Harga Pangan Diklaim Stabil Sepanjang Ramadan dan Lebaran, Ini Indikator Pemicunya
Merdeka.com - Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok (bapok) relatif terkendali sepanjang Ramadan dan Idulfitri 2022. Pemerintah dinilai berhasil mengendalikan harga pangan.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syafuan Rozi Soebhan menyebut, tidak mudah bagi pemerintah di beberapa negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat untuk menahan lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Karena terjadi pergeseran pola konsumsi yang cenderung meningkat ketika umat muslim sedang berpuasa. Semakin banyak yang berpuasa, maka semakin banyak permintaan kebutuhan pokok dan kuliner, maka semakin tinggi harga komoditas tersebut," ujarnya dikutip di Jakarta, Senin (9/5).
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Siapa yang diminta dorong ekonomi syariah? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan tiga arahan strategis kepada pemerintah daerah (pemda) seluruh Tanah untuk mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di wilayahnya masing-masing.
-
Apa penyebab inflasi tinggi di beberapa daerah? “Ini yang tinggi sekali seperti Minahasa Selatan 7,56 persen, kita memiliki data lengkap semua daerah, Minahasa Utara 7,46 persen, Toli Toli 7,21 persen, Nabire 6,38 persen, ini tinggi kalau di atas 6 persen 7 persen ini sudah tinggi sekali.““Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3 persen nasional,“ ungkapnya.
-
Mengapa penting memahami pasar di Indonesia menjelang Ramadan? Menjelang bulan Ramadan 2024 ini, penting bagi pemasar dan pengiklan untuk memahami pasar di Indonesia secara tepat.
-
Apa arahan Wapres soal ekonomi syariah? Pertama, Ma'ruf meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan otonomi daerah sebagai peluang merancang serta mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan keuangan syariah, sesuai dengan kondisi lokal atau daerah asal.
-
Kenapa harga bahan pangan naik? Situs Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Dia menyebut hukum ekonomi permintaan dan penawaran barang kebutuhan pokok dan kuliner relatif memiliki kemiripan di berbagai negara. Maka peran negara, lanjutnya, adalah mendorong peningkatan ketersediaan komoditas tersebut dari waktu ke waktu, karena cenderung memiliki pola berulang yang teratur.
"Keberhasilannya sangat ditentukan oleh pola prilaku dalam berpuasa, faktor cuaca, faktor distribusi barang, dan kapasitas kementerian terkait dalam mengantisipasi pola konsumsi yang berkaitan dengan momen besar keagamaan di suatu negara," jelasnya.
Catatan Khusus
Di sisi lain, Syafuan memberi catatan khusus ketersediaan dan harga minyak goreng, daging, bahan bakar perlu mendapat perhatian khusus agar tidak berulang stagnan atau kian memburuk di tahun mendatang. Dinamika krisis dunia dinilainya harus diantisipasi.
"Kabar baiknya adalah walaupun dunia sedang dilanda pandemi menuju endemi, negara dan masyarakat Indonesia relatif mampu bertahan dan melakukan adaptasi terhadap fluktuasi perekonomian domestik di tengah pengaruh perang Rusia -Ukraina. Semoga badai cepat berlalu, di balik awan gelap pada waktunya akan bergeser dan alam semesta kembali seimbang," tuturnya.
Soal stabilitas harga, Mendag Muhammad Lutfi sebelumnya juga menegaskan, pihaknya berupaya keras menstabilkan harga bapok dan pasokannya.Harga bahan pokok, berdasar pantauan Kemendag, per 5 Mei 2022, mengalami penurunan tipis dibanding sehari sebelumnya.
Misalnya, harga daging sapi paha belakang yang turun 0,77 persen menjadi Rp142.600/kg; dan daging ayam ras turun 0,98 persen menjadi Rp40.400/kg.
Sedangkan cabai merah besar turun 4,24 persen menjadi Rp40.400/kg; cabai merah keriting turun 5,47 persen menjadi Rp46.700/kg. Sementara bawang merah juga turun 1,83 persen menjadi Rp37.500/kg; serta bawang putih honan turun 0,98 persen menjadi Rp30.400/kg.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET beras ini berlaku mulai 10- 23 Maret 2024 di 8 wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSemua upaya promosi menghasilkan volume konsumsi yang stabil selama periode Ramadan, karena tidak ada indikasi konsumen belanja stok barang lebih banyak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca Selengkapnya