Satu-satunya di Indonesia, Begini Potret Museum Nyamuk di Pangandaran
Potret museum nyamuk di Pangandaran, Jawa Barat yang menjadi satu-satunya di Indonesia.
Museum merupakan tempat yang digunakan untuk mengumpulkan, merawat, dan memamerkan benda atau satwa tertentu yang kemudian bisa dijadikan sebagai bahan edukasi untuk masyarakat.
Namun, apa jadinya jika ada sebuah museum yang memiliki koleksi berupa nyamuk. Museum nyamuk yang ada di Pangandaran, Jawa Barat merupakan satu-satunya di Indonesia.
Di museum ini, pengunjung bisa melihat sekitar 38 koleksi spesial nyamuk dari 6 genus yang berbeda. Mulai dari Anopheles, Aedes aegypti, Culex, dan Toxorhynchites atau dikenal juga sebagai nyamuk vegetarian.
Selain itu, terdapat koleksi tumbuhan obat antimalaria dan tumbuhan pengusir nyamuk. Koleksi dari tiap genus nyamuk meliputi spesimen, stadium telur, larva, kepompong dan nyamuk.
Pengelola museum nyamuk, Budi Saleh mengatakan, tujuan dari didirikannya museum unik itu ialah untuk memberikan edukasi tentang bahayanya binatang kecil itu. Sehingga masyarakat tidak lagi menganggap remeh keberadaan nyamuk di sekitar rumah.
"Tujuannya itu untuk mengedukasi masyarakat bahwa intinya hewan itu mungkin enggak seberapa tapi bahayanya bisa menyebabkan kematian," kata Budi dikutip dari Youtube Antara TV Indonesia (26/9/2024).
Museum Nyamuk atau disebut juga Mosquito Museum didirikan pada tahun 2009 lalu. Ini menjadi satu-satunya museum di Indonesia yang memiliki koleksi nyamuk untuk dipamerkan.
Tujuan dibukanya Museum Nyamuk adalah sebagai wisata edukasi oleh Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Balitbangkes Kemenkes RI.
Di tempat ini, pengunjung juga bisa mempelajari dan mengenal penyakit yang disebarkan oleh nyamuk beserta cara pencegahannya.
Museum Nyamuk itu juga memiliki satu tempat khusus yang disebut sebagai ruang insectarium. Di tempat itu, pengunjung bisa melihat langsung nyamuk-nyamuk yang sengaja dipelihara untuk kepentingan penelitian.
Selain melihat koleksi berbagai jenis nyamuk, di museum ini pengunjung juga bisa menonton film yang mengungkapkan dari daur hidup nyamuk, hingga habitat dan perkembangbiakan mereka.
Jika ingin berkunjung, Museum Nyamuk dibuka setiap hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 hingga 16.00 WIB dengan harga tiket Rp7 ribu untuk dewasa dan Rp5 ribu bagi anak-anak.
Gagasan Awal Pendirian Museum Nyamuk
Dilansir dari sejumlah sumber, gagasan awal pendirian Museum Nyamuk dicetuskan oleh Sugiono ketika menjabat sebagai Kepala Loka Penelitian dan Pengembangan Penyakit Bersumber Binatang (Loka Balitbang Litbang P2B2) Ciamis.
Pendirian Museum Nyamuk merupakan hasil dari pelaksanaan lokakarya wisata ilmiah penelitian dan pengembangan kesehatan yang berlangsung pada 22–23 Juli 2004.
Lokakarya ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari perguruan tinggi di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.