Harga Pupuk Naik Rp1.000 Produksi Padi Bisa Anjlok 5 Juta Ton, Begini Penjelasannya
PT Pupuk Indonesia menyumbang 62 persen dari produktivitas pertanian nasional.
Ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan negara. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, yang menekankan bahwa ketahanan pangan dan energi adalah dua elemen yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam diskusi Risk & Governance Summit 2024 di InterContimental Jakarta Pondok Indah, Selasa (26/11), Rahmad menguraikan peran besar PT Pupuk Indonesia dalam mendukung produktivitas pertanian nasional dan strategi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan di sektor ini.
Sebagai perusahaan yang memproduksi 14,5 juta ton pupuk setiap tahun, PT Pupuk Indonesia menyumbang 62 persen dari produktivitas pertanian nasional.
Menurut Rahmad, Ketahanan pangan tidak mungkin tercapai tanpa kontribusi pupuk. Ia juga menggarisbawahi pentingnya aksesibilitas dan keterjangkauan pupuk bagi para petani.
Namun, tantangan harga energi yang memengaruhi biaya produksi pupuk menjadi isu besar.
Setiap kenaikan Rp1.000 pada harga pupuk dapat menurunkan penggunaan hingga 13 persen yang berpotensi mengurangi produksi padi sebesar 5 juta ton gabah kering.
Teknologi Digitalisasi untuk Produktivitas
Untuk menjawab tantangan tersebut, PT Pupuk Indonesia memanfaatkan teknologi digital, seperti sistem geospatial dan precision farming. Sistem ini memungkinkan perusahaan memantau setiap titik distribusi pupuk dari pabrik hingga diterima oleh petani.
Dengan data geospatial di delapan provinsi utama, PT Pupuk Indonesia dapat merancang kebutuhan pupuk berdasarkan jenis tanaman dan lokasi spesifik, sehingga mendukung efisiensi distribusi.
Precision farming menjadi inovasi kunci untuk meningkatkan produktivitas. Dengan kombinasi data dari sistem digital dan alat modern seperti drone, perusahaan dapat memberikan rekomendasi tepat guna kepada petani.
Sistem ini tidak hanya memastikan pasokan pupuk tersedia pada waktu yang tepat, tetapi juga mendukung keberlanjutan dan efisiensi dalam sektor pertanian.
Tantangan dan Komitmen
Rahmad mengakui bahwa setiap inovasi menghadapi resistensi. Digitalisasi dalam distribusi pupuk, misalnya, telah memotong mata rantai yang sebelumnya diandalkan oleh pihak tertentu.
Namun, ia menegaskan bahwa keberanian untuk melangkah ke arah yang benar adalah demi kepentingan strategis negara.
"Lebih baik saya didemo oleh pihak yang tidak suka dengan perubahan ini daripada ketahanan pangan negara terganggu," ujar Rahmad, Selasa (26/11).
Presiden Prabowo juga telah menekankan pentingnya petani mendapatkan pupuk secara langsung. Melalui komitmen ini, PT Pupuk Indonesia berperan aktif dalam mendukung visi presiden untuk ketahanan pangan nasional demi mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Reporter Magang: Thalita Dewanty