Ketahanan pangan, SBY dorong kerja sama global
Merdeka.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyadari bahwa Indonesia masih menghadapi persoalan ketahanan pangan. Persoalan yang juga tengah dihadapi dunia.
Untuk itu, perlu kerja sama global guna meningkatkan ketahanan pangan. "Populasi dunia saat ini menjadi 7,2 miliar akan naik menjadi 10 miliar. Pertumbuhan masyarakat ini disumbang oleh negara yang memiliki pendapatan menengah dan rendah. Ini jelas tak hanya mengubah kuantitas tapi juga kualitas,"ujar SBY saat konferensi internasional bertajuk "Feeding The Zone", Jakarta, Sabtu (14/5).
Dalam konferensi tersebut, SBY juga tak lupa menceritakan keberhasilannya memimpin Indonesia. Menurutnya, ekonomi Indonesia tumbuh membaik di dua periode kepemimpinannya.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Mengapa jumlah penduduk bumi meningkat? Setelah pertanian ditemukan antara 15.000 dan 10.000 tahun lalu, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta orang di Bumi, butuh 1.500 tahun populasi dunia naik dua kali lipat.
-
Siapa yang diprediksi akan menggantikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak? Dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2045 sebanyak 342 juta jiwa, maka posisi Indonesia bisa terancam digantikan oleh Nigeria dan Pakistan.
-
Kapan populasi dunia naik dua kali lipat? Pada abad ke-19, butuh sekitar 130 tahun untuk menaikkan populasi dunia menjadi dua kali lipat.
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
"Saat saya menjadi presiden, pemerintah bisa mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, untuk memfasilitasi lapangan kerja bagi para pencari kerja baru, dan menyediakan ketahanan pangan di negara dengan populasi yang cukup tinggi,"
Atas dasar itulah, SBY berharap Jokowi Widodo selaku penerusnya bisa melanjutkan kesuksesan pernah diraih pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, beberapa kendala yang dihadapi pemerintahan Jokowi saat ini adalah kemerosotan harga minyak dunia dan perlambatan ekonomi China, notabene mitra dagang utama Indonesia, dan ketersediaan pangan.
"Kita berharap Presiden Jokowi, suksesor saya, sukses mencapai apa yang sudah dia mulai," katanya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar 300.000 tahun lalu, di awal kemunculan Homo sapiens, Bumi hanya dihuni antara 100 dan 10.000 manusia.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaKrisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini IPB dapat membuat rencana strategis untuk menyelesaikan krisis pangan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenjaga ketahanan pangan telah menjadi janji Presiden Prabowo Subianto di masa jabatannya.
Baca SelengkapnyaBerbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.
Baca SelengkapnyaSYL berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara
Baca Selengkapnya"Kita harus fokus ke produksi dalam negeri. Ini waktunya kita lakukan peningkatan produksi. Apalagi kurs dolar saat ini sedang tinggi," kata Kepala Bapanas.
Baca SelengkapnyaLaju pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir sedikit lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia memiliki sekitar 37.000 hingga 38.000 penyuluh yang tersebar di berbagai daerah.
Baca Selengkapnya