KOTRA jadi pintu masuk perusahaan Korea yang berinvestasi di Indonesia
Merdeka.com - Korea Selatan merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia. Perusahaan-perusahaan Korea itu bisa berinvestasi ke Indonesia, tak lepas dari bantuan promosi yang dilakukan KOTRA (Korea Trade-Investment Promotion Agency).
KOTRA merupakan badan promosi perdagangan investasi di bawah naungan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea. Perannya membantu perusahaan-perusahaan Korea yang akan berinvestasi di Indonesia.
Di Korea, KOTRA berdiri sejak 1964 dan dua tahun kemudian membuka kantor perwakilan di Indonesia, tepatnya di Jakarta menyusul Surabaya. Meski saat itu baru berdiri, namun KOTRA sudah melihat potensi Indonesia.
-
Siapa yang mempromosikan pariwisata Indonesia di Korea Selatan? Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto telah melakukan diskusi dengan Dita Karang, WNI personil K-Pop Band Secret Number, dan Anushka Sen, aktris ternama India dalam rangka mempromosikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Kenapa Kutai Timur terbuka untuk investor? 'Kami masih sangat terbuka dan siap berkolaborasi (dengan investor),' kata Nurullah beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana Kemendag meningkatkan kerja sama dengan Korea? Selain itu, dalam meningkatkan kerja sama, Korea menawarkan kerja sama di beberapa sektor, yaitu digitalisasi, ekonomi hijau, dan rantai pasok,“ pungkas Jerry.
-
Mengapa kerjasama QRIS antara Indonesia dan Korea Selatan penting? BI menjelaskan kerjasama ini akan memungkinkan pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia bertransaksi dengan QR Code pembayaran Korea Selatan yang akan ditentukan oleh BoK. Hal ini diharapkan dapat memfasilitasi perjalanan dan transaksi para wisatawan serta pelaku bisnis antara kedua negara tanpa perlu melalui proses penukaran uang di tempat penukaran uang atau money changer.
"Indonesia memiliki potensi mulai dari tenaga kerja sampai sumber daya alam (SDA) yang besar. KOTRA melihat Indonesia merupakan salah satu pasar penting untuk berinvestasi. Kami juga ingin memajukan Indonesia" kata Direktur KOTRA, Kim Byungsam dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat 29 Desember 2017.
Sejak KOTRA berdiri di Tanah Air dan hingga saat ini, sudah ada sekitar 2.200 perusahaan Korea yang berinvestasi di Indonesia. Kim Byungsam mengungkapkan, ribuan perusahaan itu bergerak di berbagai bidang, mulai dari manufaktur, distributor, dan perbankan.
Peran KOTRA cukup diperhitungkan karena badan promosi Korea ini lebih dulu memberi gambaran pada para calon investor tentang situasi perekonomian di Indonesia. Dengan begitu, para calon investor bisa memegang modal apa saja yang dibutuhkan untuk berinvestasi.
"Selain itu kami juga memberitahu prosedur investasi di Indonesia dan pihak mana saja yang harus dihubungi. Meski membantu promosi, tapi KOTRA tak mengambil keuntungan materi dari investor, karena kami adalah badan non profit," jelas Kim Byungsam.
Kurang Daya TarikKim Byungsam mengatakan meski memiliki potensi yang besar, namun Indonesia masih memiliki nilai minus. Salah satunya terkait insentif atau keuntungan yang diberikan untuk investor.
Berbeda dengan negara lain yang memberikan insentif bagi para investor asing. Pemerintah Indonesia memperlakukan para investor asing sama seperti perusahaan dalam negeri.
Selain itu juga terkait dengan prosedur perizinan tinggal para investor asing seperti KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) yang harus diperbarui setiap setahun sekali dan pemeriksaan imigrasi yang tiba-tiba.
Hal tersebut ternyata dinilai memengaruhi calon investor urung mendirikan perusahaan atau menanamkan modal di Indonesia.
Mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi para investor asing ini, KOTRA berharap pemerintah Indonesia bisa lebih memperhatikan hal tersebut dan membuat kebijakan yang memudahkan para investor dan para pengusaha asing untuk berbisnis di Indonesia.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 100 pelaku UMKM berpartisipasi untuk memperkenalkan produk mereka kepada para merchandiser.
Baca SelengkapnyaDari sisi pariwisata, sebanyak 347.185 orang dari Korea Selatan berkunjung ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahkan, dalam waktu dekat perusahaan gas kaca tersebut berencana untuk menambah investasi hingga Rp8 triliun.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan meminta dukungan Indonesia sebagai Tuan Rumah APEC 2025. Selain itu, Korea Selatan juga akan melakukan diseminasi IK-CEPA pada 2025.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaLangkah ini untuk menarik investor baik dari negara anggota ASEAN maupun negara lainnya untuk masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga terus mendorong perluasan pembangunan infrastruktur digital lainnya.
Baca SelengkapnyaLebih dari 10 ribu orang mengisi survei agar makanan dan minuman Korea dapat segera masuk ke pasar Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanyaknya investor menunjukkan bahwa IKN memang tempat menarik bagi pengusaha lokal maupun asing untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaKerjasama ini bertujuan untuk membuka koridor investasi antara Korea dan Asia Tenggara
Baca SelengkapnyaJumlah wisatawan Indonesia di Korea Lebih banyak dibandingkan wisatawan Thailand.
Baca SelengkapnyaMenteri investasi bahlil Lahadalia mengklaim sejumlah perusahaan asing siap berinvestasi di IKN.
Baca Selengkapnya