Air Mata Sri Mulyani di Rapat Terakhir DPR: Setiap Orang Ada Peran dan Masanya
Lewat akun media sosialnya Sri Mulyani membagikan momen terakhir berbicara sebagai Menteri Keuangan di Badan Anggaran.
Derai air mata Sri Mulyani mewarnai rapat Kementerian Keuangan dengan Badan Anggaran DPR-RI yang membahas Pembicaraan Tingkat 1 Pembahasan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Di momen itu Bendahara Negara ini mengungkapkan isi hatinya setelah sewindu menjadi Menteri Keuangan. Rapat tersebut menjadi pertemuan terakhirnya sebagai wakil dari pemerintah yang mengurusi keuangan negara.
"Setiap masa ada pemeran dan orangnya, dan setiap orang ada peran serta masanya. Begitu juga bagi saya sendiri, hari ini merupakan kali terakhir saya menghadiri Rapat Banggar @dpr_ri mengenai Pembicaraan Tk 1 Pembahasan RUU APBN 2025," tutur Sri Mulyani sambil terisak dalam akun Instagramnya, @smindrawati, dikutip Rabu (18/9).
Lewat akun media sosialnya Sri Mulyani membagikan momen terakhir berbicara sebagai Menteri Keuangan di Badan Anggaran. Dia menuliskan sebuah catatan dalam video tersebut.
"Berawal 27 Juli 2016, 2.974 hari sudah, saya berinteraksi dengan DPR RI secara sangat erat, berkolaborasi, beradu argumen, berpikir keras, dan bersama-sama mewujudkan kecintaan kami kepada Republik Indonesia," kata Sri Mulyani.
Dia menulis, kerja-kerja yang selama ini dilakukan semua mewujud melalui penyusunan APBN yang kredibel, akuntabel, sustainable, dan sehat agar terus bisa menjadi instrumen penentu kemajuan negara.
Kritik dan Saran untuk Merawat Nalar Publik
Dalam kesempatan tersebut Sri Mulyani secara pribadi mengucapkan terima kasih tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya bagi seluruh pimpinan dan anggota Banggar DPR RI atas seluruh pandangan, masukan. Termasuk kritikan dari wakil rakyat sehingga bisa menyelesaikan sebuah tugas dan amanat konstitusi. Termasuk menyetujui APBN 2025 yang merupakan APBN transisi pemerintah baru.
"Kita semua perlu terus menjaga agar politik senantiasa menjadi wahana untuk merawat nalar publik," kata Sri Mulyani.
Dia pun teringat wejangan dari Wakil Presiden Republik Indonesia Pertama, Bung Hatta:
Cerdas dapat diperbaiki dengan belajar,
Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman,
Namun tidak jujur sulit untuk diperbaiki
Minta Maaf
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani berterima kasih kepada tim yang telah bekerja sama di Kementerian Keuangan.
Kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil NAzara, Thomas Djiwandono, seluruh pejabat Eselon I, hingga seluruh pelaksana. Sri Mulyani mengatakan semua telah bekerja keras untuk merancang, menggunakan hingga mengawasi APBN secara profesional dan berintegritas.
"Saya tahu sekali, mereka bekerja keras dengan profesionalisme dan integritas yang terus dijaga. Memastikan APBN dirancang, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan dengan baik —untuk terus membangun Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," kata Sri Mulyani.
"To err is human. Errare humanum est. Al insanu mahalul khoto wa nis-yan," sambungnya.
Tak lupa dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani meminta maaf kepada semua pihak. Khususnya kepada jajaran Kementerian Keuangan yang dipimpinnya sejak tahun 2016 lalu.
"Sebagai seorang manusia yang jauh dari kesempurnaan, saya juga memohon maaf sedalaman-dalamnya atas segala kesalahan saya," kata Sri Mulyani.
"Setiap perjalanan pasti berakhir. Namun, setiap akhir juga menjadi awalan sebuah kisah yang baru.
Semoga menjadi akhir yang baik -husnul khotimah," sambungnya.
Dia pun berpesan, agar pejabat selanjutnya di Kementerian Keuangan maupun para wakil rakyat memastikan APBN bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
"Mari terus memastikan setiap rupiah di APBN memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat. Menuju tanah terjanji, Indonesia, yang tata, titi, tentrem, kerta raharja!," pungkasnya.