Jangan Pakai 5 Bahan Ini Untuk Baju Lebaran, Mahal dan Tidak Nyaman
Sebuah pakaian dengan harga tinggi, belum tentu memiliki rasa nyaman.
Berbelanja baju lebaran, menjadi salah satu aktivitas menyenangkan bagi sebagian masyarakat. Model baju lebaran pun silih berganti setiap tahun, sesuai tren yang sedang digandrungi banyak orang.
Seiring dengan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja telah berubah dari konvensional menjadi online, maka besar kemungkinan pada lebaran tahun 2025, banyak masyarakat yang akan membeli baju lebaran secara online.
-
Tren baju lebaran apa? Baik mencari pakaian tradisional atau modern, ada banyak pilihan yang tersedia.
-
Apa tren baju Lebaran 2025? Salah satu tren yang semakin populer untuk Lebaran 2025 adalah gamis perempuan berwarna ice blue.
-
Bahan apa yang diprediksi tren untuk gamis Lebaran 2025? Jika pada Lebaran 2024 kain jenis Shimmer menjadi trend pilihan bahan Gamis, pada Idul Fitri 1446H diprediksi jenis kain ceruti dan katun bordir akan jadi bahan paling banyak digunakan untuk baju gamis Lebaran 2025.
-
Material apa yang paling banyak digunakan untuk gamis Lebaran? Material lace dan plisket menjadi pilihan utama di tahun ini, karena dapat memberikan kesan yang mewah sekaligus nyaman.
-
Gamis bahan apa yang cocok untuk Lebaran? Bahan cotton silk blend memadukan kelembutan dan kemudahan bernapas dari katun dengan sedikit kilau dan kehalusan sutra. Bahan ini lebih ringan dari sutra murni namun tetap terlihat elegan. Gamis dengan bahan ini cocok dipakai saat Idul Fitri karena menawarkan tampilan elegan tanpa mahalnya harga sutra 100 persen.
-
Bagaimana cara memilih bahan gamis lebaran? Baik Anda mencari kelembutan dan keanggunan (sifon) atau kekayaan dan kedalaman (brokat atau beludru), bahan-bahan ini memungkinkan Anda merayakan Idul Fitri dengan penuh gaya dan kenyamanan.
Di satu sisi, mengenal karakteristik bahan juga penting untuk diketahui. Jika mendapati sebuah gamis, pakaian umum yang dikenakan saat lebaran, dibanderol harga tinggi, belum tentu memiliki kualitas baik dan nyaman untuk dipakai.
Berikut lima contoh bahan yang tidak disarankan untuk dijadikan sebagai baju lebaran, meski dibanderol dengan harga tinggi.
Beludru Sutra (silk velvet)
Pakaian dengan bahan beludru sutra sangat tidak nyaman karena sifatnya cukup berat berat dan menimbulkan rasa gerah jika dipakai di iklim tropis seperti di Indonesia.
Memakai pakaian dengan bahan ini akan sangat membatasi aktivitas dan tidak nyaman dalam kondisi panas atau lembab.
Kainnya juga mudah hancur dan kehilangan bentuknya seiring waktu. Harga baju lebaran atau gamis dengan bahan beludru sutra bahkan bisa mencapai Rp1 juta lebih per meter. Sementara jika membeli gamis berbahan ini umumnya dibanderol dengan harga Rp385.000.
Brokat
Kain dengan karakteristik benang metalik yang rumit dan struktur yang berat membuat brokat menjadi kaku, gatal, dan sulit untuk digerakkan.
Brokat juga cenderung merupakan kain kelas berat, terutama jika terbuat dari sutra atau campuran sutra. Tenunan padat dan tambahan benang metalik menambah bobotnya.
Hal ini menjadikannya pilihan tepat untuk pakaian berstruktur yang membutuhkan tubuh, seperti gaun malam, jaket, atau gaya gamis formal. Namun, beratnya membuat tidak nyaman dipakai di iklim hangat.
Karakter brokat yang bisa menimbulkan rasa gatal ini juga dapat mengiritasi kulit sensitif, terlebih jika dipakai seharian di cuaca panas.
Untuk harga brokat per meter dimulai Rp25.000 hingga Rp250.000 per meter. Sementara harga gamis berbahan brokat umumnya dibanderol Rp150.000-Rp500.000.
