Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Ketahui Tradisi yang Dilakukan Umat Hindu
Merdeka.com - Ucapan hari Raya Galungan dan Kuningan bisa Anda berikan kepada kerabat atau teman yang merayakannya. Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah salah satu peringatan hari besar keagamaan bagi umat Hindu.
Dalam kalender Masehi, Hari Raya Galungan dan Kuningan ini dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun. Bagi umat Hindu, perayaan Hari Raya ini untuk memperingati terciptanya alam semesta dan seisinya.
Hari Raya Galungan dirayakan setiap enam bulan Bali (210 hari), yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan. Tahun 2023 ini, Hari Raya Galungan Galungan dirayakan pada tanggal 4 Januari dan 2 Agustus.
-
Mengapa umat Hindu merayakan Galungan? Hari Raya Galungan dan Kuningan ini merupakan wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Bagaimana umat Hindu merayakan Galungan? Ini menjadi momen bagi umat Hindu yang ada di Indonesia untuk melakukan upacara ritual yang dapat memberikan kedamaian hati.
-
Apa yang dirayakan di Hari Raya Galungan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
-
Bagaimana cara merayakan Galungan? Umat Hindu yang merayakan Galungan akan mendatangi Pura guna melakukan persembahyangan.
-
Kapan Hari Raya Galungan dirayakan? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan akan dirayakan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
-
Kapan Hari Raya Galungan tahun ini? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023.
Berikut kumpulan ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan, beserta tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu dilansir dari berbagai sumber, (3/1/2023):
Hari Raya Galungan dan Kuningan
Hari Raya Galungan diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Hari Galungan adalah momen untuk memperingati terciptanya alam semesta. Sebagai ucapan syukur, umat Hindu kemudian akan memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara.
Sedangkan Hari Raya Kuningan diperingati umat Hindu untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa Bhatara, dan para Pitara. Hari Raya Kuningan juga kerap disebut Tumpek Kuningan.
Jarak antara perayaan Galungan dan Kuningan adalah 10 hari. Perhitungan perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan berdasarkan kalender Bali.
Hari Raya Galungan dirayakan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan. Sementara Hari Raya Kuningan dirayakan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan. Berikut perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023:
Selain itu ada sederet tanggal lain termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023 yang ditetapkan sebagai hari libur dan dispensasi, yaitu:
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 422.3/15315/PK/BKPSDM tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2023, tanggal di atas ditetapkan sebagai hari libur dan dispensasi bagi umat Hindu di Bali.
Tradisi Umat Hindu Selama Galungan dan Kuningan
©2022 Liputan6.com/Johan Tallo
Dalam perayaan Galungan, masyarakat Hindu di Bali biasanya melakukan berbagai aktivitas yang spesial dan dilakukan secara khusus. Perayaan Galungan dimulai dengan persembahyangan di rumah masing-masingKemudian dilanjutkan ke pura keluarga lebih besar seperti Pemerajan Agung, Dadia, Pura Ibu, Panti, Pura Banjar dan ke Kahyangan Tiga atau Pelinggih-pelinggih di tempat usaha.Di hari yang suci ini, masyarakat Bali yang merayakan Galungan akan mengenakan pakaian adat yang didominasi dengan warna putih sambil membawa sesaji di atas kepala mereka. Bagi umat Hindu yang memiliki anggota keluarga berstatus mapendem atau sudah meninggal atau biasa disebut masyarakat Bali dengan Makingsan di Pertiwi, maka mereka harus membawakan benten ke pemakaman.
