Presiden AFC Ternyata Keluarga Kerajaan Bahrain, Sosoknya Berpengaruh ini Silsilahnya
Laga Timnas Indonesia vs Bahrain yang dipimpin wasit Ahmed Al Kaf membuat kecewa. Keputusan wasit dianggap berat sebelah.
Pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C putaran ketiga dipimpin oleh wasit Ahmed Al Kaf. Dalam laga yang berlangsung di National Stadium pada Jumat (11/10) dini hari WIB, Timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan Bahrain. Meskipun tertinggal lebih dulu akibat gol tendangan bebas Mohamed Marhoon di menit ke-15, Timnas Indonesia berhasil membalikkan keadaan melalui gol Ragnar Oratmangoen pada menit ke-45+3 dan Rafael Struick di menit ke-74.
Wasit memberikan tambahan waktu 6 menit karena seringnya penghentian pertandingan, tetapi hingga menit 90+6', peluit akhir belum juga dibunyikan. Kekhawatiran itu terbukti ketika Mohamed Marhoon mencetak gol lagi di menit ke-90+9, yang membuat skor menjadi imbang. Setelah kick-off dilakukan, wasit Ahmed Al Kaf akhirnya mengakhiri pertandingan. Banyak pihak, termasuk pelatih kepala Timnas Indonesia Shin Tae Yong, mengkritik keputusan tersebut dan menyatakan bahwa kepemimpinan wasit perlu diperbaiki.
Presiden AFC Ternyata Keluarga Kerjaan Bahrain
Akibat keputusan wasit, PSSI berencana mengirimkan surat protes kepada Asian Football Confederation (AFC). Namun, banyak netizen meragukan apakah protes ini akan ditanggapi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Presiden AFC saat ini adalah orang Bahrain, Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa.
Menurut laman AFC yang dikutip pada Jumat (11/10), Sheikh Salman tidak hanya dikenal sebagai Presiden AFC sejak 2013, tetapi juga merupakan anggota keluarga kerajaan Bahrain. Lahir pada 2 November 1965, Sheikh Salman telah berperan penting dalam pengembangan sepak bola di Asia, menjadikannya salah satu tokoh olahraga terkemuka di kawasan ini.
Sebagai anggota keluarga kerajaan Bahrain, Sheikh Salman adalah putra kedua dari Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, serta cucu dari Salman bin Hamad Al Khalifa I, yang memerintah Bahrain dari 1942 hingga 1961. Keterlibatan aktif Sheikh Salman dalam olahraga, khususnya sepak bola, tidak terlepas dari latar belakang politik dan pemerintahan yang dimilikinya di Bahrain.
Pernah Pimpin Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA)
Sebelum menjabat sebagai Presiden AFC, Sheikh Salman memimpin Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) dari tahun 2002 hingga 2013. Pengalaman ini mempersiapkannya untuk memimpin AFC di tengah perkembangan pesat sepak bola Asia. Selama masa kepemimpinannya, Sheikh Salman menekankan pentingnya reformasi dan transparansi dalam pengelolaan sepak bola Asia serta berjuang untuk meningkatkan kualitas kompetisi di kawasan tersebut.
Meskipun sudah lama menjabat di AFC dan kini memasuki periode keempat, latar belakangnya sebagai anggota keluarga kerajaan menambah perhatian publik terhadap kariernya. Posisi Sheikh Salman di puncak AFC memberikan kekuatan politik yang unik, mengingat kedudukannya dalam salah satu keluarga paling berpengaruh di Timur Tengah. Sebagai sosok penting dalam sepak bola Asia, Sheikh Salman terus berupaya memajukan olahraga ini sambil mempertahankan perannya sebagai anggota keluarga kerajaan yang dihormati di Bahrain.
Jejak Karier Ahmed Al Kaf, Wasit Kontroversial
Kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf menjadi sorotan dalam pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung di National Stadium pada Jumat (11/10) dini hari WIB. Timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan Bahrain. Kritikan terhadap wasit asal Oman ini muncul karena dianggap tidak adil, terutama setelah ia mengesahkan gol penyama kedudukan Bahrain di akhir babak kedua.
