Siapa Menang Jika AS Perang dengan Iran? ini Efek Buruk yang Bakal Dirasakan Dunia
Perang antara AS dan Iran akan sangat kompleks dengan banyak faktor yang memengaruhi hasilnya, termasuk strategi militer dan dukungan internasional.

Tensi hubungan antara Amerika Serikat dengan Iran Kembali panas. Diancam Presiden Donald Trump atas program nuklirnya tak membuat Iran menjadi ciut.
Negeri para Mullah itu justru menunjukkan kegarangannya. Terakhir, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) memperlihatkan penampakan kota rudal bawah tanah yang luas milik militer Iran. Dalam kota bawah tanah itu berisi ribuan rudal balistik berbahan bakar padat dan cair, termasuk model Kheibar Shekan, Qadr, Sejjil, Emad, dan Haj Qasem.
Hal ini seakan menjadi 'warning' bagi Amerika Serikat dan Israel jika berani macam-macam pada Iran. Jika akhirnya perang antara kedua negara itu meletus, siapakah yang lebih unggul?
Pertanyaan tentang siapa yang akan menang jika AS berperang melawan Iran adalah pertanyaan yang kompleks dan tidak memiliki jawaban pasti. Meski di atas kertas AS unggul dari segi militer atas Iran, hasil peperangan akan bergantung pada banyak faktor, termasuk strategi militer masing-masing negara, dukungan internasional, dan bahkan faktor tak terduga.
AS memang memiliki keunggulan signifikan dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan, termasuk anggaran pertahanan yang jauh lebih besar dan teknologi militer yang lebih canggih.
Namun, Iran memiliki beberapa keunggulan strategis, seperti kemampuan untuk melakukan perang asimetris, memanfaatkan jaringan proxy, dan memanfaatkan medan perang yang kompleks di wilayah tersebut.
Perang antara AS dan Iran juga akan memiliki konsekuensi global yang luas dan tidak dapat diprediksi. Ini dapat memicu ketidakstabilan regional yang signifikan, berdampak pada harga minyak global, dan berpotensi melibatkan negara-negara lain dalam konflik. Berikut ulasannya.

Perbandingan Kekuatan Militer AS dan Iran

AS memiliki kekuatan militer yang sangat kuat dengan 1,39 juta personil militer aktif dan anggaran pertahanan lebih dari USD 761 miliar. Sementara itu, Iran memiliki 575.000 personil militer aktif dengan anggaran pertahanan sekitar USD 5,5 miliar. Dalam hal angkatan udara, AS memiliki 1.914 pesawat tempur, sedangkan Iran memiliki sekitar 196 pesawat tempur.
AS juga memiliki keunggulan dalam angkatan darat dengan 5.500 tank dan lebih dari 300.000 kendaraan lapis baja. Iran memiliki sekitar 4.070 tank dan lebih dari 69.000 kendaraan lapis baja. Dalam angkatan laut, AS memiliki 11 kapal induk, sedangkan Iran tidak memiliki kapal induk.
Iran, meskipun memiliki kekuatan militer yang lebih kecil, telah mengembangkan kemampuan untuk melakukan perang asimetris dan memanfaatkan jaringan proxy. Hal ini dapat menjadi keunggulan strategis dalam konflik yang kompleks.
Konsekuensi Global dari Perang AS-Iran

Perang antara AS dan Iran akan memiliki dampak yang luas dan tidak dapat diprediksi. Konflik ini dapat memicu ketidakstabilan regional yang signifikan, terutama di Timur Tengah. Harga minyak global juga berpotensi meningkat karena Iran adalah salah satu produsen minyak utama di dunia.
Perang ini juga berpotensi melibatkan negara-negara lain, seperti Israel dan negara-negara Arab lainnya. Selain itu, konflik ini dapat memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut dan memberikan peluang bagi kelompok-kelompok seperti ISIS untuk memperluas pengaruh mereka.
Di samping itu, perang ini juga dapat mempengaruhi hubungan internasional secara lebih luas, termasuk hubungan AS dengan negara-negara lain seperti Rusia dan Tiongkok. Oleh karena itu, upaya diplomasi dan pencegahan konflik sangat penting untuk dilakukan.
Strategi Militer dan Dukungan Internasional

Strategi militer AS dalam menghadapi Iran mungkin akan melibatkan serangan udara dan laut untuk menghancurkan infrastruktur militer Iran. Namun, Iran dapat membalas dengan serangan asimetris melalui jaringan proxy dan operasi militer di wilayah-wilayah yang strategis.
Dukungan internasional juga akan memainkan peran penting dalam konflik ini. AS mungkin akan mendapatkan dukungan dari sekutu-sekutunya seperti Israel dan negara-negara Arab lainnya. Sementara itu, Iran dapat memperoleh dukungan dari negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok.
Peran organisasi internasional seperti PBB juga sangat penting dalam mencegah eskalasi konflik. Upaya diplomasi dan mediasi dapat membantu mengurangi ketegangan dan mencari solusi damai bagi konflik ini.