Catatan lengkap OJK soal kondisi perbankan dan pasar modal sepanjang 2017
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor jasa keuangan Indonesia sepanjang 2017 menunjukkan kondisi stabil dan positif. Hal ini didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan, untuk sektor perbankan, OJK mencatat rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal pada November 2017 sebesar 23,54 persen dengan batas minimum 8 persen.
Likuiditas pasar juga terlihat memadai dengan cadangan lebih atau excess reserve perbankan per 13 Desember 2017 sebesar Rp 644,95 triliun, rasio alat likuid per non-core deposit dan rasio alat likuid per DPK masing-masing sebesar 101,75 persen dan 21,44 persen.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Apa yang dipastikan OJK mengenai sektor jasa keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
Untuk kredit perbankan, hingga akhir November 2017 meningkat sebesar Rp 228 triliun, sehingga total kredit perbankan mencapai Rp 4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy). OJK memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2017 berada di kisaran 8 persen sampai 9 persen.
"Deviasi pertumbuhan kredit perbankan dibandingkan dengan target Rencana Bisnis Bank 2017 sebesar 11,86 persen (yoy). Disebabkan oleh konsolidasi yang dilakukan oleh perbankan nasional sehubungan dengan risiko kredit termasuk melalui hapus buku terhadap kredit bermasalah terutama untuk segmen kredit berbasis komoditas beserta turunannya," ujarnya dalam acara jumpa pers akhir tahun di Kantor OJK, Jakarta, Kamis (21/12).
Sedangkan, untuk tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,89 persen untuk perbankan dan 3,08 persen untuk perusahaan pembiayaan.
Tingkat suku bunga perbankan, baik bunga deposito maupun tingkat bunga pinjaman menunjukkan tren menurun. Sampai dengan November 2017 suku bunga deposito 1 bulan rata-rata 5,72 persen, turun 64 bps dibanding tahun lalu dan suku bunga kredit rata-rata 11,45 persen, turun 72 bps dibanding tahun lalu.
Sementara, kondisi pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat sepanjang 2017 dengan volatilitas yang relatif rendah. IHSG pada tahun ini menembus level psikologis 6.000. Hingga 20 Desember telah tumbuh sebesar 15,34 persen pada posisi 6.109,48.
Net inflow di pasar modal domestik pada 19 Desember 2017 sebesar Rp 129,3 triliun, terutama berasal dari pasar SBN. Penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 257,02 triliun, melebihi target tahun 2017 sebesar Rp 217,02 triliun.
Kinerja industri keuangan syariah juga makin positif. Tercermin dari pertumbuhan aset perbankan syariah dan IKNB Syariah. Aset perbankan syariah hingga November tumbuh 11,09 persen (ytd) dengan nilai pembiayaan sebesar 10,66 persen (ytd). Aset IKNB syariah tumbuh sebesar 11,19 persen (ytd).
Sukuk Korporasi dan Reksa Dana Syariah masing-masing meningkat sebesar 34,18 persen (ytd) dan 65,33 persen (ytd).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.
Baca Selengkapnya