Baru Diangkat Jadi Menteri Investasi, Ternyata Rosan Roeslani Pernah Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes
Rosan Roeslani dilantik menjadi Menteri Investasi untuk menggantikan Bahlil Lahadalia yang dilantik menjadi Menteri ESDM.
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rosan Perkasa Roeslani baru saja dilantik menjadi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menggantikan Bahlil Lahadalia.
Dalam perombakan kabinet ini, Bahlil Lahadalia dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan Arifin Tasrif.
Selain menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN II, Rosan pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia Untuk Amerika Serikat (AS) sejak Desember 2021.
Melansir dari berbagai sumber, Rosan pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2021 di urutan ke-87. Kala itu dia tercatat memiliki harta kekayaan mencapai USD450 juta atau Rp7 triliun.
Selama ia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS diperkirakan gaji yang diterima mencapai Rp74 juta hingga Rp130 juta per bulan.
Pebisnis Ulung Sejak Era 1990-an
Dalam catatan merdeka.com, Rosan di kenal sebagai pebisnis yang andal. Terlihat dari pulang Rosan menimba ilmu di Amerika dengan memperoleh gelar Sarjana di bidang Administrasi Bisnis. Bermodal prestasi tersebut Rosan melamar pekerjaan di perbankan pada 1993.
Beberapa tahun berikutnya, Rosan melanjutkan studinya ke Belgia dan mencapai gelar Master di bidang Administrasi Bisnis (MBA). Setelah itu dia kembali ke Jakarta pada 1996.
Di sana Rosan bersama teman-temannya yang juga bergerak di bidang finance, mendirikan usaha di Jakarta. Rosan mendirikan PT Republik Indonesia Funding atau sering disingkat Finance Indonesia.
Mulanya banyak yang mencibir usaha yang dirintis Rosan. Namun mereka tetap berusaha meyakinkan akan membuat financial restructure. Apalagi pada pertengahan 1997, boleh dibilang hampir semua perusahaan di Indonesia butuh restrukturisasi.
Bahkan Rosan memiliki keahlian dalam menganalisis dan mengembangkan investasi dan diversifikasi portofolio. Dia juga mempunyai ketrampilan dalam restrukturisasi keuangan dan proses merger dan akuisisi.
Saat masa pemilihan presiden periode 2024-2029, Rosan secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Menteri BUMN dan Komisaris PT Pertamina (Persero). Keputusannya ini diambil agar bisa fokus sebagai Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.