Kalah di Indonesia, Jepang tawarkan kereta cepat ke India
Merdeka.com - Setelah proposal kereta cepat Jepang ditolak untuk proyek Jakarta-Bandung oleh pemerintah, kini Jepang kembali menawarkan proyek dana lunak untuk membangun kereta cepat ke India. Nilai proyek tersebut diperkirakan mencapai USD 15 miliar atau sekitar Rp 208,68 triliun dengan bunga yang ditawarkan di bawah 1 persen.
Menurut berita yang dilansir dari Reuters, Jepang dipilih untuk melakukan kajian proyek kereta cepat sejauh 505 kilometer yang menyambungkan Mumbai dan Ahmedabad. Ahmedabad adalah kota komersial yang merupakan kampung halaman Perdana Menteri baru India Narendra Modi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa proyek tersebut memungkinkan secara finansial.
Untuk pembangunan dan pemasokan bahan bangunan akan dilakukan secara tender, namun pembiayaan proyek tersebut masih dipimpin oleh Jepang.
-
Mengapa Jepang memberikan insentif uang? Jepang, yang mengalami penurunan populasi signifikan setiap tahunnya, menemukan solusi dengan memberikan insentif uang tunai di beberapa daerah.
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
-
Apa keunggulan utama mobil Jepang? Mobil-mobil Jepang memiliki banyak penjelasan mengapa merek otomotif mereka begitu kuat dan mampu bersaing di seluruh dunia. Kualitas dan ketangguhan mobil-mobil Jepang telah terkenal.
-
Apa yang ditawarkan Jepang untuk para wisatawan? Ini karena Jepang menawarkan banyak sekali atraksi wisata di negaranya. Buat yang suka pop culture dan wisata belanja, bisa datang ke Akihabara, Harajuku, Shinjuku, Ginza, atau Odaiba. Sementara buat yang ingin kulineran, bisa datang ke Shinsaibashi dan Dotonbori di Osaka, Nishiki Market di Kyoto atau Asakusa Market di Tokyo.
-
Apa mobil termahal di dunia? Rolls-Royce Sweptail menjadi mobil termahal di dunia dan hanya diproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas.
-
Kenapa koin-koin China digunakan di Jepang? 'Orang Jepang membuat koin mereka sendiri hingga pertengahan abad ke-10, namun berhenti pada saat itu karena perubahan perekonomian dan kurangnya pasokan bijih tembaga,' kata Segal, dan terkadang koin China digunakan sebagai gantinya.
Bulan lalu, China memenangkan kontrak untuk melakukan kajian kereta cepat untuk jalur Delhi dan Mumbai. Proyek kereta sepanjang 1.200 kilometer tersebut diperkirakan akan menelan biaya dua kali lebih banyak dibanding jalur Mumbai-Ahmedabad. Namun, hingga saat ini belum ada tawaran untuk membiayai proyek kereta cepat jalur ini.
Keputusan Jepang untuk memberikan pembiayaan dengan bunga sangat rendah untuk program andalan Modi merupakan bagian dari program besar untuk menyingkirkan campur tangan China dalam pembangunan infrastruktur di Asia Selatan selama beberapa tahun terakhir.
"Terdapat beberapa penawaran untuk teknologi kereta cepat. Namun penawaran gabungan antara teknologi dan pembiayaan, kami hanya mendapatkan satu tawaran. Dan itu adalah Jepang," ujar A. K. Mital, Kepala Direksi Indian Railway seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (22/10).
Dua proyek tersebut adalah bagian dari jaringan kereta cepat "Diamond Qaudrilateral" yang akan membentang sepanjang 10.000 kilometer dan akan menyambungkan Delhi-Mumbai-Chenna-Kolkata.
Jepang diketahui telah menawarkan untuk memberikan pendanaan proyek Mumbai-Ahmedabad hingga 80 persen dengan kondisi India membeli 30 persen peralatan termasuk gerbong dan lokomotif dari perusahaan Jepang.
Japan's International cooperation Agency (JICA) yang memimpin survei studi kelayakan mengatakan bahwa waktu perjalanan antara Mumbai dan Ahmedabad akan bisa ditempuh selama dua jam saja, dibanding sebelumnya selama tujuh jam. Rute ini akan memerlukan 11 terowongan baru termasuk di bawah laut dekat dengan Mumbai.
"Hal yang membuat proyek ini rumit adalah pinjaman Jepang yang mengharuskan untuk memakai teknologi mereka. Seharusnya ada transfer teknologi," ujar Mital.
Hingga berita tersebut diterbitkan, Jepang menolak untuk berkomentar soal rincian proyek tersebut. "Laporan tersebut telah diserahkan kepada India, dan pemerintah India sekarang dalam proses membuat pertimbangannya," salah seorang juru bicara JICA mengatakan seperti yang dilansir dari Reuters.
Toshihiro Yamakoshi, salah satu kanselir untuk bidang ekonomi dari Kedutaan Jepang di India, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang sangat tertarik untuk bekerja sama dengan rekannya di India khususnya untuk proyek kereta cepat ini. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengungkapkan rincian dari kerja sama tersebut.
Seperti yang diketahui, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang terpilih untuk kedua kalinya meminta Menteri Perhubungan Keiichi Ishii untuk mengekspor teknologi sistem transportasi ke India dan Asia Tenggara.
Namun, proyek senilai USD 5 miliar untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung telah dimenangkan oleh China di mana China menawarkan pinjaman tersebut tanpa meminta jaminan. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT KCIC telah menerima pinjaman sebesar USD4,55 miliar yakni sekitar Rp69,33 triliun dari China Development Bank milik pemerintah.
Baca SelengkapnyaPinjaman senilai Rp7 triliun dari CDB telah dicairkan ke PT KAI.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaCapaian volume ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi kereta cepat.
Baca SelengkapnyaMerek otomotif asal China makin ekspansif ke Indonesia. Tahun ini BYD masuk, setelah merek GWM, Neta, Chery masuk ke Indonesia dalam 2 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memastikan cost overrun atau pembengkakan biaya pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah tertutupi.
Baca SelengkapnyaPada pembangunan fase tersebut akan dibangun lintas MRT Jakarta dari Medansatria hingga Tomang sepanjang 24,5 kilometer.
Baca SelengkapnyaDana ini akan digunakan untuk pengadaan 19 rangkaian kereta atau trainset untuk operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan uji coba operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9).
Baca SelengkapnyaIndonesia bersaing ketat dengan Thailand di industri otomotif. Dalam sektor produksi, Indonesia masih kalan dibandingkan Thailand.
Baca Selengkapnya3 trainset KRL impor baru ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2024-2025.
Baca Selengkapnya