Kadin: Lulusan Kuliah Jangan Hanya Fokus Jadi PNS, Bekali Diri dengan Kemampuan IT
Merdeka.com - Ketua Komite Tetap Bidang PPN Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rusmin Lawin meminta generasi muda lulusan kuliah untuk tidak hanya fokus menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Dia menyarankan, para kaum terpelajar untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini demi meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia agar menjadi negara maju.
"Jadi, jangan mau begitu kuliah sudah (lulus) mau jadi PNS, itu salah," katanya kepada awak media di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (30/5).
-
Kenapa Kemenkominfo gandeng generasi muda? Terkait dengan kampanye penurunan stunting, Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
-
Mengapa Kemenkominfo menggandeng generasi muda? Menurutnya tahun 2030 Indonesia diperkirakan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global yang mengandalkan sumber daya manusia berkualitas sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. 'Pada tahun tersebut kompetisi semakin ketat sehingga kita harus mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas,' katanya.
-
Kenapa digital skill penting bagi Kemnaker? 'Rendahnya digital skill menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang,' ucap Menaker Ida.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Kenapa digitalisasi penting bagi UMKM naik kelas? Bagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level. Bersaing dengan pebisnis dari daerah bahkan negara lain untuk berebut pasar yang lebih luas, dunia.
-
Bagaimana digitalisasi membantu UMKM naik kelas? Di tangan berinsting bisnis, digitalisasi telah mengubah cara meraup cuan. Tanpa harus punya toko fisik, semua bisa jadi penjual online. Asal punya gawai, ada akses internet, dan bubble wrap untuk pembungkus, transaksi jual beli barang atau jasa bisa berjalan. Uang masuk ke dalam kantong hanya dari sentuhan tangan.
Selain wirausahawan, dia juga meminta generasi muda untuk membekali diri dengan kemampuan informasi dan teknologi (IT). Hal ini demi meningkatkan daya saing kerja di era digitalisasi. "Pekerjaan (IT) akan bertambah, orang-orang IT akan lebih banyak, kita harus dorong agar anak anak muda masuk IT," ungkapnya.
Dia pun meminta pemerintah untuk terus meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia. Menurutnya, strategi tersebut sangat tepat untuk mewujudkan visi emas Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
"Kadin Indonesia sebagai mitra utama itu senantiasa mendukung, karena ini langkah yang baik bagaimana suatu kebijakan jangka panjang ataupun menengah itu disusun dari awal sudah melibatkan dunia usaha," pungkasnya.
Miris, Rasio Kewirausahaan di Indonesia Tertinggal dari Malaysia
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini kondisi eksisting rasio kewirausahaan nasional Indonesia hanya berkisar 3,47 persen. Angka ini lebih rendah dibanding negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Malaysia.
"Kondisi eksisting rasio kewirausahaan nasional, dimana saat ini hanya berkisar 3,47 persen, lebih rendah dibanding negara-negara ASEAN seperti Singapura 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia 4,74 persen," kata Teten Masduki dalam keterangannya, Kamis (8/4).
Padahal, untuk dikategorikan sebagai negara maju rasio kewirausahaan minimal berada di level 12 persen dari total populasi penduduk. Namun, rasio kewirausahaan di Indonesia baru mencapai 3,47 persen.
Untuk meningkatkan rasio kewirausahaan, Kemenkop UKM bersama stakeholders terkait terus menggalakkan program kewirausahaan. Khususnya, terhadap para generasi milenial.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaGibran Rakabuming Raka mengajak Ibu Nyai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia santri.
Baca SelengkapnyaGibran menitipkan pesan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengupayakan mata pelajaran AI dan coding di SD dan SMP.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian mendorong perubahan pola pikir (mindset) baru dalam hal digitalisasi pemerintahan.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Dimas, niatan awal pemerintah untuk meningkatkan persentase jumlah lulusan S2 dan S3 Indonesia melalui program LPDP sudah benar.
Baca SelengkapnyaHal ini penting dilakukan demi menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda di tengah era disrupsi teknologi.
Baca SelengkapnyaPAN memandang UMKM perlu lecutan atau penggerak agar dapat go digital.
Baca SelengkapnyaAlimudin mengatakan, pihaknya menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi yang kompeten di IKN.
Baca SelengkapnyaBeberapa fasilitas yang seharusnya ada di desa, seperti internet dan pelatihan.
Baca Selengkapnya