Indonesia-Filipina Sepakat Tingkatkan Nilai Tambah Sektor Mineral
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina sebagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina sebagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Indonesia-Filipina Sepakat Tingkatkan Nilai Tambah Sektor Mineral
Pertemuan meja bundar Indonesia-Filipina membahas 3 topik, yaitu nanopreneurship, kemitraan ekonomi mineral bernilai tambah, dan pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan Pertanian.
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid menyampaikan, kemitraan strategis di sektor mineral dan nanopreneurship merupakan kerja sama mutakhir yang sangat relevan bagi Indonesia dan Filipina.
Dia menilai, kedua negara ini sama-sama memegang posisi penting di dunia global pasar mineral, terutama ekspor komoditas mineral yang digunakan dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik (Electronic Vehicle).
"Kami di Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Filipina pada sektor mineral bernilai tambah yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi kedua negara," kata Arsjad di Jakarta, Rabu (6/9).
Merdeka.com
Terkait kerja sama pengembangan UMKM, Indonesia mengapresiasi kemitraan dengan Go Negosyo yang berhasil memajukan sektor UMKM pertanian di Filipina.
Hal ini mendorong Indonesia untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun jaringan baru dalam pemberdayaan pelaku UMKM di akar rumput sebagai landasan perekonomian nasional.
"Selain itu kami juga menandatangani Memorandum ini kesepahaman (MoU) tentang kerjasama pertanian dan pengembangan UMKM dengan ASEAN AC Filipina," imbuhnya.
Arsjad secara khusus juga mengajak seluruh stakeholder di kedua negara, termasuk pemimpin perusahaan untuk sama-sama memikul tanggung jawab menghasilkan lingkungan di mana pertumbuhan inklusif bagi semua pihak, dan kerja sama yang melampaui batas.
"Mari kita membangun persahabatan abadi yang dapat mengubah kehidupan sosial kita menjadi lebih baik. Mari kita memulai perjalanan ini, eksplorasi, kerja sama, dan kemajuan bersama," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua ASEAN BAC Filipina, Jose Ma 'Joey' Concepcion III menyebut ada 3 topik utama yang dibahas dalam Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina, yaitu Nanopreneurship, Pertanian, dan Pengembangan UMKM
Menurutnya, Indonesia dan Filipina memiliki visi yang sama untuk transformasi kawasan yang sejahtera, yang dapat diwujudkan melalui kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertanian dan UMKM, baik transformasi digital, mineral, maupun nanopreneurship.
"Program pendampingan regional dapat memungkinkan pembelajaran kolaboratif dan mengumpulkan pengetahuan. Saling membantu pada saat dibutuhkan. Bersama-sama, kami bertujuan untuk mendapatkan banyak manfaat," jelasnya.
Merdeka.com
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr menyampaikan bahwa Filipina fokus memaksimalkan potensi perdagangan dan investasi.
"Filipina juga akan fokus pada produksi energi terbarukan dan tetap menjadikan pertanian sebagai prioritas nomor satu untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Salah satu rencana pengembangan sektor pertanian adalah dengan memberikan vaksin pada ternak untuk melawan penyakit, memastikan penyediaan pasokan, dan hilirisasi ke energi terbarukan.Pihaknya sangat mendukung kemitraan dengan Indonesia dan juga ingin meningkatkan posisi di pasar global melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara ASEAN dan 5 negara mitra, yakni Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
"Kunci utamanya adalah selalu menjadikan masyarakat dan kegiatan ekonomi produktif agar mempunyai nilai investasi yang lebih besar. Kami optimis bahwa dengan memperkuat kemitraan regional dan mitra strategis, kita dapat mendukung pertumbuhan ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan yang juga berkembang secara global," tutup Ferdinand.