Waspadai! Penyebab Utama Tekanan Darah Tinggi yang Sering Diabaikan
Berikut penyebab tekanan darah tinggi yang sering diabaikan.

Hipertensi atau dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis di mana tekanan darah dalam pembuluh arteri meningkat secara persisten melebihi batas normal. Tekanan darah diukur dalam dua angka yaitu sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi) dan diastolik (tekanan saat jantung berelaksasi).
Seseorang didiagnosis mengalami hipertensi jika tekanan darahnya secara konsisten berada pada atau di atas 140/90 mmHg. Penting untuk dipahami bahwa hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum ditemui di masyarakat. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Memahami penyebab tekanan darah tinggi adalah langkah awal yang penting untuk mencegah dan mengelola hipertensi secara efektif. Apa saja penyebab tekanan darah tinggi yang sering diabaikan?
Melansir dari berbagai sumber, Kamis (20/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas, terutama pada tahap awal. Banyak orang hidup dengan tekanan darah tinggi tanpa menyadarinya selama bertahun-tahun. Namun, dalam beberapa kasus, terutama ketika tekanan darah sangat tinggi atau telah berlangsung lama, beberapa gejala mungkin muncul:
- Sakit Kepala: Terutama di bagian belakang kepala, sering terjadi di pagi hari.
- Pusing: Sensasi berputar atau ketidakseimbangan.
- Penglihatan Kabur: Perubahan dalam penglihatan yang dapat disebabkan oleh efek hipertensi pada pembuluh darah mata.
- Mimisan: Meskipun tidak selalu terkait dengan hipertensi, mimisan yang sering dapat menjadi tanda peringatan.
- Detak Jantung Tidak Teratur: Sensasi jantung berdebar atau berdetak cepat.
- Telinga Berdenging: Suara berdengung atau berdesing di telinga (tinnitus).
- Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa atau kurang energi.
- Mual dan Muntah: Terutama jika tekanan darah sangat tinggi.
- Nyeri Dada: Dalam kasus yang parah, hipertensi dapat menyebabkan nyeri dada.
- Sesak Napas: Kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas.
Penyebab Utama Hipertensi
Penyebab tekanan darah tinggi dapat dibagi menjadi dua kategori utama: hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk penanganan yang tepat.
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer adalah jenis yang paling umum, mencakup sekitar 90-95% kasus hipertensi. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- Genetik: RiwayaFaktor Risiko Hipertensi
- lebihan berat badan meningkatkan beban kerja jantung dan risiko hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa penyebab hipertensi sekunder meliputi:
- Penyakit ginjal kronis
- Gangguan kelenjar adrenal
- Gangguan tiroid
- Sleep apnea
- Penggunaan obat-obatan tertentu (seperti pil KB, dekongestan, dan beberapa obat resep)
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Penggunaan obat-obatan terlarang
Identifikasi penyebab spesifik hipertensi sangat penting untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat. Dalam kasus hipertensi sekunder, penanganan kondisi yang mendasarinya dapat membantu menormalkan tekanan darah.
Faktor Risiko Hipertensi
Memahami faktor risiko hipertensi sangat penting untuk pencegahan dan manajemen yang efektif. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua kategori: yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
- Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Setelah usia 65 tahun, lebih dari setengah populasi mengalami hipertensi.
- Jenis Kelamin: Pria cenderung mengalami hipertensi pada usia yang lebih muda dibandingkan wanita. Namun, setelah menopause, risiko hipertensi pada wanita meningkat.
- Riwayat Keluarga: Genetik memainkan peran penting dalam risiko hipertensi. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki hipertensi, risiko seseorang juga meningkat.
- Etnis: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi, seperti orang Afrika-Amerika yang cenderung mengalami hipertensi pada usia yang lebih muda dan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi.
Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan beban kerja jantung dan risiko hipertensi. Penurunan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi tinggi garam, lemak jenuh, dan rendah serat dapat meningkatkan risiko hipertensi. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) telah terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah.
- Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko obesitas dan hipertensi. Olahraga teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi efektivitas obat antihipertensi.
- Merokok: Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung, yang berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
- Stres: Stres kronis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang persisten. Manajemen stres yang efektif penting untuk kesehatan kardiovaskular.
- Konsumsi Kafein Berlebihan: Meskipun efeknya bervariasi pada setiap individu, konsumsi kafein yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang.
Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai organ tubuh. Memahami risiko komplikasi ini sangat penting untuk menekankan pentingnya manajemen hipertensi yang efektif. Berikut adalah beberapa komplikasi utama yang dapat timbul akibat hipertensi:
1. Penyakit Jantung
- Penyakit Jantung Koroner: Hipertensi dapat mempercepat pembentukan plak di arteri koroner, meningkatkan risiko serangan jantung.
- Gagal Jantung: Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras, yang dapat menyebabkan pembesaran dan pelemahan otot jantung.
- Aritmia: Gangguan irama jantung yang dapat disebabkan oleh perubahan struktural jantung akibat hipertensi.
2. Stroke
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, baik stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah otak) maupun stroke hemoragik (pendarahan di otak).
3. Kerusakan Ginjal
- Penyakit Ginjal Kronis: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, mengganggu fungsi penyaringan.
- Gagal Ginjal: Dalam kasus yang parah, hipertensi dapat menyebabkan kegagalan ginjal total.
4. Kerusakan Mata
- Retinopati Hipertensif: Kerusakan pada pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan.
- Neuropati Optik: Kerusakan pada saraf optik yang dapat mempengaruhi penglihatan.
5. Aneurisma
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan membengkak, membentuk aneurisma yang berisiko pecah.
6. Penyakit Arteri Perifer
Penyempitan pembuluh darah di kaki dan lengan, yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan sirkulasi.
7. Disfungsi Kognitif dan Demensia
Hipertensi jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan demensia vaskular.
8. Disfungsi Seksual
Hipertensi dapat menyebabkan masalah ereksi pada pria dan penurunan libido pada wanita.
9. Komplikasi Kehamilan
Pada wanita hamil, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti preeklampsia, yang berbahaya bagi ibu dan janin.