Taffeta
Kain taffeta tidak dapat menutupi dengan baik dan membatasi pergerakan. Bisa juga terasa kasar di kulit sehingga kurang nyaman dipakai dalam waktu lama. Awalnya taffeta biasa digunakan untuk bahan gaun pengantin pada awalnya terbuat dari bahan sutra, tetapi kini sudah ada kain taffeta yang terbuat dari serat nilon dan rayon. Kain taffeta dikenal sebagai kain mewah dan high-end pakaian.
Sebenarnya istilah awal taffeta berasal dari Persia yang berarti memutar dan tenun. Proses produksi pembuatan kain ini pada awalnya menggunakan alat tenun manual, berjalan dengan perkembangan teknologi tekstil yang maju pesat, sejak 1990 kain taffeta sudah diproduksi dengan alat tenun mesin tepatnya di daerah Bangalor. Saat ini produk kain taffeta yang merajai pasar adalah produk dari Prancis, Italia, dan Inggris.
Ciri-ciri kan taffeta antara lain sedikit kaku, jika digesekan akan menghasilkan suara gemerisik dan memiliki kilau yang sangat khas. Kain taffeta pada umumnya hanya polos saja tetapi kain ini memiliki alur tenun yang terlihat jelas sehingga terlihat seperti motif. Untuk taffeta berbahan sutra (silk taffeta) memiliki kelebihan kain lebih lembut dan lebih berkilau dibanding dengan taffeta yang terbuat dari serat nilon atau rayon.
Perawatan kain taffeta bervariasi, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan. Untuk taffeta berbahan sutra (taffeta silk) disarankan dicuci dengan cara dry clean. Disamping itu, biasanya kain taffeta yang diaplikasikan pada gaun pesta maupun gaun pernikahan lebih baik dalam mencuci diserahkan ke tempat yang sudah professional.
Harga taffeta per meter dimulai Rp35.000 hingga Rp200.000, sementara harga gamis berbahan taffeta umumnya berkisar Rp265.000 hingga Rp750.000.
Organza
Kain organza biasanya terbuat dari serat yang ringan dan halus (seringkali sutra, poliester, atau nilon), yang memberikan kualitas transparan dan hampir halus. Ini sering digunakan berlapis-lapis atau di atas kain padat untuk menciptakan kedalaman atau efek mengambang. Kainnya memiliki kekakuan yang sangat terasa.
Kain dengan bahan organza sering kali memiliki kilau atau kilau halus, yang menambah sentuhan keanggunan dan kecanggihan pada pakaian. Kilauan ini berasal dari cara serat ditenun atau jenis serat yang digunakan. Kain ini juga sangat ringan, sehingga ideal untuk dilapisi tanpa menambah volume. Ini sering digunakan untuk overlay, trim, atau ruffles pada pakaian formal.
Di satu sisi, meski ringan dan tipis, organza bisa terasa gatal dan mengiritasi kulit. Harga kain organza per meter berkisar Rp25.000-Rp120.000 per meter, sementara gamis berbahan ini berkisar Rp125.000-Rp670.000.
Sutra Shantung
Sutra Shantung dikenal karena teksturnya yang tidak beraturan dan tidak rata, sering disebut sebagai "slub". Slub ini adalah bagian serat yang lebih tebal yang ditenun ke dalam kain, sehingga menimbulkan kesan agak kasar dan bergelombang. Tekstur ini membuat kain terlihat lebih alami dan kurang halus dibandingkan sutra lainnya.
Sutra shantung biasanya lebih berat dibandingkan jenis sutra lainnya seperti charmeuse atau sifon. Bobot sedang hingga berat ini memberikan bentuk dan struktur, sehingga cocok untuk pakaian yang lebih formal dan terstruktur seperti gaun malam, gaun pengantin.
Bahan ini dapat mempertahankan bentuknya dengan baik, yang menambah tampilan elegannya. Sayangnya, dikenal karena teksturnya yang kasar dan terasa kasar, sutra shantung lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan sutra lainnya, sehingga membuatnya tidak nyaman untuk dipakai dalam waktu lama.
Harga kain berbahan sutra shantung berkisar Rp150.000-Rp300.000 per meter, sedangkan Harga gamis berkisar Rp600.000-Rp1 juta.
Reporter magang: Thalita Dewanty