Lembaga Riset Hingga Akademisi Dilibatkan untuk Cari Inovasi di Industri Pupuk Hadapi Perubahan Iklim
Terobosan inovatif diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi dalam industri pupuk secara global.
Partisipasi masyarakat terutama dari perguruan tinggi, kalangan profesional, lembaga riset, dan startup sangat tinggi dalam melahirkan inovasi-inovasi baru di industri pupuk.
Lembaga Riset Hingga Akademisi Dilibatkan untuk Cari Inovasi di Industri Pupuk Hadapi Perubahan Iklim
PT Pupuk Indonesia (persero) terus berupaya untuk mendorong lahirnya berbagai terobosan inovatif untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi dalam industri pupuk secara global.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, partisipasi masyarakat terutama dari perguruan tinggi, kalangan profesional, lembaga riset, dan startup sangat tinggi dalam melahirkan inovasi-inovasi baru di industri pupuk.
Salah satunya dengan bergabung bersama di FertInnovation Challenge 2023.
"Melalui ajang FertInnovation Challenge 2023 ini kita harapkan munculnya inovasi-inovasi yang baru. Dan tentunya kita tidak mungkin melakukan riset sendirian, karena itu banyak sekali potensi-potensi yang ada di Indonesia dan layak untuk diajak berkolaborasi agar dapat mengakselerasi inovasi-inovasi yang ada di Pupuk Indonesia," kata Rahmad.
FertInnovation Challenge 2023 dihadirkan untuk menjawab berbagai tantangan baru bagi industri pupuk dan pertanian di Indonesia dari adanya fenomena perubahan iklim dan ketidakstabilan rantai pasok global.
Dalam upaya menghadapi berbagai tantangan, Pupuk Indonesia menyadari pentingnya untuk terus mendorong inovasi dan kolaborasi berkelanjutan dengan berbagai pihak, terutama dengan memperkuat kolaborasi Penta Helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, masyarakat, dan media agar dapat terus memberdayakan industri pupuk dan petrokimia Tanah Air.
FertInnovation Challenge 2023, telah menjadi ajang kompetisi nasional sejak 2016. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh kalangan eksternal dan pada tahun 2023 berhasil menarik 385 tim inovasi yang terlibat.
Di mana pada ajang ini terdapat hampir 1000 registrasi dari seluruh Indonesia yang terdiri dari profesional, akademisi, dan stratup.
Kompetisi ini memfokuskan pada empat kategori utama, yaitu Enhanced Efficiency fertilizer, Sustainable Fertilizer Industry, Precision Agriculture Technology, dan Agri Challenge.
Dari ratusan karya yang masuk, FertInnovation Challenge 2023 telah berhasil menentukan 5 pemenang dari setiap kategori dan juga terdapat penghargaan Best Innovation bagi setiap kategori.
Pada ajang FertInnovation Challenge 2023 ini, ratusan inovator berlomba-lomba menghadirkan inovasi berkelanjutan. Seperti inovasi yang digagas oleh Ditya Garda Nugraha, seorang mahasiswa yang berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Ditya memperkenalkan robot berbasis machine learning yang berpotensi dapat mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi pemupukan di lahan perkebunan sawit.
Inovasi ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan industri kelapa sawit dengan menggunakan teknologi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar serta mewujudkan era smart farming 4.0. Prototype inovasi ini telah melalui tes uji pasar dan mendapatkan respon yang positif.