Kisah Pendiri Mixue dengan Modal Rp6,5 Juta, Usia Masih 21 Tahun dan Kini Punya 32.000 Gerai Franchise
Dia adalah Zhang Hongchao, pendiri Mixue yang mendapatkan inspirasi saat dia bekerja paruh waktu dulu.
Mixue hadir pertama kali di Indonesia sejak 2020. Gerai pertamanya berada di Kota Bandung, tepatnya di Cihampelas Walk
Kisah Pendiri Mixue dengan Modal Rp6,5 Juta, Usia Masih 21 Tahun dan Kini Punya 32.000 Gerai Franchise
Kisah Pendiri Mixue dengan Modal Rp6,5 Juta, Usia Masih 21 Tahun dan Kini Punya 32.000 Gerai Franchise
Mixue saat ini menjadi salah satu brand es krim dan minuman berasal dari China cukup laris di Indonesia. Produk minuman dan es yang identik dengan logo snowman asal China ini terkenal karena memiliki harga terjangkau.
Mixue hadir pertama kali di Indonesia sejak 2020. Gerai pertamanya berada di Kota Bandung, tepatnya di Cihampelas Walk. Sejak ekspansinya ke Indonesia, kini gerai Mixue sudah tersebar di berbagai wilayah.
Namun, siapa sebenarnya pendiri Mixue?
Dia adalah Zhang Hongchao, pendiri Mixue yang mendapatkan inspirasi saat dia bekerja paruh waktu dulu.
Mengutip laman Forbes, di musim panas tahun 1997, Hongchao mendapat pekerjaan paruh waktu di sebuah gerai minuman.
Dia merupakan seorang mahasiwa dari Perguruan Tinggi Ekonomi dan Keuangan Henan, yang sekarang dikenal sebagai Universitas Ekonomi dan Hukum Henan.
Kala itu sedang ramai gerai yang menjual es serut dengan mesin is buatan tangan sendiri di Shangqiu. Hingga terbesit ide di kepala Hongchao untuk membuat gerai serupa di Zhengzhou, China.
Hongchao yang saat itu berusia 21 tahun, memberanikan diri mememinjam uang ke neneknya sebesar 3.000 yuan atau sekitar Rp6,5 juta untuk membuka gerai es serut.
Namun, gerai pertamanya gagal, bahkan ketika musim dingin tiba dia harus menjual jeruk mandarin agar mendapat uang tambahan.
Lalu pada 1999, Hongchao membuka gerai keduanya dengan nama Mixue Bingcheng, yang berarti istana salju yang manis. Dengan produk barunya, aneka minuman manis dan es krim yang lembut.
Seiring berjalannya waktu, bisnisnya berkembang pesat. Dia menjual es krim, minuman bubble tea, limun, dan kopi yang dibandrol dengan harga 3 sen hingga USD1 atau sekitar Rp467-Rp15.000.
Harga yang sangat jauh dengan Nayuki, gerai minuman bubble tea lain yang menjual produknya sekitar USD3,80 setara dengan Rp59.000.
Siapa sangka, gerainya mendapat julukan 'Pinduoduo of bubble tea' terinspirasi dari paltform diskon bernama Pinduoduo, karena menjual produk dengan harga yang sangat murah.
Kemudian, pada tahun 2007, adik laki-lakinya yang bernama Hongfu, bergabung ke perusahaan kakaknya untuk mengadakan standarisasi operasi dan manajemen, Hongfu kini menjadi CEO Mixue.
Mereka mengatakan, mereka bisa mempertahankan produk dengan harga murah karena pendapatan dan keuntungannya dari penjualan perlengkapan seperti peralatan dapur dan bahan makanan kepada franchise.
Mixue memiliki 84 gerai paten yang mengoperasikan pabriknya sendiri. Pabriknya, menjual segala sesuatu mulai dari peralatan dapur hingga bahan-bahan termasuk sirup, susu, teh, kopi dan buah untuk para franchise.
Kini, Mixue menjadi salah satu operator franchise terbesar didunia yang amat sangat sukses. Dua bersaudara ini sekarang memiki 36.000 gerai mixue Bincheng.
Hampir 32.000 gerai franchisenya berada di China dan 4.000 gerai lainnya di negara sebagian besar Asia di antaranya ada di Vietnam, Kanada, Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.
Pada sembilan bulan pertama 2023, Mixue menjadi penjual minuman terbesar kedua, gerai-gerainya menjual 5,8 miliar minuman di seluruh dunia.
Forbes konservatif memperkirakan pendapatan dan laba bersih dari perusahaan mixue, mencapai 46 persen-48 persen di tahun 2023. Diperkirakan kekayaan bersih Hongchao dan Hongfu mencapai USD 1,2 miliar setara dengan Rp18,69 triliun.
Keluarga Zhang adalah orang-orang terkenal dikalangan milenial dan Gen Z di Asia dan AS yang memperoleh kekayaan dari bubble tea.