Jokowi Optimis ASEAN-India Punya Potensi Besar dalam Ekonomi Biru
Presiden Jokowi memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-20 ASEAN-India.
Presiden Jokowi memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-20 ASEAN-India.
Jokowi Optimis ASEAN-India Punya Potensi Besar dalam Ekonomi Biru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa ASEAN-India memiliki potensi kerja sama yang besar dalam ekonomi biru.
Dia menyebut potensi besar di Samudera Hindia menghubungkan 33 negara dengan 2,9 miliar jiwa dan seperlima GDP dunia di 2025.
Di mana, potensi kerja sama tersebut dapat didorong menuju ekonomi biru, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan.
"Saya sangat menghargai kehadiran Perdana Menteri Moudi (PM India) di tengah persiapan KTT G20. Kerjasama ASEAN dan India selama ini memang telah memberi manfaat nyata bagi rakyat," kata Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis (7/9).
Dia pun menekankan pentingnya menanggulangi kejahatan maritim. Ia mengatakan bahwa potensi besar itu dapat dimanfaatkan untuk mendorong kerjasama maritim.
"Selain itu, kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perampokan , penyelundupan manusia, narkoba dan juga illegal unregulated unreported fishing (IUUF)," jelasnya.
Merdeka.com
Untuk itu, Kepala Negara itu mengajak para pemimpin negara untuk terus menjaga stabilitas dan kedamaian kawasan supaya dapat menjadikan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
"Yang harus terus dijaga kedamaiannya dengan menghormati hukum internasional, mendorong habit of cooperation dan membangun arsitektur kawasan yang ekslusif," terang dia.
"Ini adalah kunci untuk mewujudkan kawasan yang mampu menjadi epicentrum of growth," lanjutnya.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan peta jalan mengenai Ekonomi Biru atau yang dikenal sebagai Blue Economy.
Peta jalan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara di ASEAN untuk memanfaatkan potensi nilai tambah maritim, namun tetap menjaga kelestariannya.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adiniggar Widyasanti mengatakan peta jalan Blue Economy ini sebagai prakarsa Indonesia agar negara-negara di ASEAN dapat keluar sebagai negara dengan status middle income trap.
"Banyak negara ASEAN yang terjebak dalam middle income. Banyak upaya yang dilakukan. Kita harus lebih inovatif dan strategis supaya bisa keluar dari middle income trap, jadi Blue Economy adalah program jangka panjang untuk ASEAN," ujar Amalia dalam konferensi pers peluncuran peta jalan Blue Economy di Belitung, Senin (3/7).
Amalia mengatakan, negara-negara di ASEAN menyadari masalah yang sama yaitu terjebak sebagai negara middle income dalam waktu yang sangat panjang.
Maka dari itu, mengingat potensi maritim ASEAN sangat besar, maka ini merupakan salah satu upaya yang dianggap strategis keluar dari middle income.
Dia juga menegaskan bahwa dampak dari Blue Economy, baru akan terlihat dalam jangka panjang. Sebab untuk mencapai stabilitas Blue Economy, perlu memiliki persamaan persepsi dan langkah antara negara-negara ASEAN.
"Ini bukan jangka pendek, targetnya blue economy framework untuk common understanding setelah itu tahap berikutnya kita akan mulai konkret pilot project next step kita akan membuat road map," ungkapnya.