Hasil Riset Terbaru: Pembeli Lebih Percaya Affiliate Marketing daripada Artis atau Influencer
Ninja Xpress bekerja sama dengan Populix mengadakan survei Suara UKM Negeri Vol 5 tentang ‘Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce’.
Survei ini melibatkan lebih dari 300 responden.
Hasil Riset Terbaru: Pembeli Lebih Percaya Affiliate Marketing daripada Artis atau Influencer
Ninja Xpress bekerja sama dengan Populix mengadakan survei Suara UKM Negeri Vol 5 tentang ‘Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce’.
Survei ini melibatkan lebih dari 300 responden untuk menjelajahi fenomena affiliate marketing guna mendukung para pelaku UKM dalam meningkatkan penjualan melalui strategi affiliate marketing di platform social commerce dan e-commerce yang dimiliki.
Affiliate dapat dilihat dari dua tempat, yaitu media sosial dan Platform E-commercenya sendiri, yang disebut sosial commerce.
Social commerce menjadi tempat yang potensial karena dapat diakses oleh banyak pihak dan algoritmanya mengikuti kebutuhan, dan affiliate marketing berada di dalamnya sebagai program mempromosikan produk untuk apapun melalui link affiliasi dengan komisi diberikan. Apalagi jika produk atau jasa tersebut dijual.
Head of Trade Marketing Ninja Xpress, Subarkah Dwipayana menyampaikan, dari hasil survei terhadap 1.198 responden, sebanyak 42 persen sudah berbelanja melalui affiliate marketing dan 88 persen mempertimbangkan berbelanja melalui affiliate marketing.
Rata-rata customer membeli satu sampai empat kali dalam sebulan melalui affiliate.
"Jadi kalau teman-teman lihat bukan 100 persen. Ada beberapa pilihan yang mereka bisa pilih. Tapi intinya adalah, hampir setengahnya yang mereka belanja melalui affiliate," ucap Dwi pada konferensi pers Suara UKM Negeri Vol.5, di Kantor Ninja Xpress, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
Selain itu, alasan lain affiliate marketing menjadi bertumbuh pesat karena kelebihan pengalaman yang didapatkan oleh pembeli melalui affiliator seperti diskon spesial, review bahan dan baju, rasa makanan, hingga kenyamanan penggunaan.
"Jadi kebayang gitu, ketahuan sama konsumen, jadi experience-nya juga berbeda. Nah itu, itu salah satu yang menarik akhirnya orang mau beli di affiliate," ucapnya.
Oleh karena itu, dari hasil riset Suara UKM Negeri Vol. 5 yang bertajuk Ninja Xpress membagikan insight tentang affiliate marketing dan menemukan empat strategi yang dapat dimanfaatkan oleh para UKM untuk mengoptimalkan affiliate marketing dengan aspek kunci orang people, platform, harga (price), dan kinerja (performance).
Adapun 4 aspek kunci tersebut di antaranya :
1. People
Mayoritas pembeli online lebih memilih affiliate marketing dari pengguna media sosial biasa dan teman sendiri, daripada artis atau influencer dengan jumlah pengikut tinggi.
Data menunjukkan mayoritas pembeli online cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa 80 persen, artis atau influencer 69 persen, atau teman mereka sendiri 42 persen.
Sekitar 30 persen memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500, lalu 21 persen memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800.
Dan ada sekitar 3 persen pembeli online yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8.000 hingga 1 juta.
Sehingga dapat dilihat, faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam mempengaruhi perilaku pembelian pembeli online melalui affiliate marketing.
Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan Head Of PR Ninja Xpress, Ribka Pratiwi yang mengatakan ternyata dari 83 persen orang yang berbelanja menggunakan affiliate marketing, ditemukan bahwa mereka percaya dengan affiliate marketing ini meski ada perbedaan kebutuhan.
"Meskipun mungkin size-nya nggak sama, meskipun mungkin gendernya nggak sama, tapi ada kepercayaan dari antara si pembeli dengan affiliator itu sendiri," ucapnya.
2. Platform
Social commerce menjadi platform pemasaran utama bagi para affiliator. Social commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar.
Para afiliator menggunakan media sosial ini untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan cara membagikan tautan produk bersama dengan konten visual seperti foto atau video, yang dapat menarik perhatian calon pembeli.
Adapun platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee, dengan penggunaan mencapai 71 persen, diikuti oleh TikTok Shop yang mencapai 68 persen.
Tokopedia digunakan oleh 21 persen affiliate marketing, sementara Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16 persen dan 6 persen.
Ribka mengatakan, biasanya para affiliator yang sudah mendapatkan link dari platform tersebut akan membagikan linknya di social commerce tersebut, melalui foto, video, story, hingga live.
"Biasanya platform tersebut punya regulasi untuk si affiliate marketing nya. Jadi ga perlu repot-repot, si affiliate marketing itu daftar, mereka punya regulasinya," kata dia.
3. Price/Harga
Produk fashion merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan persentase mencapai 74 persen.
Diikuti oleh produk kecantikan 56 persen, produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup 50 persen, aksesori 43 persen, dan produk makanan dan minuman 40 persen.
Sehingga UKM yang bergerak di bidang fesyen, kecantikan, kebutuhan rumah tangga, hingga F&B dapat memanfaatkan affiliate marketing dengan lebih maksimal.
Sementara itu, mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang Rp100-250ribu, dengan persentase sebanyak 47 persen.
4. Performance
Berdasarkan survei, Ribka juga menyampaikan bahwa jam aktif masyarakat indonesia bermain sosial e-commerce berada di jam 5 sampe jam 12 malam dengan hasil responden hampir 50 persen. Sehingga disarankan bagi UMKM atau affiliator memposting konten menyesuaikan jamnya untuk agar banyak yang melihat.
“(Sebanyak) 50 persen orang beli malam-malam. Jadi buat teman-teman marketing di luar sana, kalau mau linknya makin bagus mungkin dipostnya agak malem-malem. Saya kaget agak tengah malam juga sampai jam 12 malam," ucapnya.
Selain itu, pada survei juga menunjukkan pengiriman standar dominan di kalangan pembeli online Indonesia.
Sebanyak 75 persen pembeli online cenderung memilih pengiriman standar dengan waktu pengiriman 1-2 hari, sedangkan 44 persen lebih memilih pengiriman ekonomi dengan durasi pengiriman 1-4 hari.
Sebagian lainnya memanfaatkan layanan pengiriman khusus seperti same day, xpress, cargo, instan, dan sejenisnya. Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien namun terjangkau secara biaya.
Dalam konteks ini, Ninja Xpress sebagai sahabat UKM bekerja sama dengan Live Champ mendukung UKM untuk bertemu dengan affiliator yang tepat, seller craft platform yang dapat membantu UKM mengurus toko, Ninja Fulfillment dan Ninja Direct diharapkan dapat menjadi jawaban yang dihadapi oleh UKM terkait affiliate Marketing.
Untuk UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.