Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bersama 100 Perusahaan Dunia, Lippo Group Terapkan Bisnis Ramah Lingkungan dan Sosial

Bersama 100 Perusahaan Dunia, Lippo Group Terapkan Bisnis Ramah Lingkungan dan Sosial Ceo Lippo Karawaci, John Riady. ©2019 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Lippo Group menjadi salah satu perusahaan pertama dari Asia Tenggara yang menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics (SCM) bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional kelas dunia lainnya.

SCM merupakan acuan penerapan prinsip ESG secara global yang sifatnya lintas industri. SCM dirumuskan oleh World Economic Forum (WEF) berkolaborasi dengan perusahaan konsultan dan audit dunia yaitu Deloitte, EY, KPMG dan PwC.

Adapun beberapa perusahaan yang berkomitmen pada SCM di antaranya Dell Technologies, Fidelity International, Mitsubishi Corporation, UBS, Unilever, Siemens AG, Sony Corporation, dan Nestle.

Orang lain juga bertanya?

Langkah itu ditempuh sebagai komitmen berkelanjutan dan bukti konsistensi Lippo menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dalam usahanya demi mendukung terciptanya kondisi dunia yang lebih baik.

Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady yang juga ditunjuk sebagai World Economic Forum Young Global Leaders mengatakan, penandatanganan itu dilakukan pihaknya pada Desember tahun lalu. Menurut John, dari persepsi Lippo Group, komitmen terhadap SCM adalah hal baik yang harus diterapkan demi kebaikan bisnis dan lingkungan pendukungnya secara jangka panjang.

John memaparkan data dari WEF terkait SCM yang dimiliki pihaknya. Saat ini perusahaan-perusahaan besar terlebih yang sudah go public, tidak hanya memikirkan kepentingan pemegang saham atau shareholders, namun kini paradigmanya berubah menjadi stakeholders.

"ESG dan Stakeholder Capitalism menjadi hal yang penting untuk kami semua. Model bisnis kedepan kita harus mencari sebuah solusi: di satu sisi memperhatikan sustainability, baik untuk lingkungan dan masyarakat, di sisi lain juga profitability dan growth. Jadi ada kesinambungan dan lingkaran ekosistem bisnis antara purpose dan profit," ujarnya, Senin (7/2).

"Ini menjadi aspirasi kami di Lippo, dan alasan kami tergerak untuk menjadi perusahaan pertama dari Indonesia yang menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional kelas dunia lainnya," tambah John.

Di era ini, lanjut John, yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana pelaku bisnis atau pelaku industri lebih sustainable di masa datang. Maka, SCM dari WEF adalah solusi utamanya.

Sebagai gambaran, atas pentingnya prinsip ESG ke depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyinggung dan menekankan penguatan penerapan ESG tersebut di pertemuan WEF yang dihadiri secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada 20 Januari 2022. Terkait hal itu, John mengapresiasi langkah Presiden Jokowi.

John menuturkan bahwa sejak Januari 2020, sejumlah ESG metrics yang bersifat universal atau berlaku lintas industri telah diindentifikasi oleh WEF. Seiring dengan riset dan pertimbangan matang, melalui konsultasi dengan 200 organisasi global, SCM direduksi menjadi 21 core dan 34 expanded metrics dan dibagi menjadi empat kategori besar yaitu Principle of Governance, Planet, People, dan Prosperity.

Empat kategori besar tersebut menurut John sejalan dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Telah Dimulai 3 Tahun Lalu

John menuturkan, sebenarnya Lippo Group sendiri telah mulai memperhatikan penerapan prinsip ESG setidaknya sejak tiga tahun lalu. "Jadi ini bukan hal baru bagi kami. Sekarang kami sudah punya sustainability committee yang mendapatkan perhatian dan dukungan yang terbaik dari anggota-anggota Direksi. Kami juga ada Head of Sustainability. Harapan kami di tahun-tahun yang akan datang bisa terus lebih matang dan komprehensif," kata John.

John pun bahkan merinci capaian pihaknya selama ini yang mengacu pada 4 prinsip besar SCM. Dalam topik Governance, Lippo Group sejak tiga tahun yang lalu merombak jajaran top management untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat penerapan prinsip ESG.

Mengenai Planet, pihaknya telah menyediakan begitu banyak area penghijauan, irigasi, dan sistem drainase dengan kualitas terbaik. Bahkan Lippo juga menggunakan air dari hasil pengolahan yang sangat baik dan air dari sumber terbarukan seperti pemanenan air hujan untuk menghemat air.

Terkait People, pihaknya tak ragu mengusung diversity and inclusion. "Jadi kami sebenarnya sudah cukup baik. Kemudian ke equality bisa diukur sejauh mana levelnya, health and safety bagi pekerja juga memang sudah jadi perhatian kami," kata John.

Terakhir, dalam prinsip Prosperity, John menyinggung terkait kontribusi Lippo Group terhadap sistem perekonomian. Menurutnya Lippo Group memiliki kontribusi besar terhadap kesejahteraan pekerjanya juga bagi ekonomi Indonesia dari investasi-investasi yang ditanamkan.

