yang terjadi pada jemaah umrah? Ratusan jemaah umrah asal Makassar dan Surabaya terlantar selama lima hari di Mekkah Arab Saudi, akibat travel diduga menunggak pembayaran ke maskapai penerbangan.
-
Apa yang mereka lakukan saat umroh? Dalam potret tersebut, terlihat kesungguhan dan khusyuk dalam menjalankan ibadah yang suci dan penuh makna.
Masjidil Haram Penuh Jemaah Umroh
Masjidil Haram adalah masjid tersibuk di dunia, selama 24 jam umat Islam datang dari berbagai negara hanya untuk menjalankan ibadah. Mereka tidak pernah berhenti beribadah meskipun waktu sudah menunjukkan waktu dini hari.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Hal itulah yang terlihat pada sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Alman Mulyana. Di video yang menunjukkan pukul dua dini hari tersebut masih tampak puluhan ribuan jemaah yang tak menghentikan aktivitas ibadahnya di Masjidil Haram.
Para jemaah umroh yang datang untuk beribadah terdiri dari berbagai negara usia, dan jenis kelamin. Bahkan tidak jarang ditemui para jemaah yang membawa buah hati mereka yang masih berusia kanak-kanak.
Tidur di Belakang WC Masjidil Haram
Seluruh jemaah umroh backpacker tersebut datang dan menjalankan ibadah di Masjidil Haram tanpa mempunyai tempat tinggal yang jelas. Hotel-hotel di sekitar masjid sudah penuh sehingga memaksa mereka untuk tidur di sembarang tempat.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Salah satu tempat tidur yang menjadi favorit para jemaah adalah di emperan belakang WC Masjidil Haram. Di sana terlihat para jemaah sedang tidur dengan beralaskan seadanya dan masih mengenakan pakaian ihram.
“Kita sekarang mau ke belakang WC nomor 6, nah di WC nomor 6 inilah banyak orang yang backpackeran pada tidur, ya,” ucap pria dalam video.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Umroh Backpacker Hanya untuk yang Berpengalaman
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Kondisi cuaca di Arab Saudi yang tidak menentu dan luasnya Masjidil Haram di Mekkah membuat para jemaah tersebut akan mendapatkan pengalaman yang cukup menantang ketika menjalankan ibadah umroh tanpa menyewa kamar hotel.
Oleh karena itulah, umroh backpacker ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu dari segi usia, fisik, dan pengalaman. Syarat itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya mau mengedukasi teman-teman bahwa umroh backpacker itu dibutuhkan pengalaman. Stamina juga harus, karena tidur di lantai, bisa-bisa down itu nanti stamina,” lanjut pria di video tersebut. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap tenda dilengkapi dengan kasur, bantal, hingga AC
Baca SelengkapnyaSeorang haji backpaker cerita saat ia tidur di Muzdalifah dengan menggunakan alas kardus.
Baca SelengkapnyaUmat muslim mulai melakukan itikaf di masjid-masjid selama sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadan.
Baca SelengkapnyaAdapun kelompok terbang (kloter) jemaah yang tiba berasal dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan Padang (PDG).
Baca SelengkapnyaTerlihat beberapa bus yang masih terjebak dan tidak bisa bergerak, sehingga sebagian para jemaah haji memutuskan untuk berjalan kaki menuju Mina.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa waktu, Masjidil Haram justru nampak begitu sepi dan lengang.
Baca SelengkapnyaDi tengah panasnya gurun, tenda-tenda tempat wukuf di Arafah menawarkan fasilitas yang tidak hanya fungsional tetapi juga nyaman bagi para jemaah.
Baca SelengkapnyaRombongan jemaah haji asal embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) menjadi salah satu jemaah yang tiba di Arafah.
Baca SelengkapnyaPara jemaah haji terpantau memakai payung karena harus menghadapi sengatan panas dari teriknya matahari.
Baca SelengkapnyaMasjid Istiqlal dipadati umat muslim yang turut merayakan kehadiran bulan suci Ramadan dengan melaksanakan salat tarawih.
Baca SelengkapnyaMasjidil Haram pada tanggal 9 Juni 2024 atau 2 Dzulhijah 1445, mulai dipadati jutaan jemaah haji dari penjuru dunia.
Baca SelengkapnyaJemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz.
Baca Selengkapnya