Puisi Berantai 2 Orang Lucu, Bisa Menghibur di Waktu Senggang
Lewat kalimat sederhana, puisi berantai 2 orang lucu ini bisa mengembalikan pikiran yang kacau kembali tenang.


Puisi Berantai 2 Orang Lucu, Bisa Menghibur di Waktu Senggang
Puisi berantai 2 orang lucu menyimpan pesan yang humoris dan mampu membuat seseorang terhibur.
Lewat kalimat sederhana, puisi berantai 2 orang lucu ini bisa mengembalikan pikiran yang kacau kembali tenang.
Selain itu, puisi ini akan mengundang gelak tawa bagi siapa pun yang mendengarkan.
Puisi berantai 2 orang lucu didefinisikan sebagai gabungan dari beberapa puisi dan dibacakan oleh dua orang dengan tema atau peran yang berbeda. Para orang-orang itu secara bergantian setiap satu bait untuk membaca puisi berantai ini.
Puisi ini bahkan sekilas akan terdengar layaknya sebuah percakapan. Puisi berantai 2 orang lucu bisa dibaca di waktu senggang. Lalu seperti apa contohnya? Melansir dari beragam sumber, berikut adalah puisi berantai 2 orang lucu atau lebih:

Puisi Berantai 2 Orang Lucu
Pengemis dan Pejuang Pengemis : Terik mentari tak mampu berkompromi
Hanya demi sesuap nasi aku harus terus …
Pejuang : Bangkit pemuda-pemudi, bangkitlah untuk kejayaan negeri
Biar kata hukum tumpul ke atas dan tajam …
Pengemis : Ke bawah ngarai aku berteduh
Memegang perutku yang terus berdendang …
Pejuang : Lirih ku rapalkan doa agar tekad selalu membaja
Biar jatuh tetap teguh untuk membangun …
Pengemis : Negeri asing kini memanggil
Seiring badanku yang menggigil, mungkinkah aku akan …
Pejuang : Berakhir di sini, tekadku memang berakhir di sini
Untuk kemajuan negeri dan kejayaan tumpah …
Pengemis : Darahku terasa membeku dan aku seolah tak lagi bernyawa
Mungkin ini akhir tekadku yang gagu, mati di ngarai seorang diri

Puisi Berantai 3 Orang antara Pengamen, Preman dan Ustaz
Pengamen:
Dengarkan laguku, lagu tak merdu dari suara yang sayu, di antara batas kota yang terpuruk kudendangkan lagu untuk menemani ……
Preman:
Diriku mabuk. Mabuk oleh miras yang tak karuan rasanya. Nikmat sekali….
Ustadz:
Dosa–dosa kita seperti pasir. Amat banyak hingga tak terhitung, Hanya Allah lah yang maha pengampun. Pun seperti saya belum tentu masuk syurga, bahkan bisa menjadi penghuni neraka seperti anjing–anjing yang penuh dosa. Mari kita….
Minum bersama–sama. Aku tak mau sendirian mengecap minuman syurga. Inilah syurga dunia. Inilah….
Pengamen:
Lagu yang indah tentangku yang miskin. Yang makan dengan menyanyikan lagu, tanpa masa depan, tanpa….
Ustadz:
Iman di dada. Maka kita hanya akan menjadi orang–orang kafir. Sekarang banyak sekali manusia – manusia yang jatuh dalam lubang kenistaan. terseret arus kemunafikan, sehingga mereka lupa bahwa...
Preman:
Preman juga manusia, kami tersesat tapi kami dibiarkan. Bahkan para ustadz mengatakan kami…..
Pengamen:
Hanya pengamen jalanan. Hidup tanpa kehormatan. Tak sealim ustadz, tapi dihina serendah bajingan. Kami hanyalah,,,
Ustadz:
Pendosa yang ingin bertaubat. Mari kita bertaubat bersama–sama. Agar tidak sampai….
Preman:
Mabuk. Mabuk. Mabuk.