Dampak PPKM, Indeks PMI Manufaktur Indonesia Anjlok Jadi 40,1 di Juli 2021
Merdeka.com - Kinerja manufaktur Indonesia pada Juli 2021 anjlok hingga di level 40,1 poin. Level ini turun dibandingkan Juni yang tercatat mencapai 53,5. Penurunan itu pun terjadi akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 diterapkan pemerintah.
Direktur Asosiasi Ekonomi HIS Markit, Jingyi Pan mengatakan, penurunan ini disebabkan gelombang kedua Covid-19 dengan keras dan cepat menghantam sektor manufaktur Indonesia pada bulan Juli. Berdasarkan survei PMI IHS Markit, menyebabkan indeks output dan permintaan baru turun jauh ke wilayah kontraksi.
"Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di posisi 40,1 pada bulan Juli, turun dari 53,5 pada bulan Juni," tulis laporan tersebut.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
Selain itu, dampak dari pemberlakuan PPKM level 4 juga telah menghambat keseluruhan kondisi perekonomian melalui permintaan, produksi, dan ketenagakerjaan. Sementara itu juga memperburuk rantai pasokan dan biaya bagi produsen. Bahkan data manufaktur bulan Juli menunjukkan kontraksi pertama di sektor manufaktur Indonesia dalam sembilan bulan, dengan tingkat penurunan tercepat sejak bulan Juni 2020.
Menurut data terkini, output dan permintaan baru keduanya menurun pada laju tercepat sejak bulan Mei 2020 sehingga mengakhiri rangkaian delapan bulan pertumbuhan. "Peningkatan gangguan berasal dari gelombang kedua Covid-19 yang menghambat produksi dan permintaan. Permintaan ekspor juga terdampak dan turun untuk pertama kali dalam empat bulan pada kisaran lebih cepat dibanding penurunan di keseluruhan pekerjaan baru," tuturnya.
Sementara itu, ketidakpastian terjadinya gelombang kedua Covid-19 juga menyebabkan perusahaan manufaktur Indonesia menurunkan tingkat ketenagakerjaan mereka pada bulan Juli.
"PHK terjadi karena penerapan pembatasan PPKM Level 4, meski banyak yang berharap ini akan berlaku sementara. Perusahaan manufaktur juga mengurangi aktivitas pembelian dan input stok mereka pada bulan Juli karena permintaan dan produksi melambat," sebutnya.
Sisi Pembelian
Kemudian sisi pembelian menurun pada kisaran lebih cepat dibanding pada bulan Juni karena perusahaan mengharapkan output lebih rendah, meski kekurangan bahan baku juga berkontribusi terhadap penurunan stok input. Bahkan IHS Markit menyebut kendala pasokan masih terjadi pada bulan Juli, dengan waktu pengiriman dari pemasok yang semakin memburuk sejak bulan Mei 2020.
"Gangguan terkait Covid-19 dilaporkan memperparah situasi bahkan ketika permintaan melambat pada bulan Juli. Akibatnya, paduan antara lambatnya permintaan dan waktu pemenuhan pesanan yang lebih lama membuat tingkat penumpukan pekerjaan hampir tidak berubah pada bulan ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Jingyi Pan mengatakan selain gangguan permintaan dan output, kendala pasokan dan tekanan harga perusahaan manufaktur Indonesia juga semakin parah. Selain itu, ketidakpastian yang terus meningkat juga menyebabkan perusahaan di sektor manufaktur melakukan PHK pada laju tercepat sejak bulan Juni 2020, meski kabar baiknya adalah mungkin ini akan berjalan sementara di tengah pembatasan PPKM Level 4.
"Secara keseluruhan, perusahaan manufaktur bertahan positif terkait input masa depan meski gangguan Covid-19 semakin parah, membawa harapan pemulihan dan kemungkinan perbaikan dari permintaan yang tertunda," jelas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara yang tidak menerapkan libur Lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia dan Jepang.
Baca SelengkapnyaPemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca SelengkapnyaJokowi minta semua menteri mencari tahu penyebab PMI Indonesia terkontraksi setelah 34 bulan berturut-turut mengalami trens ekspansi.
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca Selengkapnya