"Mengenai berapa banyak yang sudah kami realisasikan dari prinsip besar tadi, mungkin 80 persen sudah kami kerjakan. Tapi sifatnya ini sesuatu yang harus terus diperbaiki dan tetap ditingkatkan lagi," kata John.

Tantangan Penerapan ESG

Di sisi lain, John pun menyoroti penerapan prinsip ESG di tataran nasional. Menurutnya hal ini bukan perkara mudah. Perlu waktu mensosialisasikannya sehingga masyarakat khususnya pelaku bisnis paham dan mau mengadopsi prinsip tersebut.

Tantangan utamanya, kata John, adalah awareness atau kesadaran. Dia yakin sebenarnya banyak manajemen perusahaan saat ini sedang memikirkan solusi penerapan ESG.

Penerapan prinsip tersebut perlu didukung oleh edukasi, sosialisasi serta regulasi yang kuat dari pemangku kebijakan untuk menciptakan standardisasi yang jelas dan dapat diterapkan secara riil. John berharap penerapan ESG tak sekadar proses administrasi dalam penilaian dan pertanggungjawaban sebuah perusahaan.

"Saya pikir banyak orang hatinya sudah di sana. Tinggal bagaimana membekali niat baik itu dengan satu framework, lebih terstruktur, lebih komprehensif. Saya pikir challenge kedua adalah yang disebut greenwashing."

"Jangan ujung-ujungnya menjadi satu proses administrasi saja. Jadi niat baiknya hilang, jadi sekedar legal exercise. Pemerintah harus bisa mendorong ini diadopsi dengan riil," pungkasnya.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peduli Lingkungan Jadi Pertimbangan Investor Tanamkan Modal, Benarkah?
Peduli Lingkungan Jadi Pertimbangan Investor Tanamkan Modal, Benarkah?

Para investor internasional akan semakin melirik Pertamina untuk menanamkan investasinya.

Baca Selengkapnya
Strategi LippoLand Wujudkan Produk Berkelanjutan & Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Strategi LippoLand Wujudkan Produk Berkelanjutan & Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

LippoLand perkenalkan visi, misi, dan logo baru yang merefleksikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya
LPCK Rombak Jajaran Direksi, ini Susunan Barunya
LPCK Rombak Jajaran Direksi, ini Susunan Barunya

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan perubahan susunan anggota direksi baru.

Baca Selengkapnya
Daftar 5 Perusahaan Indonesia yang Masuk Dalam Perusahaan Terbaik di Dunia
Daftar 5 Perusahaan Indonesia yang Masuk Dalam Perusahaan Terbaik di Dunia

Lima perusahaan Indonesia berhasil masuk dan menunjukkan prestasi yang membanggakan di tingkat global.

Baca Selengkapnya
Konsisten Pemberdayaan UMKM, BRI Menjadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
Konsisten Pemberdayaan UMKM, BRI Menjadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik

Fokus BRI pada pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Sektor Makanan dan Industri (SMI) sangat penting bagi fondasi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik, Ini Key Performance Indicator dari BRI
Jadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik, Ini Key Performance Indicator dari BRI

Sunarso mengatakan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari kinerja keuangan, tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Indonesia Ingin Manfaatkan Peluang Bisnis di Hong Kong
Pengusaha Indonesia Ingin Manfaatkan Peluang Bisnis di Hong Kong

Pengusaha Indonesia melihat banyak peluang bisnis di Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area yang bisa dimanfaatkan.

Baca Selengkapnya
Masih Sedikit Perusahaan Terapkan ESG, Ini Buktinya
Masih Sedikit Perusahaan Terapkan ESG, Ini Buktinya

Pendanaan untuk perusahaan terapkan ESG masih sangat minim.

Baca Selengkapnya
Prestasi Mendunia! BRI Sabet Sustainable Finance Awards 2023, Juara Tunggal dari Indonesia
Prestasi Mendunia! BRI Sabet Sustainable Finance Awards 2023, Juara Tunggal dari Indonesia

BRI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menyabet penghargaan Sustainable Finance Awards 2023

Baca Selengkapnya
Capaian SDGs Indonesia Lebih Baik Dibanding Tingkat Global, Ini Angkanya
Capaian SDGs Indonesia Lebih Baik Dibanding Tingkat Global, Ini Angkanya

Capaian tersebut lebih baik dibandingkan rata-rata negara di tingkat global sebesar 17 persen dari target SDGs yang on track.

Baca Selengkapnya
Aktif Berdayakan UMKM, BRI Terima Penghargaan Community Empowerment & Development
Aktif Berdayakan UMKM, BRI Terima Penghargaan Community Empowerment & Development

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya BRI dalam mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance dalam strategi bisnis.

Baca Selengkapnya
Fokus Jalankan Bisnis Berkelanjutan, BRI Masuk Daftar CNBC Indonesia Green Business Ratings 2024
Fokus Jalankan Bisnis Berkelanjutan, BRI Masuk Daftar CNBC Indonesia Green Business Ratings 2024

BRI juga menjadi pioneer di industri perbankan dalam penerbitan obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan

Baca Selengkapnya