Upacara Sebelum Galungan
Perayaan Hari Raya Galungan juga dibarengi dengan upacara keagamaan lainnya, seperti Hari Tumpek Wariga (Pengatag) yang dilaksanakan 25 hari sebelum perayaan hari Galungan. Kemudian ada juga ritual Kliwon Wuku Wariga, di mana umat Hindu melakukan persembahan kepada Sang Hyang Sangkara. Ciri khas Hari Raya Tumpek Pengatag dengan menghaturkan persembahan berupa bubur (bubuh) beraneka warna, seperti bubur warna putih, kuning, merah, dan hijau. Rangkaian upacara berikutnya dinamakan Sugihan Jawa yang dilaksanakan enam hari sebelum Hari Raya Galungan. Sugihan Jawa berasal dari kata sugi yang berarti menyucikan, sedangkan Jawa atau jaba berarti di luar. Kemudian lima hari sebelum Galungan digelar upacara Sugihan Bali yang memiliki makna membersihkan diri manusia baik jiwa dan raga. Lalu, tiga hari sebelum Hari Raya Galungan diadakan Pahing wuku Dungulan atau dikenal juga sebagai Hari Penyekeban.Kemudian, dua hari sebelum Hari Raya Galungan ada upacara Penyajaan, di mana umat Hindu harus benar-benar memantapkan diri dalam pelaksanaan upacara. Lalu, tepat sehari sebelum Hari Raya Galungan dikenal dengan Penampahan Galungan. Dalam prosesi ini, umat Hindu menyembelih babi sebagai simbolis membunuh nafsu binatang yang berada dalam diri manusia, dan digunakan sebagai perlengkapan upacara keagamaan.
Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan
1. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu yang merayakan."2. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, Tahun Baru Saka 1944. Semoga ajaran Dharma selalu menjadi penuntun untuk meraih keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup."3. "Selamat Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan bagi saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang merayakan."4. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan rahmat dan anugerahnya kepada seluruh umat."5. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga kebahagiaan dan kedamaian datang dari segala penjuru, serta kita semua menemukan keberkahan."6. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan untuk umat Hindu. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa ngicenin kerahayuan ring sajeroning umat."7. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Mari kita menyambut hari kemenangan Dharma atas Adharma dengan hati yang suci, pikiran yang bersih, dan perbuatan yang baik."8. "Selamat Hari Suci Galungan. Semoga kita bisa menemukan kerahayuan atas berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa."9. "Kepada seluruh umat Hindu di manapun berada, selamat Hari Raya Galungan. Kita #JagaBudayaNusantara dan #JagaNKRI, karena kita yakin akan kemenangan Dharma."10. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan 1944 Caka/2022 M. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa ngicening kerahayuan."11. "Selamat merayakan rangkaian Hari Suci Galungan dan Kuningan bagi teman-teman umat Hindu. Semoga membawa keberkahan dan kebahagiaan."12. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesejahteraan dan keselamatan pada kita semua."13. "Untuk teman-teman yang beragama Hindu. Selamat memperingati Hari Suci Galungan. Di hari yang penuh Dharma ini, mari kita selalu menyebarkan kebaikan kepada semua umat agar bumi jauh dari mara bencana."14. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga makna kemenangan Dharma atas Adharma dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari."15. "Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan untuk para sahabatku umat Hindu Bali. Rahayu."
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain sebagai ungkapan rasa syukur, ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini juga berisi harapan baru untuk masa depan yang penuh kebaikan dan perdamaian.
Baca SelengkapnyaGalungan adalah Hari Raya penuh makna kebaikan bagi umat Hindu.
Baca SelengkapnyaMemberi hampers menjadi cara unik untuk mendukung pengrajin lokal Bali.
Baca SelengkapnyaHari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali menggunakan perhitungan kalender Bali.
Baca SelengkapnyaRatusan Umat Hindu berkumpul di Pura Cinere untuk mengikuti prosesi Tawur Agung Kesanga.
Baca SelengkapnyaHari Raya Galungan menjadi momen peringatan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).
Baca SelengkapnyaKata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa bisa diucapkan saat halal-bihalal kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
Baca SelengkapnyaDi pelosok Pegunungan Serayu Selatan, Kabupaten Banyumas, ada sebuah desa yang mayoritas warganya menganut agama Hindu
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca Selengkapnya