Banyak yang merasa kesal ketika wasit Ahmed Al Kaf tidak menghentikan pertandingan meskipun waktu sudah melebihi tambahan waktu yang ditentukan, saat Indonesia sedang unggul 1-2. Indonesia sempat tertinggal akibat gol tendangan bebas Mohamed Marhoon, namun berhasil menyamakan kedudukan melalui Ragnar Oratmangoen pada injury time babak pertama. Selanjutnya, Timnas Indonesia kembali unggul berkat gol pertama Rafael Struick di level senior.
Namun, kemenangan yang sudah di depan mata sirna setelah gol kedua Mohamed Marhoon pada injury time babak kedua. Dalam pertandingan tersebut, wasit keempat memberikan tambahan waktu enam menit. Namun, Al Kaf tidak segera menghentikan pertandingan meskipun waktu telah melewati menit ke-96. Hal ini memungkinkan Bahrain menyamakan kedudukan 2-2 lewat gol Mohamed Marhoon di menit ke-99, yang berasal dari bola silang pada sepak pojok.
Gol ini juga sempat diperdebatkan karena diduga offside dan mendapatkan tinjauan dari VAR, tetapi Al Kaf tetap mengesahkannya. Setelah pertandingan dilanjutkan, Al Kaf meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga. Beberapa pemain langsung protes kepada wasit, hingga mereka mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan Bahrain. Setelah pertandingan berakhir, banyak pendukung Timnas Indonesia mencari informasi mengenai wasit yang dianggap merugikan tim mereka.
Bahkan, akun Instagram pribadinya dilaporkan diserang oleh para penggemar, hingga dikabarkan hilang.
Berikut adalah profil lengkap wasit yang dianggap merugikan Timnas Indonesia dalam laga melawan Bahrain:
- Nama Lengkap: Ahmed Abu Bakar Said Al Kaf -
Tempat, Tanggal Lahir: Oman, 6 Maret 1983 -
Kewarganegaraan: Oman -
Debut Wasit: 2008, memimpin laga domestik di Oman -
Lisensi FIFA: 2010, untuk memimpin laga internasional -
Jumlah Pertandingan: 114 pertandingan resmi - T
otal Kartu Dikeluarkan: 343 kartu kuning, 10 kartu merah
Akun Instagram Wasit Ahmed Al Kaf Hilang
Warganet Indonesia melontarkan kritik tajam kepada Ahmed Al Kaf setelah pertandingan antara Tim Nasional (Timnas) Indonesia dan Bahrain berakhir imbang 2-2. Wasit asal Oman tersebut dianggap telah "mencurangi" Timnas Indonesia dengan keputusan yang merugikan selama laga grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 di National Stadium, Rifa, pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Di tengah situasi yang memanas, akun Instagram Al Kaf, @ahmedalkaf, tiba-tiba menghilang.
"Langsung nonaktif IG," komentar salah satu pengguna X (sebelumnya Twitter), sementara yang lain menambahkan, "Akun sudah tidak ada."
"Sudah ditutup, padahal baru mau bersilaturahmi," ujar warganet lain.
Reaksi heran dan marah tersebut tidak hanya berasal dari warganet Indonesia. Pengguna media sosial dari berbagai negara, termasuk Malaysia dan Belanda, juga mempertanyakan keputusan wasit Al Kaf yang dianggap merugikan Timnas Indonesia.
"Bagaimana Anda menjelaskan akhir pertandingan ini? Tentunya Indonesia berhak merasa dirugikan? Tambahan waktu 6 menit. Gol penyama kedudukan dicetak pada menit 90+9. Kalian pasti bercanda," tulis seorang pengguna yang diduga berasal dari Malaysia.
Tak lupa, sejumlah pengguna media sosial memberikan apresiasi kepada para pemain Timnas Indonesia yang dinilai tampil baik.
"Sebelum melanjutkan kemarahan, saya ingin memberikan apresiasi kepada pahlawan bangsa kita malam ini. Mereka mampu memberikan perlawanan melawan tim yang 50 peringkat lebih tinggi dari kita. Mereka bahkan membutuhkan bantuan dana besar untuk sekadar menahan imbang kita. Bangga! Balas di Jakarta!" ungkap seorang warganet di X.