BPK sebut selisih subsidi Solar Rp 3,19 T, ini kata Menteri ESDM
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said membantah adanya selisih subsidi solar pada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Menurut dia, perbedaan pandangan tersebut terkait selisih harga solar.
"Tidak begitu, ada selisih dari harga penjualan solar yang statusnya belum ditetapkan pemerintah. Apakah itu dianggap keuntungan Pertamina atau pengurangan subsidi," ujar Sudirman di Komplek Senayan, Jakarta, Senin (6/6).
Sudirman mengakui adanya selisih dari harga keekonomian. Nantinya, selisih harga tersebut bakal disimpan buat menutup harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jika sewaktu-waktu naik.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana Pertamina jaga harga BBM tetap kompetitif? 'Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,' tambah Fadjar.
"Jadi bukan kemahalan. Kalau harga kan kita jual atau Pertamina menjual tidak persis sesuai haarga keekonomian, dengan maksud ada simpanan menyimpan. Simpanan dipakai pada waktu harga naik," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat PT Pertamina mendapat kelebihan pendapatan yang berasal dari penjualan solar subsidi sebesar Rp 3,19 triliun. Berdasarkan undang-undang, solar masih tetap mendapat subsidi sebesar Rp 1.000 per liter.
"Tetapi ada waktu tertentu selisih harganya kurang dari Rp 1.000. Artinya kalau kurangnya Rp 600, berarti ada selisih Rp 400 ini. Itu yang dinikmati badan usaha (Pertamina)," ujar Wakil Ketua BPK Achsanul Qosasi.
BPK meminta Pertamina dan Kementerian ESDM untuk merespon temuan tersebut. Mengingat, auditor negara tak berwenang untuk melakukan tindak lanjut.
"Apakah dikembalikan Pertamina atau dikompensasikan terhadap subsidi di tahun mendatang?" tegas dia.
"Biar ini urusan eksekutif untuk Selesaikan hal ini. Yang pasti kelebihan uang negara yang masuk ke Pertamina karena ada perbedaan selisih tadi."
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPembayaran Rp132,44 triliun tersebut merupakan pembayaran untuk Dana Kompensasi TW I-III 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non subsidi, dilakukan setiap awal bulan.
Baca SelengkapnyaKebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca Selengkapnya