2 Agustus Peringati Hari Raya Galungan, Pahami Maknanya
Galungan adalah Hari Raya penuh makna kebaikan bagi umat Hindu.
Galungan adalah Hari Raya penuh makna kebaikan bagi umat Hindu.
2 Agustus Peringati Hari Raya Galungan, Pahami Maknanya
Galungan merupakan salah satu hari raya yang diperingati di Indonesia, khususnya diperingati oleh masyarakat beragama Hindu. Perayaan ini umumnya banyak dilakukan di daerah Bali, mengingat Hindu merupakan agama mayoritas bagi masyarakat Pulau Dewata. Pada tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023. Ini menjadi momen bagi umat Hindu yang ada di Indonesia untuk melakukan upacara ritual yang dapat memberikan kedamaian hati. Peryaaan ini juga memberi kesempatan bagi masyarakat Hindu untuk melakukan introspeksi diri. Bukan hanya itu, peringatan Hari Raya Galungan juga memiliki makna khusus yang penting untuk diketahui. Bukan hanya bagi umat Hindu, tetapi masyarakat Indonesia secara umum. Dengan pengetahuan ini, maka akan meningkatkan sikap dan rasa toleransi terhadap sesama umat beragama. Bahwa setiap peringatan keagamaan masing-masing penganutnya patut untuk dihargai dan dihormati. Ini juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang budaya dan keragaman Indonesia. Dari berbagai sumber, berikut makna peringatan Hari Raya Galungan dan Tradisinya, bisa di simak.Tradisi Hari Raya Galungan
Sebelum mengetahui makna Hari Raya Galungan, perlu diketahui tradisi apa saja yang dilakukan masyarakat Hindu saat merayakan peringatan ini.
-
Kapan Hari Raya Galungan dirayakan? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan akan dirayakan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
-
Apa yang dirayakan di Hari Raya Galungan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
-
Bagaimana cara merayakan Galungan? Umat Hindu yang merayakan Galungan akan mendatangi Pura guna melakukan persembahyangan.
-
Mengapa umat Hindu merayakan Galungan? Hari Raya Galungan dan Kuningan ini merupakan wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Apa makna Galungan? Hari Raya Galungan sendiri dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali dengan menggunakan perhitungan kalender Bali yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
-
Apa yang dirayakan di bulan Agustus? Agustus bukan hanya sekadar bulan dalam kalender, tetapi juga simbol dari perjuangan, kebanggaan, dan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.
Perang Jampana Tradisi berikutnya yaitu Perang Jampana. Konon, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1500. Dalam tradisi ini, umat Hindu mengusung tandu yang berisi sesajen dan simbol Dewata. Puncaknya dilakukan atraksi saling dorong antar warga untuk membawa tandu sambil diiringi pukulan gong baleganjur.
Grebek Mekotek Selanjutnya ada tradisi Grebek Mekotek. Ini adalah tradisi yang dilakukan dengan kayu sepanjang 2,5 meter, sebelumnya telah dikupas kulitnya, kemudian digunakan untuk menggantikan peran tombak. Biasanya penduduk yang mengikuti tradisi ini dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu dipilih salah satu dari masing-masing kelompok untuk memberi komando dari puncak piramida tumpukan kayu.
Ngurek Tradisi lainnya ada Ngurek. Tradisi Ngurek atau dikenal juga dengan sebutan Ngunying, merupakan tradisi yang mirip seperti kesenian debus. Orang yang melakukan tradisi ini akan menusuk dirinya dengan keris, tombak, atau pisau. Dengan kekuatan magis, orang tersebut biasanya tidak merasakan sakit apapun.
Memunjung Terakhir adalah tradisi Memunjung. Ini merupakan tradisi mengunjungi dan membawa sesajen ke kuburan orang yang sudah meninggal. Biasanya tradisi ini dilakukan setelah selesai melakukan sembahyang di pura pada Hari Raya Galungan. Tradisi ini berangkat dari kepercayaan, bahwa orang yang sudah meninggal jika belum dilakukan Ngaben, maka rohnya masih berada di area kuburan.
Makna Hari Raya Galungan
Setelah mengetahui beberapa tradisi masyarakat Hindu saat Hari Raya Galungan, berikutnya akan dijelaskan makna dari perayaan ini.
Galungan dapat dikatakan sebagai suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spiritual agar umat manusia bisa membedakan dharma (kebenaran) dan adharma (kejahatan). Upacara Galungan juga menjadi simbol bahwa manusia selalu bisa menegakkan dharma di atas adharma. Diawali dengan Penampahan Galungan yang melambangkan upaya membunuh sifat-sifat kebinatangan pada diri manusia. Tradisi ini dilakukan dengan penyembelihan babi sebagai binatang korban.Kemudian, sehari setelah Hari Raya Galungan masyarakat Hindu melakukan Manis Galungan. Ini adalah suatu kegiatan untuk mengenang indahnya kemenangan dharma yang dilakukan denga mengunjungi tempat-tempat hiburan terutama yang memiliki panorama indah. Ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas kebaikan yang telah diberikan.