Bulog Sudah Serap 18.000 Ton Jagung, Terbanyak dari NTB dan Sultra
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi melaporkan hingga saat ini pihaknya telah menyerap sebanyak 18.000 ton jagung dari petani dalam negeri.
Per 14 Mei 2024, total secara keseluruhan jagung dalam negeri yang diserap Bulog telah menyentuh 16 ribu ton.
Bulog Sudah Serap 18.000 Ton Jagung, Terbanyak dari NTB dan Sultra
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi melaporkan hingga saat ini pihaknya telah menyerap sebanyak 18.000 ton jagung dari petani dalam negeri.
Bayu menyebut jagung yang diserap Bulog paling banyak berasal dari Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
"Saat ini kami sudah menyerap kira kira 18 ribu ton jagung terutama di dua tempat, di Dompu dan di Kepulauan Bolaang Mongondow," kata Bayu kepada media di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Senin (20/5).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta Perum Bulog termasuk semua pihak baik pelaku usaha maupun pemangku kepentingan di bidang pangan jagung agar mengoptimalkan penyerapan produksi dalam negeri sehingga harganya tak anjlok.
“Pada pokoknya itu, bagaimana hasil panen jagung petani dapat terserap secara baik. Pemerintah melalui Perum Bulog telah melaksanakannya dan stakeholder lainnya seperti private sector pelaku usaha pakan dan peternak unggas, juga telah kami kumpulkan dan menghasilkan suatu komitmen bersama dalam penyerapan jagung,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (18/5).
Arief mengaku secara intensif Bapanas terus melakukan koordinasi langkah-langkah penyerapan jagung bersama pemangku kepentingan terkait.
Pihaknya juga telah melakukan kunjungan lapangan secara langsung ke sentra jagung di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam kunjungan yang juga dihadiri oleh Perum Bulog, pelaku usaha jagung, dan asosiasi/koperasi peternak tersebut menyepakati komitmen penyerapan bersama dengan harga sesuai ketentuan kebijakan fleksibilitas harga acuan pembelian (HAP) di tingkat produsen dan harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen.
“Panen raya jagung di Bima dan Dompu ini diperkirakan masih berlangsung sampai Juli mendatang. Untuk mengantisipasi over supply dan harga jatuh, kami bersama stakeholder berkomitmen mempercepat proses distribusi jagung, utamanya ke sentra-sentra peternakan di Jawa,” ujar dia.
Dia menyebut, per 14 Mei 2024, total jagung dalam negeri yang diserap Perum Bulog telah mencapai 16 ribu ton.
Itu terdiri dari serapan pada infrastruktur pascapanen di Gudang Corn Drying Center (CDC) Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total serap 5 ribu ton dan CDC Bolaang Mongondow Sulawesi Utara di angka 5,7 ribu ton.
Di samping itu, terdapat pula penyerapan di luar CDC yang totalnya telah mencapai 5,4 ribu ton.
Penyerapan tertinggi di luar CDC ada di Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog NTB dengan capaian 4,9 ribu ton.
Lalu Kanwil Sulawesi Utara dan Gorontalo 150 ton dilanjutkan Kanwil Bulog Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tercatat telah menyerap 110,57 ton.
Kanwil Sulawesi Tenggara di angka 101,2 ton, Kanwil Jawa Tengah 100 ton, dan Kanwil Jawa Timur 9,95 ton.
“Sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang meminta agar pemerintah itu dapat berperan sebagai stabilisator harga pangan, mulai dari tingkat produsen sampai konsumen. Apalagi jagung itu krusial karena berkaitan erat dengan komoditas daging ayam dan telur,” kata Arief.